Materi Dakwah Metode Dakwah

a. Para ulama. b. Ahli juhud dan ahli ibadah. c. Penguasaan dan pemerintahan. d. Kelompok ahli perniagaan, industri dan sebagainya. e. Faqir miskin dan orang lemah. f. Anak, istri dan kaum hamba. g. Orang awam yang taat dan berbuat maksiat. h. Orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rosulnya. Dengan demikian s eorang da’i harus mengetahui keberagaman audiense dari sudut ideologi, mereka ada yang atheis, Musyrik, Yahudi, Nasrani dan Munafiq. Ada juga yang muslim tapi masih membutuhkan bimbingan atau umat Islam yang masih melakukan maksiat, mereka juga berbeda dari segi intelektualitas, status sosial, kesehatan, pendidikan, ada yang buta huruf, ada yang kaya, miskin, ada yang sehat dan yang sakit.

c. Materi Dakwah

Seorang da ’i yang bijaksana adalah orang yang dapat mempelajari realitas masyarakat dan kepercayaan mereka serta menempatkan mereka pada tempatnya masing-masing, kemudian ia mengajak mereka berdasarkan kemampuan akal, pemahaman, tabi ’at, tingkat keilmuan dan status sosial mereka dan seorang dai yang bijak adalah yang mengetahui metode yang akan di pakainya. 48 47 Munzier Saputra dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, Jakarta, Prenada Media, 2006, Cet. Ke-2. ed.rev, hal. 106. 48 Sa’id al-Qathani, Menjadi Da‟i Sukses, Jakarta: Qisthi Press, 2005, Cet Ke-1, Hal.97. Materi maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang di samp aikan dai dan mad’u, pada dasarnya bersumber dari al-Qur’an dan hadits sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syariah, dan akhlak. 49

d. Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkatan yaitu ”meta” melalui dan ”hodos” jalan cara, maka metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 50 Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk meyampaikan meteri dakwah. 51 Atau kumpulan kegiatan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Pada surat an-Nahl ayat 165 menerangkan bahwa berdakwah itu hendaknya dengan menggunakan metode hikmah bijaksana karena di dalam berdakwah tidak ada unsur paksaan dan juga menggunakan mau‟idzah hasanah nasehat yang baik agar orang-orang yang diajak selalu mendapatkan siraman rohani yang merupakan obat penenang hati di dalam setiap masalah. Bahkan ayat Al- qu’ran yang memanggil umat Islam untuk melalukan dakwah bil hikmah dan mau‟idzah hasanah serta mujadalah bil ihsan pada saat ini telah difahami secara luas sebagai proses komunikasi dan edukasi. Dengan demikian, prinsip-prinsip metode serta teknik komunikasi dan edukasi berlaku dan berkembang dalam kegiatan 49 Nurul Badrutamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, hal. 109. 50 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 61. 51 Wardi Bactiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, h. 34. dakwah, selain itu juga terus menerus mengolah dan mengembangkan pesan dari kegiatan dakwah tersebut. 52

e. Media Dakwah