Tanggap terhadap orientasi matahari
Pengembangan terhadap lapisan dinding luar dari dalam ke luar lingkungan, menghadapkan kita kepada ruang transisi yang membawa udara sehingga
menghasilkan berbagai jenis desain dinding. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menghasilkan berbagai dinding luar dengan kulit yang berbeda tergantung
pada orientasi matahari.
Dari berbagai prinsip di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai bahan acuan untuk perencanaan Green Architecture yaitu :
Manusia sebagai tokoh sentral dalam proses perencanaan bangunan sehingga
diperlukan kajian terhadap aktifitas manusia sebagai pemakai bangunan tersebut. Hal ini meliputi berbagai macam aktifitas, sosial budaya serta tradisi yang akan
berorientasi terhadap penyadaran lingkungan.
Potensi lingkungan alamiah yang berbeda di setiap daerah mengharuskan adanya penelitian sebelum pembangunan. Penelitian berupa iklm, kondisi tanah, vegetasi
serta potensi sumber daya alam setempat, terutama sumber daya yang terbaharui yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan arsitektural.
Membuat bangunan yang hemat energi sehingga tidak adanya energi yang terbuang
percuma, baik dalam proses pembangunan sampai kepada operasional bangunan itu sendiri.
Orientasi utama terhadap keselamatan lingkungan tidak menyebakan dalam proses
desain akan kehilangan estetika dari bangunan itu sendiri. Penggabungan akan keindahan alam serta kebebasan berekspresi menjadi salah satu poin penting dalam
penerapan prinsip ini.
3.3 Interpretasi Tema
Hal yang dapat dilakukan menuju Green Architecture adalah sebagai berikut : 1.
Pertapakan Dalam melakukan penentuan pertapakan Green Arcitecture berusaha untuk
menyelaraskan massa dan citra visual bangunan dengan tapaknya dan seminimal mungkin mengeluarkan energi untuk mengubah tapak yang akan diolah.
2. Pencahayaan Alami
Pemanfaatan potensi matahari di siang hari digunakan untuk menghemat energi.
Universitas Sumatera Utara
3. Pencahayaan buatan dan sistem HVAC yang hemat energi
Penggunaan bangunan pada malam hari serta untuk kasus bangunan tertentu tetap dibutuhkan pencahayaan buatan dan sistem pengkondisian udara buatan.
Pendekatan dalam konsep ini adalah pengunaan sistem lampu dan HVAC yang hemat energi.
4. Pemanfaatan sumber daya alam alternatif
Penggunaan sumber daya yang ada harus digunakan seefisien mungkin. Hal ini dapat diimplementasikan dalam pengunaan material bangunan yang dapat didaur
ulang, alami dan dapat diperbaharui. Penggunaan material seperti itu merupakan bagian dari tanggung jawab dan disiplin lingkungan.
5. Insulasi thermal selubung bangunan dan pengudaraan alami
Penggunaan material bangunan yang tanggap terhadap iklim serta desain massa bangunan dan ruang dengan pertimbangan iklim.
6. Pemanfaatan kondisi iklim sebagai sumber energi
Pemanfaatan sumber energi yang ada menghasikkan inovasi baru dalam penggunaan material bangunan, seperti photovoltaic material. Pemanfaatan
matahari dan angin untuk pengudaraan alami dan pemanasan juga menghasilkan bangunan berteknologi khas lingkungan.
7. Pengelolaan limbah
Sistem pengelolaan limbah dalam operasional bangunan Green Architecture benar- benar diupayakan untuk tidak mencemari lingkungan. Proses ini dikenal dengan 3R
yaitu Reuse, Reduce dan Recycle. Misalnya air limbah hasil buangan bangunan dapat diolah kembali untuk keperluan taman. Pengolahan air sungai sehingga dapat
digunakan untuk keperluan lain.
3.4 Sifat Bangunan
Konsep Green Architecture mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alas an
lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site. Penggunaan material yang dapat didaurulang juga mendukung konsep arsitektur hijau,
sehingga penggunaan material dapat dihemat. a.
Berkelanjutan Yang berarti bangunan dengan konsep green architecture tetap bertahan dan
berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan
Universitas Sumatera Utara
alam tanpa adanya perubahan- perubahan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
b. Ramah Lingkungan
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak ramah terhadap lingkungan.
Ramah lingkungan di sini maksudnya adalah tidak hanya dalam perusakan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, bangunan dengan konsep ini mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek- aspek pendukung
lainnya.
c. Bangunan dengan Performa Tinggi
Bangunan dengan konsep Green Architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah penting dengan sifat yang telah disebutkan di atas. Sifat ini yaitu
bangunan dengan performa tinggi. Hal ini diperlukan untuk meminimalisasikan penggunaan energi dengan memanfaatkan energi dari alam dan dengan dengan
dipadukan teknologi modern. Contohnya : penggunaan panel surya solar cell untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga
listrik, penggunaan material yang dapat didaur ulang, dan sebagainya. Gambar 3.1 Skematik Pemanfaatan air pada lokasi
Sumber : putu whidiari, 2009
Universitas Sumatera Utara
3.5 Keterkaitan Tema dengan Judul