menyatakan strategi inquiry sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran
utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah 1 keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; 2 keterarahan kegiatan secara
logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; 3 mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan pada proses inquiry.
22
Menurut Alberta pembelajaran inquiry adalah sebuah proses dimana siswa mengembangkan belajar mereka, merumuskan pertanyaan, menyelidiki,
dan kemudian membangun pengetahuan baru yang berupa pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan baru bagi siswa
dan memungkinkan untuk mengajukan suatu pertanyaan, untuk dicari penyelesaiannya.
23
Dalam suatu penelitian didapat bahwa penggunaan pembelajaran inquiry dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif,
bersungguh-sungguh, dan lebih percaya diri. Jadi pembelajaran inquiry merupakan suatu pembelajaran yang diawali dengan suatu keadaan atau
masalah yang menimbulkan suatu pertanyaan sehingga mendorong siswa untuk mencari solusi atau pemecahannya melalui proses ilmiah.
5. Karakteristik Pembelajaran Inquiry
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama pembelajaran inquiry. Pertama, pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti
dari materi pelajaran itu sendiri.
22
Trianto. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif; Konsep, Landasan, dan Implementasi pada KTSP, h. 166
23
Alberta Learning Center. Focus on Inquiry: a teacher’s guide to implementing inquiry based
learning. Canada:
2004 tersedia:
httpwww. Learning.gov.ab.cak_12curriculumbysubjectfocus on inquiry.pdf 22 juni 2010, h. 1
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri self esteem. Dengan demikian, strategi pembelajaran inquiry menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam
menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inquiry.
Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inquiry siswa tak
hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang
hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal; namun sebaliknya, siswa akan dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui strategi inquiry adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
rasa ingin tahu mereka.
24
Menurut Hinrichsen dan Jarrett dalam Zulfiani, menyatakan empat karakter inquiry, yaitu:
a. Koneksi Pada tahap ini:
24
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . h. 197
1 Siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi dengan konsep komunitas sains.
2 Dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena. 3 Guru mendorong untuk
mendiskusikan dan menjelaskan
pemahaman mereka bagaimana
suatu fenomena bekerja, menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan
hubungan dengan literatur. 4 Proses koneksi melalui: konsiliasi, pertanyaan, dan observasi.
b. Desain Pada tahap ini:
1 Proses melalui prosedur-materi. 2 Siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang bermakna
yang ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi integrasi konsep sains dengan proses sains.
3 Siswa berperan aktif mendiskusikan prosedur, persiapan materi, menentukan variabel kontrol, dan pengukuran.
4 Guru memantau ketepatan aktivitas siswa. c. Investigasi
Pada tahap ini: 1 Proses melalui koleksi dan mempresentasikan data.
2 Siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi data dalam cara yang logis dan bermakna, dan memperjelas hasil
penyelidikan. d. Membangun Pengetahuan
Pada tahap ini: 1 Proses melalui refleksi-konstruksi-prediksi.
2 Konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi arti yang lebih bermakna dan mampu berpikir kritis. Ia harus
menghubungkan antara interpretasi data dengan interpretasi ilmiah yang diterima.
3 Siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya pada situasi baru yang mengembangkan inferensi, generalisasi, dan prediksi.
4 Guru melakukan sharing pemahaman siswa.
25
Alberta menyatakan
bahwa pembelajaran
inquiry memberikan
kesempatan kepada siswa untuk: a. Mengembangkan keterampilan mereka yang akan dibutuhkan pada seluruh
kehidupan mereka. b. Belajar mengatasi bagaimana mengatasi masalah yang mungkin tidak
memiliki solusi yang pasti. c. Menghadapi perubahan dan keraguan untuk dapat memahami.
d. Membuat suatu penelitian untuk menemukan solusi, sekarang dan yang akan datang.
26
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inquiry bagi siswa adalah:
a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi;
b. Inquiry berfokus pada hipotesis, dan c. Penggunaan fakta sebagai evidensi informasi, fakta
Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut:
a. Motivator, memberikan rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir.
b. Fasilitator, menunjukan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan. c. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
d. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas. e. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
g. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
25
Zulfiani, Inkuiri dalam Pendidikan IPA, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran; Matematika dan Sains Dasar, Sebuah Antologi, Jakarta: IAIN Indonesia Social
Equity Project, 2007 h. 18
26
Alberta. Focus on Inquiry. h. 3
Pembelajaran inkuri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah. Strategi pembelajaran inkuri ini akan
efektif manakala: a. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari
suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam strategi inquiry penguasaan materi pembelajaran bukan sebagai tujuan
utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu
pembuktian. c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu. d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata
memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inquiry akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki
kemampuan untuk berpikir. e. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan oleh guru. f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan
yang berpusat pada siswa.
27
Selama pelaksanaan pembelajaran inquiry, guru dapat mengajukan suatu pertanyaan atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan mereka sendiri, yang dapat bersifat open-ended, memberi peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan mereka sendiri dan
menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri, dan mengantarkan pada lebih banyak pertanyaan lain.
Pembelajaran inquiry melibatkan siswa untuk berkomunikasi yang berarti tersedia suatu ruang, peluang, dan tenaga bagi siswa untuk
27
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h. 198
mengajukan pertanyaan dan pandangan yang logis, objektif, dan bermakna, serta untuk melaporkan hasil-hasil kerja mereka. Pembelajaran
inquiry memungkinkan guru belajar tentang siapakah siswa mereka, apa yang siswa ketahui, dan bagaimana pikiran siswa bekerja, sehingga guru
dapat menjadi fasilitator yang lebih efektif berkat adanya pemahaman guru mengenai siswa mereka.
Dalam pembelajaran sains, guru diharapkan memiliki filosofi inquiry, sehingga akan lebih berperilaku sebagai fasilitator pembelajaran,
sedangkan siswa ditempatkan sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu inquiry merupakan filosofi utama dalam proses pembelajaran sains.
Namun demikian, dalam pembelajaran sains perlu juga digunakan metode pembelajaran lainnya.
6. Prinsip-prinsip Penggunaan Pembelajaran Inquiry