Pelaksanaan Program Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

B. Pelatihan Keterampilan Otomotif 1. Pelatihan

Pelatihan memiliki kata dasar “latih” yang mendapatkan awalan Pe- yang berarti pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan. 30 Pelatihan ialah merupakan bagian dari suatu proses yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik meskipun didasari pengetahuan dan sikap. 31 Dalam pelatihan peserta pelatihan dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuannya setelah mengikuti suatu pelatihan. Ife, didalam Isbandi Rukminto 32 menyatakan bahwa pelatihan merupakan peran edukasionalyang paling spesifik, karena secara mendasar memfokuskan pada upaya mengajarkan pada komunitas sasaran bagaimana untuk melakukan sesuatu. Pelatihan adalah usaha untuk memperbaiki performa pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, supaya efektif biasanya pelatihan harus mencakup pengalaman belajar, aktifitas-aktifitas yang terencana dan didasari sebagai jawaban atas kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan secara ideal. 33 Sejatinya pelatihan merupakan bagian dari proses pendidikan. Dalam pendidikan terdapat sejumlah filosofi diantaranya filosofi islam yaitu konsep: QS. Asy Syams : 8 30 . Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 502 31 . Soekidjo Notoadmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, h. 28 32 . Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002, h. 213 33 . Gomes Faustino Cordoso, Manajemen Sumber Daya Manusia Yogyakarta: Andi Offset, 1995, h.197 Falsafah ini mempunyai implikasi dalam pendidikan bahwa manusia pada dasarnya disamping memiliki fitrah yang buruk. Agar yang buruk tersebut tidak berkembang dengan baik. Dengan demikian proses pendidikan tersebut harus benar-benar berlandaskan pada tujuan pendidikan yang paling mendasar yaitu pendidikan untuk memanusiakan manusia. 34 Dalam melakukan pelatihan terdapat beberapa unsur yang diperlukan, antara lain sebagai berikut: 1. Peserta Pelatihan Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan keberhasilan pelatihan pada gilirannya menentukan efektifitas pelatihan, karena itu perlu dilakukan seleksi yang teliti untuk memperoleh peserta yang baik berdasarkan kriteria antara lain: 35 a. Akademik, yaitu jenjang dan keahlian b. Motivasi dan Minat yang bersangkutan terhadap pekerjaannya. c. Pribadi, yaitu aspek moral, moril dan sifat-sifat untuk pekerjaan tertentu. d. Intelektual, tingkat berpikir dan pengetahuan yang dapat diketahui melalui tes seleksi. 2. Pelatih atau Instruktur Pelatih memegang peranan penting dalam setiap pelatihan keterampilan. Karena itu ada beberapa persyaratan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pelatihan instruktur, yaitu; 34 . Ibnu Anshori, Modul Pelatihan Guru Lintas Agama Berbasis HAM Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 2007, h. 2 35 . Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenaga Kerjaan, Pendekatan Terpadu: Pengembangan Sumber Daya Manusia Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 35.