Imbauan Pesan Tehnik Retorika

4 Perubahan sikap lebih sering terjadi jika gagasan yang dikehendaki atau yang diterima disajikan sebelum gagasan yang kurang dikehendaki. 5 Urutan pro-kon lebih efektif dari pada urutan kon-pro bila digunakan oleh sumber yang memiliki otoritas dan dihormati oleh khalayak. 6 Argumentasi yang terakhir didengar akan lebih efektif bila ada jangka waktu cukup lama di antara dua pesan, dan pengujian segera terjadi setelah pesan kedua. 26

3. Imbauan Pesan

Bila pesan-pesan kita dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain maka kita harus menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku komunikate. a. Imbauan rasional didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional yang baru bereaksi pada imbauan emosional, bila imbauan rasional tidak ada. b. Imbauan emosional menggunakan pernyataan-pernyataan atau bahasa yang menyentuh emosi komunikate. c. Imbauan takut menggunakan pesan yang mencemaskan, mengancam, atau meresahkan. 26 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, hlm. 298. d. Imbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate sesuatu yang mereka perlukan atau yang mereka inginkan. e. Imbauan motivasional menggunakan imbauan motif motive appeals yang menyentuh kondisi intern dalam diri manusia. 27

7. Tujuan dan Fungsi Retorika

a. Tujuan Retorika

Retorika sebagai ilmu yang berdiri sendiri yang berujuan menurut Aristoteles adalah persuasi. 28 Menurut Erwin P Bettinghaus 1973, persuasi merupakan usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan atau prilaku orang melalui transmisi pesan. 29 Aristoteles meyebutkan tiga cara untuk mempengaruhi orang lain: a. Ethos: anda harus bisa dan sanggup menunjukan pada khayalak bahwa anda memiliki pengetahuan yang luas dan status terhormat. b. Phatos: anda mampu meyentuh hati, khayalak perasaan, emosi, harapan, kebencian dan kasih sayang mereka. 27 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, hlm 299-301. 28 I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Sejarah Pengantar, hal. 63. 29 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, Jakarta Barat: PT Lasswell Visitama, Cet Pertama,, April 2010, hal. 90. c. Logos: anda harus meyakinkan khayalak dengan mengajukan bukti. Pada situasi ini anda harus mendekati khayalak melalui otak atau pola pikir mereka. 30 Secara massa retorika bertujuan sebagai berikut: a to inform, yaitu memberikan penerangan dan pengertian kepada massa, guna memberikan penerangan yang mampu menanamkan pengertian dengan sebaik- baiknya. b to convine, yaitu meyakinkan atau menginsafkan. c to inspire, yaitu menimbulkan inspirasi dengan teknik dan sistem penyampaian yang baik dan bijaksana. d to entertain, yaitu menggembirakan, menghibur atau menyenangkan dan memuaskan. e to ectuate to put into action, yaitu menggerakkan dan mengarahkan mereka untuk bertindak merealisir dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh orator di hadapan massa. 31

b. Fungsi Retorika

Menurut Plato, retorika berfungsi untuk memberikan kemampuan dalam menggunakan bahasa yang sempurna, dan 30 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, t.t, hal. 156. 31 T,A Lathief Rosydy, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi Dan Informasi, Medan: PT. Firma Rinbow, 1939, hal. 234-235. merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas. 32 I Gusti Ngurah Oka menjelaskan bahwa retorika adalah untuk: a. Menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam hubungan kegiatan bertutur kata, termasuk ke dalam gambaran ini antara lain gambaran proses kejiwaan ketika ia terdodong untuk bertutur ketika ia mengidantifikasi pokok persoalan dan retorika bertutur ditampilkan. b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang bisa diangkat menjadi topik tutur, misalkan gambaran tentang hakikat, struktur dan fungsi topik tutur. c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur misalkan dikemukakan tentang hakikat, struktur, bagian- bagian topik tutur. Bersama-sama dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di atas disiapkan pula bimbingan tentang: a Cara memiliki topik. b Cara-cara memandang dan menganalisi topik tutur untuk menentukan sasaran ulasan yang persuasif dan objektif. c Pemilihan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai. 32 Onong Uchana Effendi, Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditia Bakti, 2003, hal. 55. d Pemilihan materi bahasa serta peyusunan menjadi kalimat- kalimat yang padu, utuh, dan berfariasi. pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur dalam penampilan tutur kata. 33 Jika kita memahami fungsi retorika, maka akan sejalan dengan empat fungsi komunukasi yakni: 1 Mass Information untuk memberi dan menerima informasi kepada khayalak. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang dengan pengetahuan yang dimiliki. Tanpa komunikasi informasi tidak dapat disampaikan dan diterima. 2 Mass Educatian, yaitu memberi pendidikan. Fungsi ini dilakukan oleh guru kepada murid untuk meningkatkan pengetahuan atau oleh siapa saja yang memiliki keinginan untuk memberi pendidikan. 3 Mass Persuasion, yaitu untuk mempengaruhi. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang atau lembaga yang memberi dukungan. Dan ini biasa digunakan oleh orang yang bisnis, dengan cara mempengaruhi melalui iklan yang dibuat. 4 Mass Entertainment, yaitu untuk menghibur. Hal ini biasa digunakan oleh radio, televisi atau orang yang memiliki profesional menghibur. 34 33 I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Pengantar, hal. 65. 34 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, Cet. Ke-1, hal. 52.

8. Tehnik Retorika

Pembinaan teknik lebih diarahkan pada pembinaan teknik bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan bercerita. 35 Ada tiga prinsip pidato yaitu: a. Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khayalak kontak. b. Gunakan lambang-lambang audikif atau usahakan suara anda memberikan makna yang lebih baik kaya pada bahasa anda olah fokal. c. Berbicara dalam seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan, dan tubuh anda olah visual. 36 Penampilan wicara-tutur kata bisa dibagi dalam dua hal: a. Vokal a. Volume suara supaya ditentukan batas yang terkeras dan yang terendah dengan memperhatikan ruangan dan jumlah publik yang hadir. b. Artikulasi pengucapan masing-masing suku kata harus cukup jelas hindarkan suara sengauminirsumbang. c. Infleksion lagu pengucapan kalimat irama dan tekanan intonasi nada dan tempo tepat pada bagian yang dipentingkan. d. Pause istirahat secara sadar dengan menjaga ketenangan diri. b. Fisik a. Pose sikap badan secara keseluruhan dan tata busana diatur sesimpatik mungkin b. Mimik perubahan raut muka selaras dengan saat infleksion c. Gesture gerakan anggota badan tidak berlebih-lebihan d. Movement perubahan tempat dari duduk ke berdiri lau naik mimbar dan seterusnya selalu wajar dan sopan serta tidak dibuat-buat. 37 35 P Rudi Wuwur Hendrikus, Retorika; Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi, Jakarta: CV. Firdaus, 1993, h. 16-17. 36 A.H Hasanuddin, Rhetorika Dakwah Dan Publisistik Dalam Kepemimpinan, Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1982, hal.5. 37 A.H. Hasanuddin, Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan, h. 24

B. Ruang Lingkup Dakwah

1. Pengertian Dakwah

a. Pengertian Bahasa

Dilihat dari segi bahasa kata dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk isim masdar dari kata da‟a-yad‟u-da‟watan yang artinya meyeru, memanggil, mengajak dan menjamu. 38 Di dalam al- Qur’an ada beberapa ayat yang menunjukan kata tersebut, antara lain, dalam surat Yunus ayat 25.             “Allah menyeru manusia ke darussalam surga, dan menunjuki orang yang dikehendaki- Nya kepada jalan yang Lurus Islam”.Q.S. Yunus : 25

b. Pengertian Istilah

Ada beberapa pengertian istilah menurut para pakar ilmu dakwah, antara lain: Dakwah menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah mengajak manusia agar beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW dengan cara membenarkan apa yang mereka beritakan dan mengikuti apa yang mereka perintahkan. 39 38 Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah, 1973, hal. 127. 39 Said Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah : Pendekatan Personal dalam Dakwah, Surakarta: Era Intermedia, 2000, Cet, Ke-2., hal. 13-14.