5. Tipologi Retorika
Ada empat tipologi retorika. Pertama, tipe impromptu yang mengungkapkan gagasan secara spontan, fleksibel, dan berorientasi pada
orsinalitas forum. Tipe ini kekurangannya pada susunan kalimat dan logika berfikir yang kurang sistematis. Kedua, tipe manuscript atau
paparan yang berorientasi pada naskah yang telah dipersiapkan. Ketiga, tipe memoriter, yakni mengandalkan pada hapalan-hapalan, bukan pada
penguasaan yang mendalam. Keempat, tipe ekstemporer, yakni mempersiapkan outline dan pokok-pokok penunjang pembahasan.
24
Dengan outline itulah da’i mengelaborasi berbagai isi pesan
dakwah Islam sehingga mampu menyakinkan pihak lain bahwa Islam sebagai Rahmatalil
„Alamin. Dari keempat tipologi itu, tentu akan terlihat da’i mana yang mampu menguasai materi sehingga bisa menjadi salah satu
indikator keberhasilan dakwah Islam yang dapat dibaca.
6. Organisasi, Struktur, dan Imbauan Pesan Retorika
1. Organisasi Pesan
Retorika mengenal enam macam organisasi: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal. Urutan deduktif dimulai dengan
menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti. Sebaliknya, dalam
urutan induktif kita mengemukakan perincian-perincian dan kemudian
24
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, Jakarta Barat: PT Lasswell Visitama, Cet Pertama,, April 2010, hal. 41-42.
menarik kesimpulan. Dengan urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa; dengan urutan logis,
pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau akibat ke sebab; dengan urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat; sedangkan
dengan urutan topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan; klasifikasinya, dari yang penting kepada yang kurang penting, dari
yang mudah ke yang sukar, dari yang dikenal kepada yang asing.
25
2. Struktur Pesan
1 Bila pembicara menyajikan dua sisi persoalan yang pro dan
kontra, tidak ada keuntungan untuk berbicara yang pertama, karena berbagai kondisi waktu, khalayak, tempat dan
sebagainya akan menentukan pembicara yang paling
berpengaruh.
2 Bila pendengar secara terbuka memihak satu sisi argumen, sisi
yang lain tidak mungkin mengubah posisi mereka. Sikap ini mungkin timbul karena kebutuhan untuk mempertahankan
harga diri. Mengubah posisi akan membuat orang keliatan tidak
konsisten, mudah dipengaruhi dan bahkan tidak jujur.
3 Jika pembicara menyajikan dua sisi persoalan, kita bisanya
lebih mudah dipengaruhi oleh sisi yang disajikan lebih dahulu.
25
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet Ke-26, hal. 295.
4 Perubahan sikap lebih sering terjadi jika gagasan yang
dikehendaki atau yang diterima disajikan sebelum gagasan
yang kurang dikehendaki.
5 Urutan pro-kon lebih efektif dari pada urutan kon-pro bila
digunakan oleh sumber yang memiliki otoritas dan dihormati
oleh khalayak.
6 Argumentasi yang terakhir didengar akan lebih efektif bila ada
jangka waktu cukup lama di antara dua pesan, dan pengujian segera terjadi setelah pesan kedua.
26
3. Imbauan Pesan