73
kondisi dan situasi mad’u yang hadir. Oleh karena itu, bagi seorang da’i jangan sampai lambat memberikan hukum dan salah menggunakan bahasa
dalam berdakwah kepada khalayak, karena itu dapat menghambat keberhasilan dakwah.
Penerapan retorika dakwah sangat penting demi penunjang keberhasilan dalam berdakwah. Penerapan retorika dakwah harus tepat pada
tujuan dan sasaran mengingat bervariasinya tingkat kesadaran dan kemampuan daya nalar masyarakat. Dalam pelaksanaan retorika dakwah
beliau mempersiapkan tahapan-tahapan, seperti, menguasai dan menentukan topik yang akan dibahas, penyampaian dengan bahasa yang baik, intonasi dan
artikulasi yang jelas, dan humor yang dapat men yegarkan suasana jama’ah.
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan jawaban terhadap penerapan retorika yang beliau gunakan maka penulis membagi dalam beberapa langkah,
yaitu:
1. Persiapan Sebelum Berdakwah
Setiap da’i yang berdakwah sangat mengharapkan pesan dakwah yang disampaikan kepada mad’u mendapatkan keberhasilan dan
kemanfaatan untuk da’i dan jama’ah yang hadir, yaitu mad’u memamahi dan mengamalkan pesan dakwah
Islam di dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara. Dakwah dapat
dilakukan dengan baik dan tepat sasaran dengan melakukan persiapan sebelum berdakwah.
74
Persiapan adalah salah satu faktor untuk mencapai keberhasilan dalam berdakwah. Sebagaimana ungkapan Bpk. Drs. Wahidin Saputra,
MA sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Dosen mata kuliah Retorika pada Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam proses perkuliahan di semester 5 KPI C angkatan 2007, membuat motto dalam pidato “naik mimbar tanpa
persiapan akan turun tanpa penghormatan ”. Ini menunjukan persiapan
dalam berdakawah merupakan hal yang wajib untuk mendapatkan
penghormatan dan kesuksesan dalam berpidato.
Walaupun jam terbang KH. Ahmad Damanhuri sangat padat, namun beliau tidak luput dari persiapan-persiapan yang matang demi
menunjang keberhasilan berdakwah. Ada dua persiapan yang beliau lakukan sebelum berdakwah, persiapan secara lahir dan persiapan secara
bathin. Diantara persiapan beliau secara lahir yaitu: a.
Istirahat dan tidur yang cukupsesuai dengan kondisi badan b.
Makan dan minum yang tidak berlebihan c.
Busana dalam berdakwah yang sesuai, rapih dan sopan d.
Menguasai dan memahami materi dakwah yang akan disampaikan e.
Ketepatan Waktu dalam berdakwah Berdakwah memerlukan persiapan fisik agar ketika kita berada di
atas mimbar tidak tegang dan kaku, dan ketika sedang melakukan dakwah supaya kondisi fisik kita sehat dengan makan yang cukup, tidur yang
75
cukup, materi yang sesuai dengan mad’u dan pakaian yang rapih dan sopan. KH. Ahmad Damahuri dalam berdakwah menggunakan gamis
hitam, mengikat kepala yang sudah dipakai peci dengan sorban udeng- udeng peci hitam, kain sarung celana, sorban, kaca mata dan
menggunakan kendaraan bermobil warna hitam.
12
Adapun persiapan beliau secara bethin yaitu: a.
Dzikir dengan membaca Al-Qur’an b.
Shalat Tahajjud, Dhuha, Hajat, Tasbih c.
Puasa d.
Tafakkur „Alam e.
Beristigfar dan memohon Ridha kepada Allah SWT
Beliau sebelum berdakwah melakukan persiapan bathin seperti shalat dhuha dan tasbih setiap hari minggu sekali berjama’ah dengan santri
Al-Karimiyah di Masjid Al-Aula, membaca Al- Qur’an dan bertafakkur
sebelum berangkat ceramah mengenai proses Allah menjadikan „Alam semesta, shalat tahajjud, shalat hajat, berpuasa, beristigfar dan memohon
ridha kepada Allah SWT. Bahkan ketika beliau berada di atas mimbar, beliau membaca
“Robbisyrohlii Sodrii Wayassirlii Amrii Wahlul „Uqdatan Min Lisaanii Yafqohu Qowlii”. Beliau memohon kepada Allah agar
dakwah yang disampaikan sesuai dengan maksud Al- Qur’an dan Sunnah
Rasul.
12
Hasil observasi Pribadi ketika KH. Ahmad Damanhuri berceramah di Masjid al-Aula dan Desa Cidokom Gunung Sindur dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
76
2. Penyusunan dan Penguasaan Materi