penelitian naturalistik seperti yang dikemukakan oleh Nasution sebagai berikut:
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik.Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif,
bukan kuantitatif,
karena tidak
menggunakan alat
pengukur.Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa
dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test.
11
Moleong mengemukakan pendapat yang sama yaitu: ”Karakteristik penelitian kualitatif adalah berakar pada latar alamiah atau pada konteks
dari suatu keutuhan entity ”.
12
Pendapat tersebut didasarkan pada beberapa asumsi seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba
dalamMoleong : 1 tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang mereka lihat, karena
itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan konteks untuk keperluan pemahaman
2 konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lainnya, yang berarti
bahwa suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan
3 sebagian struktur nilai kontekstual bersifat determinatif tehadap apa yang akan dicari
13
Penelitian kualitatif mengungkap situasi sosial tertentu dengan
mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang
diperoleh dari situasi yang alamiah.Satori dan Komariah menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak hanya mendeskripsikan data tetapi
11
S. Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualiltatif. Bandung: Tarsito, 1998. hlm. 15
12
Lexy J.Moleong,Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: RemajaRosdakarya, 2006. hlm. 4
13
Ibid.
deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sohih yang dipersyaratkan kualitatif yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi,
studi dokumen, dan melakukan triangulasi.
14
Deskripsinya berdasarkan analisis data yang sahih dimulai dari display data, reduksi data, refleksi data, dan etik terhadap data sampai
pengambilan keputusan yang harus memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi berdasarkan ukuran dependability, credibility, transferability, dan
confirmability. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif lebih
memfokuskan penggalian makna pada suatu masalah dan kemudian hasilnya ditafsirkan oleh peneliti sendiri.Hal itulah yang membedakan
dengan penelitian kuantitatif yang berpatokan pada hitungan dan rumus- rumus yang bersifat pasti, meskipun bisa saja kedua metode penelitian itu
dijalankan secara bersamaan.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek dari penelitian ini adalah Ustadzah Hj. Farida Lutfi
, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi
dakwahnya.
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada periode bulan Juli 2013 di Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper IndahKota Tangerang
. Penulis
melakukan penelitian dengan mendatangi Majelis Taklim Al-Mujahirin di
14
Djam’an Satoridan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2009 .hlm. 25
Batu Ceper Indah Kota Tangerang.Dan mengikuti kegiatan yang di adakan oleh Majelis Taklim di Batu Ceper.Adapun tempat penelitian dilakukan di
Majelis Taklim Batu Ceper IndahKota Tangerang.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh dari penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara penulisan untuk memperoleh data dalam bentuk pengamatan dengan sistematis fenomena yang
diselidiki.
15
Teknik observasi yang peneliti gunakan adalah bersifat langsung dengan mengamati objek yang diteliti, yakni
Dakwah Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi Dalam Pandangan Islam Di
Perumahan Batu Ceper Indah Kota Tangerang.
b. Wawancara interview
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka
antara pewawancara
dengan orang
yang diwawancarai.
16
Peneliti melakuakan tanya jawab langsung dengan Jama’ah Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper Indah untuk mendapatkan
tujuan yang jelas berupa bentuk Dakwah Ustadzah Hj. Farida Hanum
15
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1998, hal. 92
16
Moh. Nazin, Metode Penelitian, Bandung: Ghalia Indonesia, 1999, hal. 234
Lutfi Dalam Pandangan Islam Di Perumahan Batu Ceper Indah Kota Tangerang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi sendiri
adalah upaya
peneliti dalam
mengumpulkan dokumen-dokumenfile yang berkaitan dengan penelitian ini.Dalam melengkapi penelitian yang digunakan dalam
skripsi ini dan juga dilakukan melalui buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
5.
Teknik Analisis data
Moleong mengemukakan bahwa proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
wawancara, pengamatan, dokumentasi, dan sebagainya. Setelah itu mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu
usaha membuat rangkuman, kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil koding atau pengelolaan data.
17
Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat tiga komponen penting yaitu, reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
18
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis-interaktif yaitu analisis yang
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan alasan karena dalam penelitian
17
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2006. hal. 190
18
Sutepo, Pengantar Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar Teoritis dan Praktik, Surakarta : Puslitbang UNS, 2002 hal. 36
kualitatif menggunakan proses siklus, yaitu pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data dan data yang
dikumpulkan berupa fieldnotes atau catatan data di lapangan yang terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi.
Kemudian peneliti menyusun peristiwanya yang disebut reduksi data dan diteruskan dengan penyusunan sajian data yaitu berupa cerita
sistematis yang didukung dengan gambar dan dokumen lainnya, sehingga data dapat terjaring dengan sepenuhnya.
Data yang diperoses oleh melalui pengamatan, observasi, dan wawancara dijadikan sebagai bahan untuk menggambarkan objektifitas
dari Dakwah Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi Dalam Pandangan Islam Di
Perumahan Batu Ceper Indah Kota Tangerang , yang kemudian diolah
menjadi uraian pembahasan.Dokumentasi, sebagai bahan kerangka analisis dalam membimbing dan memperkuat hasil penelitian.
Setelah data terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, maka data-data tersebut kemudian diolah menjadi bentuk
verbal kata-kata sehingga kata-kata tersebut menjadi makna dan bisa dipertanggungjawabkan. Analisis data merupakan proses mengatur urutan
data mengorganisasikannya kedalam suatu bentuk, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerjanya. Teknik yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif, dengan
jalan ini dari data yang terkumpul, peneliti menjabarkan dengan
memberikan analisa-analisa berupa paparan yang didapat dari hasil penelitian dan wawancara ke beberapa Majelis Taklim dengan bentuk
komunikasi yang terjadi selama mengikuti Aktivitas Dakwah Majelis Taklim Di Batu Ceper Indah Kota Tangerang.
6.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memenuhi agar penelitian skripsi ini mencapai derajat kepercayaannya bisa di pertanggung jawabkan, maka kami penulis
melakukan teknik
pemeriksaan keabsahan
data.Adapun teknik
pemeriksaan keabsahan data maka kami penulis mengambil triangulasi. Triangulasi
adalah teknik
pemeriksaan keabsahan
data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik pemeriksaan triangulasi, dimaksudkan agar dengan teknik
ini peneliti dapat mengecek keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu data sebagai pembanding terhadap data yang lain. Sebagai contoh
data hasil observasi dibandingkan dengan data hasil wawancara dan seterusnya. Triangulasi ini juga digunakan oleh peneliti untuk
memantapkan validitas dan reliabilitas data serta digunakan untuk membantu menganalisis data di lapangan.
Adapun triangulasi yang digunakan peneliti adalah: a triangulasi metode dan b triangulasi sumber. Untuk triangulasi metode yaitu
pengecekkan datainformasi yang berasal dari hasil wawancara diuji dengan hasil observasi atau data hasil wawancara dengan data
dokumentasi dan seterusnya. Sedangkan triangulasi sumber, peneliti
menguji datainformasi dari responden yang satu dengan responden yang lain atau data dari responden dibandingkan dengan data dari dokumen.
Dalam teknik triangulasi dapat dicapai dengan jalan: 1 membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; 2
membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3 membandingkan apa yang dikatakan
orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4 membandingkan keadaan dan persfektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan; 5 membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
E. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa skripsi yang penulis temukan yang mengangkat tentang bagaimana strategi dakwah, tentunya dengan subjek dan objek yang berbeda-beda.
Setelah mengamati skripsi-skripsi untuk Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang sudah dikoleksi oleh Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, penulis menemukan ada beberapa judul skripsi yang mengangkat judul tentang strategi dakwah, diantaranya :
1.
“Strategi Dakwah Front Pembela Islam FPI dalam Menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi” oleh Dodiana Kusuma tahun 2010. Skripsi
ini mendiskripsikan dan menganalisis tentang strategi dakwah Front Pembela Islan dalam menanggulangi dampak negatif globalisasi.
2.
“Strategi Dakwah Ikatan Remaja Masjid Al-Muttaqin di Lingkungan Kel. Pondok Jagung” oleh Maspupah tahun 2010. Skripsi ini
mendeskripsikan tentang strategi dakwah yang dilakukan oleh Ikatan Remaja Masjid IRMA Al-Muttaqin dalam aktivitas dakwahnya.
3.
“Strategi Dakwah di Lingkungan Perkantoran Analisa Perencanaan Strategis Ikatan Da’i Indonesia IKADI DKI Jakarta” oleh Hambali
tahun 2010. Skripsi ini mendeskripsikan tentang strategi dakwah yang dilakukan oleh
Ikatan Da’i Indonesia IKADI dalam aktivitas dakwah di Lingkungan Perkantoran.
4.
„Strategi Dakwah Majelis Az-Zikra Dalam Membentuk Keluarga Sakinah“ oleh Bobby Rahman tahun 2010. Skripsi ini mendeskripsikan
tentang strategi dakwah yang dilakukan Majelis Az-Zikra Titian Keluarga Sakinah untuk menciptakan keluarga sakinah.
Namun dari judul skripsi diatas tidak ada satupun yang meneliti lembaga atau organisasi yang bergerak di tengah masyarakat yang mayoritas penduduknya
non muslim, karena itu penulis meneliti organisasi masyarakat yang konsen dalam pengembangan dakwah tengah masyarakat yang mayoritas penduduknya non
muslim seperti yang dilakukan Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dalam Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper Indah, Kota Tangerang. Penelitian ini juga
diharapkan bisa memberi tambahan atau pelengkap dari penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam menyusun hasil penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan yang dibagi menjadi menjadi lima bab yang terdiri
dari beberapa sub bab sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab ini
bertujuan sebagai pengantar dari penelitian ini dan bagaimana proses penelitian ini dilakukan.
Bab II Landasan Teori. Dalam bab ini penulis menguraikan teori-teori yang
mendukung dalam penelitian ini, seperti penjelasan tentang strategi dakwah,tujuan dakwah, manfaat dakwah serta strategi dakwah dalam majelis taklim.
Bab IIIGambaranUmum Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dan Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper.
Dalam bab ke tiga ini penulis menguraikan profil dari objek yaitu Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dan Majelis Taklim Al-
Muhajirin Batu Ceper, yang termasuk didalamnya antara lain profil Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dan latar belakang berdiri, visi, misi dan tujuanMajelis
Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper. Bab ini bertujuan untuk menjelaskan secara singkat tentang Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dan Majelis Taklim Al-
Muhajirin Batu Ceper, Kota tangerang.
Bab IV Analisis Strategi Dakwah Hj. Farida Hanum Lutfi dalam Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper.
Bab ini adalah bab inti dari penelitian ini, karena di bab ini menjelaskan pokok dari hasil penelitian dan analisa yang telah
dilakukan penulis mengenai strategi dakwah Ustadzah Hj. Farida Hanum Lutfi dalam Majelis Taklim Al-Muhajirin Batu Ceper sesuai dengan rumusan dan
tujuan penelitian yang penulis sudah tetapkan.
Bab V Penutup. Bab ini memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
setelah penulis menganalisa hasil penelitian. Dan dibagian akhir setelah bab ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
21
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Kiprah Dakwah
Menurut Djumhur, kiprah dapat diartikan sebagai sesuatu pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari suatu pekerjaan
atau jabatan tertentu.
1
Sedangkan menurut S. Nasution, kiprah adalah konsekuensi atau akibat kedudukan seseorang.
2
Dari pengertian yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa kiprah, adalah serangkaian tingkah
laku sesuai hak dan kewajiban yaitu bersifat timbal balik dalam hubungan antar individu yang saling berkaitan dalam satu situasi tertentu serta
berhubungan dengan kemajuan suatu hal atau peristiwa yang berkaitan dengan aktivitasnya.
Kiprah tidak lepas dari aktivitas. Pengertian aktivitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keaktifan kegiatan-kegiatan, kesibukan-kesibukan atau
bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau lembaga.
3
Menurut pemaparan di atas arti kiprah tidak jauh berbeda dengan aktivitas, akan tetapi perbedaannya adalah berkiprah adalah melakukan
kegiatan dengan semangat tinggi sedangkan aktivitas melakukan segala
1
Djumhur, Moh. Surya. Bimbingan dan Penyuluhan Bandung: PT Pedoman Ilmu, 1975, h.12
2
S. Nasution, Sosiologi pendidikan Jakarta : PT Bumi Aksara, 1995, h. 73
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, cet ke-3 h. 17