modal keterampilan spesifik kejuruan mempersempit kesempatan untuk dapat mengisi lapangan kerja yang tersedia.
Dalam salah satu kegiatan di tempat praktekpenelitian secara kebetulan diperoleh kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan salah satu Manajer
Bengkel Mercedes-Benz di Jakarta - Bpk. Budianto dari PT Dipo Service mengatakan:
2
”Dari pengalaman menerima teknisi dari lulusan SMK atau bahkan perguruan tinggi rata-rata mereka tidak mempunyai bekal yang
ketrampilan memadai untuk bekerja di bidang perbengkelan, dalam hal disiplin mereka juga sangat lemah. Ini berbeda total dengan para lulusan
dari Central Training Department yang semuanya sudah siap untuk bekerja dan mempunyai tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi”.
Kondisi dan fakta umum tersebut diatas merupakan dorongan kuat bagi PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia khususnya Central Training Department di
Ciputat untuk memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang melalui program ”Pendidikan dan Pelatihan di
bidang kejuruan Automotive Mechatronic”. Kejuruan Automotive Mechatronik dipilih sebagai subyek pengembangan
ketrampilan dengan pertimbangan bahwa hasil pelatihan pada kejuruan ini mempunyai pasar kerja yang cukup menjanjikan dan akan memberikan manfaat
timbal balik bagi perusahaan dalam mengisi kebutuhan tenaga kerja dalam jaringan bisnis. Bagi peserta program, ini merupakan kesempatan untuk
memperoleh pendidikan ketrampilan yang menjanjikan masa depan dan dapat diikuti dengan tanpa biaya. Menurut Bpk. Eko Setiyodiwarno – Deputy Director
pada Central Training Department:
2
. Wawancara dilakukan di bengkel Mercedes-Benz di Jakarta pada tanggal 27 April 2010
”program ini membutuhkan sumber daya dan sumber dana sangat besar yang seluruhnya dibiayai oleh perusahaan”.
2. Penentuan Tujuan
Sebelum dimulainya pelaksanaan program pengembangan masyarakat oleh PT Mercedes-Benz Didtribution Indonesia, dilakukan beberapa analisa
melalui survey yang dilaksanakan di kedua area sumber daya perusahaan dan kondisi social masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan guna menentukan jenis
kegiatan lengkap dengan tujuannya dan target kelompoknya serta penentuan departemen yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.
Dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan dalam kontek pengembangan masyarakat, maka PT Mercedes-Benz Distribution
Indonesia pada akhirnya mengambil keputusan untuk melaksanakan kegiatan pelatihan di bidang Automotive Meckatronic yang kemudian tanggung jawab
pelaksanaannya diserahkan kepada Central Training Department. Keputusan dalam penentuan tujuan serta jenis kegiatan yang dilaksanakan
diambil dengan pertimbangan yang diambil dari hasil survey dan analisa sebagai berikut:
a Pelatihan merupakan pemberianpenanaman bekal ketrampilan
sebagai modal dasar bagi peserta program yang akan bermanfaat dalam jangka yang tidak terbatas.
b Pelatihan ketrampilan di bidang kejuruan Automotive Mechatronic
telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Artinya, telah diyakini dengan pasti bahwa
program ini pasti akan berhasil dilaksanakan dengan baik.
c Pelatihan yang dilaksanakan oleh PT Mercedes-Benz Distribution
Indonesia – Central Training Department merupakan pelatihan yang telah lama diminati oleh para lulusan SMU dan SMK karena
telah terbukti mutunya dan jaminan kesempatan kerja pada saat selesainya pelatihan.
d Perusahaan tidak perlu melakukan investasi ektra guna
melaksanakan kegiatan pelatihan karena segala fasilitas telah tersedia dengan memadai.
e Kesinambungan manfaat program terjamin karena adanya
kebutuhan rutin perusahaan dengan jaringan di seluruh Indonesia atas lulusan dari program Automotive Mechatrnic sebagai program
regenerasi bagi teknisi kendaraan Mercedes-Benz. Berdasarkan semua pertimbangan diatas maka perusahaan mengambil
jalur pendidikan dan pelatihan ketrampilan di Bidang Automotive Mechatronic sebagai progtam utama dalam kegiatan Pengambangan Masyarakat. Program ini
akan secara terus menerus dilakukan selama perusahaan menjalankan bisnisnya di Indonesia.
3. Perencanaan dan Pemograman
Dalam tahap ini diperlukan data yang akurat tentang jumlah dana atau budget yang diperlukan, jumlah Sumber Daya Manusia SDM yang dikerahkan
dan dilibatkan, keterampilan apa saja yang mesti dimiliki oleh mereka yang disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi.
Pembiayaan dikelompokkan dalam beberapa bagian meliputi biaya investasi berupa peralatan, bangunan, infra struktur IT, biaya operasional
berupa bahan, gaji personil, biaya akomodasi dan catering para siswa dan biaya pengembangan bagi tenaga pengajar dalam bentuk TTT Train The Trainer.
Guna menjamin mutu pelatihan dan kesesuaian dengan teknologi terkini dalam bidang otomotif, Central Training Department secara terus menerus
berupaya untuk meningkatkan kualitas tenaga instruktur yang melaksanakan program pendidikan dan pelatihan melalui program TTT Train The Trainer yang
dilakukan di Indonesia dan Jerman. Berdasar pada kapasitas dan tingkat pengetahuan serta ketrampilan yang
dimiliki oleh tenaga instruktur, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia – Central Training Department juga telah dikukuhkan sejak tahun 2003 sebagai
Pusat Pelatihan Regional untuk wilayah Asia. Hal ini memungkinkan bagi perusahaan untuk secara optimal meningkatkan mutu program di Central Training
Department. Dijelaskan olehBpk. Eko Setiyodiwarno:
”Dengan pengalaman yang cukup panjang dalam melaksanakan program pendidikan di bidang otomotip sejak tahun 1978 kami telah mempunyai
kebijakan dasar bahwa pendidikan yang dijalankan disini merupakan pesyaratan dasar bagi para teknisi untuk dapat melanjutkan kualifikasi
dan sertifikasi selanjutnya dalam jaringan Mercedes-Benz di Indonesia”.
3
Dalam perjalanannya melaksanakan program pendidikan dan pelatihan, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia telah menghasilkan 34 angkatan program
3 tahun dengan jumlah lulusan sebanyak 770 orang. Para lulusan telah menduduki berbagai posisi penting dalam jaringan kerja Mercedes-Benz di
Indonesia dan sebagian telah mampu mendirikan usaha mandiri yang secara otomatis juga menciptakan lapangan kerja bagi anggota masyarakat lainnya.
3
. Wawancara dilakukan Bpk. Eko Setiyodiwarno salah satu deputy director pada tanggal 27 April 2010