Pelatihan Produk Product Training Pelatihan Pemagangan Apprentice Training

59

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA

A. Tahapan Pelaksanaan Pemerdayaan Masyarakat PT. Mercedes-Benz Distribution Indonesia di Ciputat dalam Program Pelatihan dan Keterampilan Otomotif Berdasarkan teori Isbandi Rukminto Adi yang digunakan penulis untuk melihat tahapan pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat melalui program Pelatihan Keterampilan Otomotif digambarkan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Fakta

Sebagai tahap awal perumusan program maka dalam hal ini PT. Mercedes- Benz Distribution Indonesia – Central Training Department di Ciputat tentunya harus menentukan langkah dan program berdasarkan hasil analisa yang dilakukan secara menyeluruh mencakup kebutuhan jaringan perusahaan dan kesenjangan kebutuhan bantuan pada satu daerahwilayah. Analisa kebutuhan jaringan perusahaan dilakukan guna menjamin adanya nilai tambah positip yang nantinya akan diperoleh jaringan perusahaan, artinya bahwa perusahaan sekaligus melakukan kegiatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu perusahaan sebagai pemberi dan penerima dan demikian juga sebaliknya. Disampaikan oleh Deputy Director – Central Training Department dalam salah satu wawancara: 1 1 . Wawancara dengan Deputy Director dilakukan di kantor pada tanggal 15 April 2010 ”Kebutuhan dalam jaringan perusahaan terbagi atas dua kelompok utama; yaitu: kebutuhan internal di dalam perusahaan PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia dan kebutuhan dalam jaringan dealer yang tersebar di seluruh Indonesia” . ”pada saat ini PT Mercedes-Benz Indonesia mempunyai karyawan tetap dan tidak tetap sebanyak ± 700 orang dan ± 200 orang diantaranya bertugas di bagian yang secara langsung berhubungan dengan teknik otomotip. Dalam jaringan dealer di seluruh Indonesia jumlah teknisi adalah ± 200 orang”. Dengan fluktuasi per tahun sebesar 5, berarti perusahaan setiap tahunnya membutuhkan 10 orang sebagai pengganti karyawan yang berhenti pada tahun bersangkutan internal dan 10 orang lagi untuk jaringan dealer Dari angka tersebut berarti dalam seluruh jaringan PT Mercedes-Benz di Indonesia membutuhkan tenaga teknisi otomotif sebanyak 20 orang. Angka ini bervariasi tergantung pada kondisi bisnis di sektor otomotif. Dengan pertimbangan angka kebutuhan tersebut diatas dan juga dengan tetap memberikan kesempatan bagi anggota masyarakat lain di luar jangkauan Pusat Pelatihan PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia di Ciputat, maka Central Training Department memutuskan untuk melatih 16 orang pada setiap tahunnya. Dengan program Diklat selama 3 tahun, maka setiap tahunnya Central Training Department mempunyai siswa yang belajar secara paralel 3 angkatan yang masing-masing terdiri dari 12 -16 orang. Dari hasil pengamatan dan analisa tentang tingkat pendidikan dan ketrampilan masyarakat angkatan kerja di sebagian besar wilayah Indonesia diperoleh kondisi umum bahwa sebagian besar angkatan kerja berada pada tingkat pendidikan SMU Sekolah Menengah Umum dan SMK Sekolah Menengah Kejuruan. Tingkat pendidikan yang relatip rendah dipadu dengan tidak adanya modal keterampilan spesifik kejuruan mempersempit kesempatan untuk dapat mengisi lapangan kerja yang tersedia. Dalam salah satu kegiatan di tempat praktekpenelitian secara kebetulan diperoleh kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan salah satu Manajer Bengkel Mercedes-Benz di Jakarta - Bpk. Budianto dari PT Dipo Service mengatakan: 2 ”Dari pengalaman menerima teknisi dari lulusan SMK atau bahkan perguruan tinggi rata-rata mereka tidak mempunyai bekal yang ketrampilan memadai untuk bekerja di bidang perbengkelan, dalam hal disiplin mereka juga sangat lemah. Ini berbeda total dengan para lulusan dari Central Training Department yang semuanya sudah siap untuk bekerja dan mempunyai tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi”. Kondisi dan fakta umum tersebut diatas merupakan dorongan kuat bagi PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia khususnya Central Training Department di Ciputat untuk memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang melalui program ”Pendidikan dan Pelatihan di bidang kejuruan Automotive Mechatronic”. Kejuruan Automotive Mechatronik dipilih sebagai subyek pengembangan ketrampilan dengan pertimbangan bahwa hasil pelatihan pada kejuruan ini mempunyai pasar kerja yang cukup menjanjikan dan akan memberikan manfaat timbal balik bagi perusahaan dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja dalam jaringan bisnis. Bagi peserta program, ini merupakan kesempatan untuk memperoleh pendidikan ketrampilan yang menjanjikan masa depan dan dapat diikuti dengan tanpa biaya. Menurut Bpk. Eko Setiyodiwarno – Deputy Director pada Central Training Department: 2 . Wawancara dilakukan di bengkel Mercedes-Benz di Jakarta pada tanggal 27 April 2010