Air tersebut kemudian disaring dan dapat dipakai lagi untuk air di kolam renang.
c. Sistem Penampungan Air Hujan
Sistem pembuangan air hujan yang dialirkan dari atap melalui talang horizontal kemudian ditampung dalam bak penampungan di dalam tanah, kemudia air
difilter untuk dialirkan pada penggunaan toilet serta untuk menyiram tanaman di sekitar bangunan.
4.4.4 Sistem Air Kotor
Mengingat bangunan dari proyek ini adalah bangunan dengan fungsi kolam yang menghasilkan banyak air kotor, maka air kotor dan kotoran dibuang pada septictank
dan sumur resapan yang terletak pada 4 empat tempat di dekat bangunan.
Air Kotor Air kotor ini berasal dari air buangan dari wastafel, urinoir serta shower. Air kotor
yang ada disalurkan ke perangkap lemak yang akan disaring kemudian airnya dialirkan ke sumur resapan.
Air Kotor dari Kolam
Air kotor yang berasal kolam, keluar dari air menuju ke saringan di sekitar kolam. Dari saringan ini, air kotor dibawa ke tandon penampungan air kemudian air
Air Hujan jatuh ke
kolam Overflow
Ruang pompa
Kolam renang
Gambar 4.26 Skema sistem air hujan pada kolam
Gambar 4.27 Skema Penyaluran Air Kotor C i
Air Kotor Perangkap Lemak
Sumur Resapan Air Hujan
Talang Air Bak
Penampun g + Filter
Toilet , Keran
Penyiram Gambar 4.25 Skema Sistem Air Hujan
pada bangunan
Universitas Sumatera Utara
disaring ke filter, kemudian dipompa menuju ke blower baru setelah itu ke kolam lagi.
Skema Backwash Apabila air sudah tidak memungkinkan lagi untuk dipakai, disebakan karena
kotornya air dan sistem filter tidak dapat membersihkan air lagi, maka digunakan sistem ini untuk membuang air yang kotor tersebut.
4.4.5 Sistem Pengamanan terhadap Kebakaran
Proyek ini merupakan bangunan yang tidak terlalu memerlukan sistem pencegahan dan pemadaman yang terlalu kompleks, sehingga hanya menggunakan hidran halaman
dan Pemadam Api Ringan PAR. Selain hidran diperlukan tangga kebakaran karena tinggi bangunan 3 lantai dengan persyaratan tangga kebakaran yaitu jarak tangga
maksimal 25 m, dilengkapi dengan blower, lebar pintu kebakaran minimal 90 cm, terdapat pada daerah perkantoran, area rekreasi dan service.
Sumber air hidran berasal dari air tandon yang kemudian dipompa untuk dialirkan ke hidran masing- masing. PAR yang digunakan merupakan PAR yang menggunakan
bahan untuk bahaya kebakaran ringan dengan berat minimum 2 kg. Perletakan di dalam bangunan mengikuti ktentuan jangakaun 100 - 250 m2 dan jarak maksimal 20
– 25 m. 4.4.6 Sistem Pencahayaan
Over Filter
Air Kotor Sungai
Backwash
Gambar 4.29 Skema Pembersihan Air
Gambar 4.30 Skema Sirkulasi Hidran PDAM
Meteran Tandon
Pompa Hidran
kebakaran Gambar 4.28 Skema Penyaluran Air Turn Over
Sumber : pribadi Over
Air Kotor Tandon
Filter Pompa
Kolam Blower
Universitas Sumatera Utara
Sistem pencahayaan pada bangunan ini menggunakan dua sistem, yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami diusahakan
semaksimal mungkin dalam bangunan untuk menerapkan tema Green Archietcture. Pencahayaan alami dapat diusahakan dengan memberi bukaan pada bangunan berupa
jendela, pintu, dinding terbuka dan sebagainya. Pencahayaan buatan digunakan apabila ruangan tidak memungkinkan untuk pencahayaan buatan, serta membutuhkan
cahaya sepanjang hari. Pencahayaan digunakan untuk ruang tertutup seperti kantor, retail, ruang seminar dan sebagainya.
4.4.7 Sistem Pengkondisian Udara