Latar Belakang Masalah. PENDAHULUAN

                    “Katakanlah: “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan bashira. Maha suci Allah dan aku tidak termasuk orang- orang yang musyrik.”QS. Yusuf: 108 4 Bahkan Rabi’ bin Hadi al-Madkhali menambahkan bahwa dakwah kepada agama Allah SWT merupakan tugas utama para Rasul dan pengikut-pengikutnya tanpa terkecuali, yaitu untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang, dari kekufuran menuju keimanan, dari kesyirikan menuju tauhid dan dari neraka menuju ke surga. 5 Pentingnya dakwah bagi umat manusia menjadikan manusia harus mempelajari dengan baik tentang dakwah itu sendiri.Dalam melaksanakan dakwah, seseorang da’i atau da’iyah harus mempunyai wawasan yang luas tentang hal yang disampaikannya sehingga hujjah atau pendapat yang diberikan dapat diterima oleh mad’u.Da’i atau da’iyah juga harus menyesuaikan metode yang digunakan dengan mad’u yang dihadapi, bersifat dinamis sesuai dengan perubahan zaman, dan tidak keluar dari garis yang telah ditetapkan oleh Allah SWT yaitu berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. 4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an,Jakarta: Lentera Hati, 2005, cet. Ke-IV, h. 533 5 Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, Op. Cit, h. 2 Sungguh beruntung bagi manusia yang mampu mengemban tugas dakwah, karena mereka termasuk golongan pilihan orang-orang terbaik dan paling dicintai oleh Allah SWT. Firman Allah SWT:                                “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan satu khalifah di muka bumi.” QS. Al- Baqarah: 30 6 Kegiatan dakwah di tengah-tengah masyarakat secara langsung dapat juga disebut direct marketing atau kegiatan memperkenalkan atau mengajak orang lain secara langsung dengan tujuan agar yang bersangkutan menjadi tertarik dan kemudian menjadi bagian dari hasil kegiatan tersebut. Hakekat dari kegiatan dakwah adalah memperkenalkan dan kemudian mengajak orang lain agar tertarik dan mendukung dakwah. Kegiatan dakwah secara langsung pernah dilakukan Rasulullah saat awal-awal Islam diperkenalkan.Beliau “memasarkan” produk yang bernama Islam dari pintu ke pintu.Lambat laun upaya yang dilakukan Rasulullah membuahkan hasil hanya dalam waktu kurang dari 23 tahun.Dan hasilnya adalah tersebarnya Islam keseluruh penjuru dunia.Cara Rasulullah tersebut tentu saja dengan penuh perhitungan dan mendapat petunjuk dari Allah SWT. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa dakwah bukanlah kegiatan yang pasif.Dalam berdakwah, seorang da’i janganlah hanya menunggu mad’u untuk 6 M. Quraish Shihab, Op. Cit, h. 140 memanggilnya untuk mendapatkan pengetahuan agama.Tetapi sebagai da’i yang mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah haruslah mendekati mad’u sehingga mereka merasa mudah untuk mendapatkan pengetahuan tentang agama yang mereka butuhkan di tengah-tengah kesibukan mereka sehari-hari. Selain itu, tujuan dari berdakwah adalah mengajak manusia ke jalan Tuhan, jalan yang benar yaitu Islam dan untuk membuat manusia memlikikualitas akidah, ibadah dan akhlak yang tinggi. Bisri Affandi mengatakan bahwa yang diharapkan dari dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi maupun keluarga masyarakat, way of thinking atau cara berpikirnya berubah, way of life atau cara hidupnya berubah menjadi lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas. 7 Dengan demikian, dakwah memegang peranan yang sangat penting di dalam kehidupan bermasyarakat.Maju mundurnya sebuah masyarakat ditentukan oleh ulama dalam membimbingnya.Hal ini mengingat perkembangan, perubahan, dan kemajuan masyarakat berlangsung demikian pesat dan cepat.Respon masyarakat atas perkembangan dan kemajuan zaman tersebut, membuat banyak warga dunia terus berbenah diri, agar mereka tak tertinggal peradaban modern yang ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang ulama ditengah-tengah masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengubah tingkah laku sosial masyarakat, hal ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa seorang ulama keberadaannya di tengah masyarakat sangat dibutuhkan dan dihormati. 7 Bisri Affandi, Beberapa Percikan Jalan Dakwah, Surabaya: Fakultas DakwahSurabaya, 1984, h. 3 Satu kehormatan masyarakat terhadap seorang ulama, karena keluasan Ilmu pengetahuan yang dimilikinya, khususnya dalam pengetahuan agama.Dalam ajaran Islam, ulama memang memiliki kedudukan yang tinggi dan peranan yang penting dalam kehidupan umat. Sedemikian penting kedudukan ulama di tengah kehidupan masyarakat, sehingga seseorang ulama diharapkan mampu meneruskan, mengembangkan dan melaksanakan apa yang telah dicontohkan dan disunnahkan oleh para nabi. Dalam peran lainnya, peran ini sering disebutkan juga sebagai amar ma’ruf nahi munkar yang rinciannya meliputi tugas untuk : a. Menyebarkan dan mempertahankan ajaran nilai-nilai agama. b. Melaksanakan control dalam masyarakat social of change c. Menjadi agen perubahan sosial agen of change. 8 Dalam pelaksanaan aktivitas dakwah, seorang ulama sangat memegang peranan penting dan menentukan suatu keberhasilan.Untuk itulah seorang mubaligh tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dan kepandaian dalam pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk memiliki kemampuan dan kepandaian dalam peranan dakwah untuk menyampaikan misi dakwahnya, seperti dakwah melalui tulisan atau dakwah bi al-qalam. Dakwah bi al-qalam adalah dakwah melalui media cetak, mengingat kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan seseorang berkomunikasi secara intens dan menyebabkan pesan dakwah bisa menyebar seluas-luasnya, maka dakwah lewat tulisan mutlak dimanfaatkan oleh kemajuan informasi. 9 8 Masykuri Abdillah, MimbarAgama dan Budaya Vol XVI, 1999,h. 2 9 Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002. hal: 12 Peran ulama sangatlah besar dalam menyebarkan ajaran Islam.Diantara peran yang cukup besar dari seorang ulama adalah agen perubahan sosial masyarakat menuju tatanan kehidupan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Hal ini dilakukan oleh seorang ulama dengan cara mengajak manusia untuk mengikuti jalan Allah SWT melalui ajaran dakwah yang beliau lakukan, karena pada dasarnya dakwah adalah merupakan manifestasi iman yang paling utama yang dimiliki seseorang. Sebab dakwah itu tidak lain kecuali menunjukkan jalan yang haq kepada segenap insan, menanamkan rasa cinta kepada kebaikan dan benci kebathilan serta kejahatan, dan membawanya keluar dari kebohongan serta kekalutan. 10 Atas uraian di atas, maka penulis merasa terpanggil dengan realita yang ada khususnya di Negara kita Indonesia.Terutama dalam segi Islam yang telah banyak terlibat dengan keadaan zaman modern sekarang, sehingga banyak pula Islam yang terbawa arus kebudayaan barat tanpa disadari kita seperti kembali ke zaman sebelum Islam. Untuk itu penulis mengadakan penelitian seputar Strategi Dakwah Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi yang berperan membangun lembaga institusi yang begerak di bidang dakwah yaitu Majelis Taklim Al-Muhajirin di Perumahan Batu Ceper Indah Kota Tangerang, sehingga penulis merasa tertarik untuk mengangkat sebuah skripsi dengan judul “ Strategi Dakwah Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi Dalam Pandangan Islam Di Perumahan Batu Ceper Indah Kota Tangerang” 10 Suherman Affandi, Faktor Kesuksesan Da’I Risalah No. 6XXXVIII, 1990

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dari sekian banyak permasalahan yang timbul dari latar belakang diatas, karena keterbatasan penulis, maka penelitian ini membatasi pada s trategi dakwah yang dilakukan oleh Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi Dalam Pandangan Islam Di Perumahan Batu Ceper Indah Kota Tangerang. Berdasarkan latar belakang yang sudah diungkapkan dan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dalam mengembangkan Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper Indah Kota Tangerang ? b. Faktor-faktor penghambat yang dihadapiUstadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dalam mengembangkan Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper Indah Kota Tangerang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dalam mengembangkan Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper Indah, Kota Tangerang b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat yang dihadapi Ustadzah Hj. Faridah Hanum Lutfi dalam mengembangkan Majelis Taklim Al- Muhajirin Batu Ceper Indah, Kota Tangerang

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : a. Manfaat Akademik Dari segi teoritis penelitian ini diharapkan menjadi stimulus penelitian lebih lanjut guna memperkaya teori-teori komunikasi dakwah, terutama berkaitan dengan kajian strategi dakwah.Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan kita semua tentang dakwah yang baik serta dapat memberikan kontsribusi positif bagi para mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran islam KPI yang tertarik untuk mempelajari tentang dakwah. b. Manfaat Praktis Dari segi praktis penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi positif bagi proses komunikasi dakwah secara langsung atau komunikasi bermedia melalui strategi dakwah di masyarakat perkantoran dan juga dapat menambah informasi, ilmu dan wawasan bagi pembaca mengenai strategi dakwah di lingkungan masyarakat perkantoran. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan atau pedoman bagi para praktisi dakwah dalam melaksanakan dakwahnya.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif.Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik seperti yang dikemukakan oleh Nasution sebagai berikut: Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik.Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat pengukur.Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test. 11 Moleong mengemukakan pendapat yang sama yaitu: ”Karakteristik penelitian kualitatif adalah berakar pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan entity ”. 12 Pendapat tersebut didasarkan pada beberapa asumsi seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba dalamMoleong : 1 tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang mereka lihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan konteks untuk keperluan pemahaman 2 konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan 3 sebagian struktur nilai kontekstual bersifat determinatif tehadap apa yang akan dicari 13 Penelitian kualitatif mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.Satori dan Komariah menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak hanya mendeskripsikan data tetapi 11 S. Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualiltatif. Bandung: Tarsito, 1998. hlm. 15 12 Lexy J.Moleong,Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya, 2006. hlm. 4 13 Ibid.