Pemilihan Bahasa Penerapan Retorika Dakwah KH. Damanhuri di Depok

77 penguasaan materi KH. Ahmad Damanhuri pada Acara pengajian di Majlis Ta’lim Ummahatul Aula di Masjid Al-Aula. Beliau mengungkapkan dalam ceramahnya sebagai berikut: “Assalamu‟alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, Bismillahir Rahmaanirrahim Robbisyrohlii Sodrii Wayassirlii Amrii Wahlul „Uqdatan Min Lisaanii Yafqohu Qowlii ”, berbicara tentang Adab kepada Nabi. Nabi adalah tauladan kita dalam perkataan dan perbuatan. Ucapan yang kita sampaikan kepada orang lain harus sesuai dengan Nabi, kecuali yang beliau khususkan, bagaimana tuh akhlak Rasulullah? Rosul itu akhlak Qur’an, cerminan yang ada di al-Qur’an, tidak ada seorang Rasul semua manusia yang dipuji oleh Allah kecuali Nabi Muhammad “Wa Innaka La‟ala Khuluqin „Adzim” Orang sama orang memuji biasa, ada batasnya, terkadang bosan, tapi Allah ga pernah bosan memuji, saya dinasehatin sama orang tua saya kalau dipuji jangan bangga, kalau dibenci jangan marah, dan manusia yang dipuji oleh Allah hanya nabi kita... ” 14

3. Pemilihan Bahasa

Bahasa adalah momentum sebuah kata yang dapat membuat orang lain paham mengerti. Seorang da’i harus pandai memilih kata-kata dan mengemasnya dengan bahasa yang tepat agar jamaah mudah menerinmanya. Aristoteles memberikan nasehat gunakanlah bahasa yang tepat, benar dan dapat di terima. Pilih kata-kata yang jelas dan langsung, sampaikanlah kalimat yang indah, mulia, hidup dan sesuaikan bahasa dengan kualitas khalayak. Dalam dakwah KH. Ahmad Damanhuri menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan mudah di cerna oleh jamaah. Bahasa yang beliau gunakan merupakan bahasa Indonesia dan logat yang beliau gunakan gaya 14 Ceramah KH. Ahmad Damanhuri di Masjid Al-Aula pada pengajian Majlis Ta’lim Ummmahatul Aula. 78 suara Betawi yang khas. Berikut ini pilihan bahasa KH. Ahmad Damanhuri dalam berdakwah yaitu: “…Ketika kita berbuat baik kita akan diberikan keuntungan- keuntungan sesuai Firman Allah Surat al- Mu’munun ayat 1-11                                                                     “ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang- orang yang khusyu dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki. Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu. Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. dan orang- orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya”.Q.S. al-Mu‟minun ayat 1-11 “orang yang beruntung adalah orang-orang yang khusu’ dalam shalatnya, Shalat khusu’ yang kaya gimana, lagi shalat, tapi pikiran mah kemana- mana, shalat khusu’ itu bener-bener niat llillah, diucapin dibibir silahkan ga diucapin ga papa yang penting dihati pake bahasa Indonesia juga ga papa, jangan Allahu Akbar, tapi otaknya kan kemana-mana, kalau shalat matanya liat ke tempat sujud, ingetin bacaan kita jangan ingetin yang macem-macem, dan tidak boleh ada tulisan di tempat sejadah... ” 15 Gaya bahasa yang di sesuaikan dengan audiencenya yang di hadapi rangkaian kata-kata yang tidak bertele –tele, susunan kata yang 15 Ceramah KH. Ahmad Damanhuri di Masjid Al-Aula pada pengajian Majlis Ta’lim Ummmahatul Aula. 79 teratur dan sistamatis, membuat ceramah yang enak didengar dan di pahami, beliau bicara tanpa ada rasa takut, sebab apa yang beliau sampaikan adalah suatu kebenaran yang harus di ketahui dan di pahami. Penggunaan bahasa, mimik dan intonasi retorika dakwah KH. Ahmad Damanhuri mampu meyakinkan mad’unya dalam pelaksanaan dakwah bil-lisan, penerapan dan penggunaan gaya serta intonasi retorika dakwah beliau dapat dikatakan bagus, karena penyampaian sesuai dengan tingkat variasi keilmuannya. Banyak para da’i dalam berdakwah ketika membaca ayat al- Qur’an hanya setengah-setengah. Berikut ini da’i yang berceramah membaca penggalan ayat saja seperti Firman Allah Surat al-Ahzab ayat 21 yang disinggung dalam ceramah KH. Ahmad Damanhuri yaitu: “…Laqod Kaana Lakum Fii Rosulillahi Uswatun Hasanah”, jangan Cuma penggalan ayat sampe disitu aja, terusin lagi, buat siapa, “Limangkana Yarjullaha Walyaumal Akhir Wadzakarallaha Katsiiro” untuk orang-orang yang mengharapkan kembali kepada Allah, hari kemudian dan mengingat atau berdzikir kepada Allah …” 16 Berikut ini firman Allah surat al-Ahzab ayat 21:                  “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiama t dan Dia banyak menyebut Allah”. Q.S. al-Ahzab : 21

4. Materi Dakwah