Sejarah Mercedes-Benz Indonesia PROFIL PERUSAHAAN
pada saat itu baru 7 mobil per hari, atau 210 mobil per bulan. Padahal larangan impor mobil dalam bentuk CBU telah mulai diberlakukan pada tanggal 22 Januari
1974. Pada tahun 1977, Kantor Layanan Purna Jual Mercedes-Benz pindah ke
Jalan RE Martadinata Kilometer 7, Ciputat, Tangerang. Dan, tahun berikutnya, tahun 1978, Kantor Pusat Layanan Purna Jual ini diresmikan. Kantor Pusat
Layanan Purna Jual di Ciputat itu juga mencakup Pusat Pendidikan dan Latihan Kejuruan PPLK
Mobil yang bagus dan berkualitas tinggi saja tidak cukup untuk meningkatkan penjualan. Diperlukan layanan purna jual yang prima untuk
mendukungnya, yang mencakup penyediaan suku cadang yang mencukupi dengan harga jual yang terjangkau, dan tenaga mekanik yang andal.
Pusat Pendidikan dan Latihan Kejuruan PPLK di Ciputat itu merupakan kawah Candra Dimuka bagi calon-calon teknisi Mercedes-Benz. Di sana, mereka
dididik dan dilatih selama tiga tahun penuh, dengan komposisi 20 persen pengetahuan teori dan 80 persen latihan praktik, yang dimulai dari pekerjaan yang
mudah sampai dengan pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang sangat tinggi. Di samping latihan praktik, para calon teknisi juga mengikuti proses
magang, antara lain di dealer-dealer, pemilik armada, atau perusahaan yang memiliki kegiatan dan proses kerja yang dapat memberikan kesempatan untuk
beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang sesungguhnya serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kejuruan.
Pelaksanaan program pendidikan dan latihan mengadopsi kurikulum pemagangan di Jerman, yang disesuaikan dengan pelatihan nasional di Indonesia,
dan telah mendapatkan akreditasi dari Direktorat Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Sampai dengan tahun 2009, atau tahun yang ke-31, sudah lebih dari 750 teknisi Mercedes-Benz dihasilkan oleh PPLK di Ciputat. Para teknisi itu siap
memberikan pelayanan dengan kualitas premium dan dijamin mempunyai standar kualitas yang tinggi.
Pada tahun 1978, Mercedes-Benz juga membangun pabrik di Desa Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, 45 kilometer dari Jakarta. Pabrik
ini kemudian diresmikan pada tahun 1982, sebagai lokasi baru menggantikan lokasi lama di Tanjung Priok. Pada tahun itu kerja sama dengan Volkswagen
diakhiri, dan PT German Motor Manufacturing pindah lokasi ke Wanaherang. Pada tahun 1983, di Wanaherang, Gunung Putri, didirikan PT Star Engines
Indonesia sebagai perakit mesin, bak persneling dan as roda Mercedes-Benz. Sejalan dengan perjalanan waktu, dilakukanlah penyesuaian perusahaan.
Pada tanggal 1 Februari 1992, PT German Motor Manufacturing menjadi Agen Tunggal dan Pemegang Merk Mercedes-Benz untuk Indonesia dengan status
Agen Tunggal, Pabrikan dan Perakit Produk-produk Daimler-Benz untuk Indonesia, sedangkan PT Star Motors Indonesia, selanjutnya hanya menjadi
Distributor Utama Mercedes-Benz untuk Indonesia. Prinsip untuk mengejar yang terbaik dari yang baik, serta ”the best or
nothing”, yang diletakkan oleh Karl Benz dan Gottlieb Daimler lebih dari 100 tahun yang lalu itu dipegang teguh oleh Mercedes-Benz Group di Indonesia dalam
menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Tidak mengherankan apabila pada tahun 1996, perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan sertifikasi ISO 9001, dan
merupakan grup perusahaan otomotif pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ini.
Pada tanggal 17 November 1998, Daimler-Benz AG merger dengan Chrysler Corporation menjadi DaimlerChrysler AG. Namun, struktur organisasi
Mercedes-Benz Group di Indonesia tetap dipertahankan. Dan, atas pertimbangan kepraktisan, pada tahun 1998 itu pula, Divisi
Pemasaran dan Penjualan dipindahkan dari Wanaherang ke Gedung Deutsche Bank, Jalan Imam Bonjol 80, Jakarta Pusat. Peresmian kantor baru di Gedung
Deutsche Bank itu dilangsungkan pada tahun 1999. Dua tahun setelah merger Chrysler Corporation dan Daimler-Benz AG,
Mercedes-Benz Group di Indonesia pada bulan Juni 2000 memasuki suatu era dengan bergantinya nama PT German Motors Manufacturing menjadi PT
DaimlerChrysler Indonesia dan PT Star Motors Indonesia menjadi PT DaimlerChrysler Distribution Indonesia.
Namun, merger Chrysler Corporation dan Daimler-Benz AG ini pada tanggal 1 Oktober 2007 berakhir, dan nama DaimlerChrysler AG berganti menjadi
Daimler AG. Dan, pada akhir Januari 2008, PT DaimlerChrysler Indonesia dan PT DaimlerChrysler Distribution Indonesia berganti nama menjadi PT Mercedes-
Benz Indonesia dan PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia. Dalam sejarah Indonesia, tercatat beberapa kali mobil-mobil Mercedes-
Benz bersama-sama mobil-mobil papan atas lainnya didatangkan secara khusus untuk kepentingan penyelenggaraan acara penting pemerintah, seperti pada
penyelenggaraan Asian Games tahun 1962 dulu. Atau pada penyelenggaraan
Konferensi Tingkat Tinggi KTT Gerakan Nonblok di Jakarta pada tahun 1992, di mana sebanyak 110 mobil Mercedes-Benz 300SEL didatangkan secara khusus.
Demikian pula pada penyelenggaraan Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC di Jakarta dan Bogor pada tahun 1994, di mana didatangkan sebanyak 14
mobil Mercedes-Benz 600SE dan 25 mobil Mercedes-Benz Viano. Terakhir, pada KTT Informal ASEAN 30 November 1996, di mana didatangkan 14 mobil
Mercedes-Benz S600 V12 dan 25 mobil Mercedes-Benz Viano V230. Selain itu, perhatian diberikan secara khusus kepada para pemilik Mercedes-Benz
dengan adanya penyelenggaraan tahunan seperti MercedesTrophy golf tournament dan Mercedes-Benz Driving Experience.