Konsep Dakwah KH. Ahmad Damanhuri

67 dihadapan jama’ah yang biasa saja, maka bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dimengerti.

B. Konsep Dakwah KH. Ahmad Damanhuri

KH. Ahmad Damanhuri, MA memulai berdakwah setelah beliau pulang menuntut ilmu dari Madinah University Saudi Arabia, karena beliau mendapatkan amanah, tanggung jawab moral dan ilmu yang didapati untuk disampaikan kepada masyarakat. Dakwah menurut KH. Ahmad Damanhuri adalah mengajak kepada semua golongan manusia termasuk non muslim, agar mereka mengimani Allah SWT. Dengan kata lain dakwah mempunyai nilai ajakan kepada orang lain agar mereka tertarik pada agama Islam. 9 Selain itu, dakwah adalah mengajak mad’u agar senantiasa melaksanakan perintah Allah, menjalankan apa yang diperintah Rasulullah SAW dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasulullah. Dengan demikian dakwah secara luas bukan hanya ceramah mimbariyyah saja, akan tetapi merupakan praktek dalam kehidupan sehari-hari yang mempunyai nilai ajakan kepada orang lain agar mereka tertarik pada pengamalan ajaran agama Islam. Oleh karena itu, memberikan contoh kepada orang lain dalam kebaikan, maka itu disebut dakwah. 9 Hasil Wawancara Pribadi dengan KH. Ahmad Damanhuri yang berlokasi di Jl. H. Maksum No 23 Sawangan Baru Kota Depok 16511 TlpFax. 0251 8617335 Kediaman Rumah KH. Ahmad Damanhuri pada hari Jum’at, 29 April 2011 dan Rabu, 04 Mei 2011, jam 19.30 WIB sd Selesai. 68 Konsep dakwah KH. Ahmad Damanhuri, MA lebih memprioritaskan masalah-masalah yang sedang actual di masyarakat, seperti Ahmadiyah, teroris, nabi dan malaikat palsu, serta aliran-aliran sesat yang mengatasnamakan Islam, agar masyarakat tidak ikut-ikutan dalam hal yang dapat merugikan diri sendiri dan juga terlebih bagi Agama. Tujuan dakwah menurut KH. Ahmad Damanhuri, MA adalah untuk membuat orang agar menyadari dari mana, dimana, untuk apa dan akan kemana orang tersebut akan kembali dalam kehidupan yang sebenarnya yaitu Allah SWT. Metode dakwah menurut KH. Ahmad Damanhuri, MA adalah cara da’i dalam menyampaikan dakwah mengenai ajaran agama Islam agar pesan dakwah yang disampaikan dapat dimengerti, difahami dan diamalkan oleh mad’u dalam kehidupan sehari-hari. Metode dakwah Islam yang tepat untuk digunakan da’i dalam menyampaikan dakwah tentang pengamalan ajaran agama Islam kepada mad’u adalah menggunakan metode dakwah kondisional atau metode haliyyah yaitu berdakwah dengan me lihat siapa jama’ah yang hadir atau dengan kata lain dengan siapa kita berhadapan dalam berdakwah. Golongan apa yang akan menerima pesan dak wah yang disampaikan oleh da’i. 10 Secara umum ada tiga golongan mad’u menurut KH. Ahmad Damanhuri yaitu golongan intelektual, menengah dan awam. Secara khusus 10 Wawancara Pribadi dengan KH. Ahmad Damanhuri. 69 ada tiga klasifikasi golongan ummat Islam yang didakwahi menurut KH. Ahmad Damanhuri : Pertama, golongan umat Islam yang matang dalam beragama, yaitu mereka yang menyadari diri bahwa mereka berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Berdakwah kepada orang yang matang dalam beragama yaitu dengan cara mengajak mereka untuk selalu Istiqomah dalam menjalankan pengabdian diri yang ikhlas untuk Allah SWT. Kedua, golongan ummat Islam yang berada dipertengahan, yaitu mereka yang belum matang dalam beragama, mereka berada dalam golongan i ttiba‟ mengikuti kepada orang yang mengerti dan mengetahui dari mana sumbernya namun mereka belum memfokuskan diri untuk mendalami agama Islam itu sendiri. Berdakwah kepada orang yang berada di pertengahan dalam beragama yaitu dengan cara mengajak mereka untuk mencapai kepada kematangan dalam beragama atau lebih memantapkan diri dalam beragama dan menyakini dalam hati bahwa kita milik Allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Ketiga, golongan ummat Islam yang awam, yaitu mereka yang belum mengetahui agama Islam, mereka tergolong orang-orang yang taqlid hanya ikut-ikutan dalam beragama, belum mengetahui agama Islam. Berdakwah kepada orang yang awam yaitu dengan cara mengajak mereka untuk lebih mengetahui dan mencintai terhadap ajaran agama Islam yang dapat menyelamatkan hidup manusia di dunia dan akrirat. 70 Dakwah ibarat bola lampu kehidupan, yang memberikan cahaya dan menerangi jalan kehidupan yang lebih baik, dari kegelapan menuju terang menderang, dari keserakahan menuju kedermawanan. Dakwah merupakan bagian yang cukup terpenting bagi umat saat ini tatkala manusia dilanda kegersangan spiritual, rapuhnya akhlak, maraknya korupsi, kolusi, kerusuhan, kecurangan dan sederet tindakan-tindakan lainnya. Jelas bahwa dakwah merupakan ajakan kepada keinsapan atau usaha mengubah situasi yang rumit menjadi situasi yang lebih baik dan sempurna. Menurut KH. Ahmad Damanhuri, MA da’i yang professional yaitu da’i yang menganggap bahwa ceramah itu adalah sebagai bagian dari dirinya sendiri dan yang menjadi tanggung jawab moral bagi da’i itu sendiri bukan bertujuan untuk kepentingan diri da’i itu sendiri. Kegagalan berdakwah menurut KH. Ahmad Damanhuri, MA. Pertama adalah disebabkan da’i tidak menjadi uswatun hasanah mencontahkan yang baik kepada mad’u. Kedua adalah da’i dalam menyampaikan dakwahnya kurang tidak komunikatif yaitu bahasa yang digunakannya sulit dimengerti dan da’i mengkomunikasikan apa yang disampaikan baik bentuk ceramah prilaku tidak dapat difahami oleh jama’ah. Sebagai d a’i harus memberikan uswatun hasanah kepada mad’u tentang ibadah dan muamalah dalam praktek kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian ketika da’i mengajak orang lain untuk 71 melakukan kebaikan sementara da’i juga mencontohkannya kepada mad’u, maka mad’u akan menerima dan mengikutinya. Oleh karena itu, nasehat atau pesan KH. Ahmad Damanhuri untuk para da’i muballigh yang mau mengharapkan kesuksesan dalam berdakwah adalah sebagai berikut: Pertama adalah tancapkan keikhlasan dengan sebaik-baiknya, dengan keikhlasan itu akan muncul cahaya-cahaya dakwah dan kalau cahaya itu bisa menerangi ummat lalu umat itu merasa diterangi dengan cahaya dakwah, maka dakwah itu sudah memberikan manfaat. Kedua , bagi para calon da’i muballigh hendaknya berprilaku sesuai dengan apa yang dibicarakan dalam berdakwah atau ceramah. Ketiga, perbanyak sabar, sebab ada kalanya orang dapat menerima apa yang disampaikan dan ada pula kadang-kadang yang menolak, kalau ada yang menolak dakwah da’i, maka jangan bersedih hati, selalu tetap optimis dan mencari solusi bagaimana dakwah agar diterima oleh jama’ah. Keempat , setiap da’i harus memiliki jiwa tasamuh dalam setiap permasalahan, tapi bukan masalah akidah, da ’i itu harus memiliki rasa tenggang rasa, dalam hal-hal permasalahan yang lain, Karena seorang muballigh da’i dihadapkan oleh dua hal: Pertama, dia secara moral bertanggung jawab terhadap dakwah yang disampaikannya. Kedua, disisi lain dia pun harus menghargai dan menghormati “Laikrohafiddin”, yaitu tidak ada paksaan dalam beragama dan “Lakum Dinukum Waliyadin”, yaitu untukmulah 72 agamamu dan untukulah agamaku , sehingga da’i harus memiliki rasa toleransi dalam beragama.

C. Penerapan Retorika Dakwah KH. Damanhuri di Depok