Evaluasi Program Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Falsafah ini mempunyai implikasi dalam pendidikan bahwa manusia pada dasarnya disamping memiliki fitrah yang buruk. Agar yang buruk tersebut tidak berkembang dengan baik. Dengan demikian proses pendidikan tersebut harus benar-benar berlandaskan pada tujuan pendidikan yang paling mendasar yaitu pendidikan untuk memanusiakan manusia. 34 Dalam melakukan pelatihan terdapat beberapa unsur yang diperlukan, antara lain sebagai berikut: 1. Peserta Pelatihan Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan keberhasilan pelatihan pada gilirannya menentukan efektifitas pelatihan, karena itu perlu dilakukan seleksi yang teliti untuk memperoleh peserta yang baik berdasarkan kriteria antara lain: 35 a. Akademik, yaitu jenjang dan keahlian b. Motivasi dan Minat yang bersangkutan terhadap pekerjaannya. c. Pribadi, yaitu aspek moral, moril dan sifat-sifat untuk pekerjaan tertentu. d. Intelektual, tingkat berpikir dan pengetahuan yang dapat diketahui melalui tes seleksi. 2. Pelatih atau Instruktur Pelatih memegang peranan penting dalam setiap pelatihan keterampilan. Karena itu ada beberapa persyaratan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pelatihan instruktur, yaitu; 34 . Ibnu Anshori, Modul Pelatihan Guru Lintas Agama Berbasis HAM Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 2007, h. 2 35 . Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenaga Kerjaan, Pendekatan Terpadu: Pengembangan Sumber Daya Manusia Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 35. a. Telah disiapkan secara khusus sebagai pelatih yang ahli dalam bidang spesialis tertentu. b. Memiliki kepribadian yang baik yang menunjang pekerjaannya sebagai pelatih c. Pelatih berasal dalam organisasi atau lembaga sendiri lebih baik dibandingkan dengan yang diluar. 3. Lamanya Pelatihan Lama tidaknya pelatihan harus didasari pada: a. Jumlah banyaknya suatu kemampuan yang hendak dipelajari dalam pelatihan tersebut lebih baik dan bermutu, kemampuan yang ingin diperoleh mengakibatkan lebih lama waktu yang diperlukan. b. Kemampuan belajar peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan, kelompok peserta yang ternyata kurang mampu belajar memerlukan waktu lebih lama. c. Media pengajaran yang menjadi alat bantu bagi peserta dan pelatih. Media pengajaran yang serasi dan canggih akan membantu kegiatan pelatihan dan ikut mengurangi lamanya pelatihan tersebut. Dalam strategi pemberian pelatihan, dikenal dengan trilogi latihan kerja, yaitu sebagai berikut: 36 a. Latihan kerja harus sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan kesempatan kerja b. Latihan kerja harus senantiasa mutakhir sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 36 . Basir Banthos, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Cet. Ke 7, h. 98-99