Metode Ceramah ANALISIS KIPRAH DAKWAH USTADZAH HJ. FARIDAH HANUM

D. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab lebih akurat apabila digunakan sebagai pedalaman materi dalam kegiatan pengajian.Dalam kegiatan yang sedemikian rupa terjalin hubungan yang mantap.Metode ini Ustadzah Faridah Hanum Luthfi berdakwah dengan mad’unya, terutama masalah pemahaman ajaran agama secara lengkap.

E. Metode Seminar Diskusi

Metode ini merupakan sebuah metode yang digunakan Ustadzah Faridah Hanum Luthfi memungkinkan mad’u akan lebih jauh lagi adalah terjalin hubungan antara sesame mad’unya.

F. Metode Memberikan Ringkasan Materi

Metode ini merupakan sebuah metode yang digunakan oleh Ustadzah Faridah Hanum Luthfi menggunakan tulisan dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya artinya tulisan tersebut berisi ajakan atau seruan menegnai amar ma’ruf dan Nahi Munkar yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist Bi Al- Himah.Dalam ringkasan tersebut.Selain itu, tujuan dari ringkasan ini.Agar ketika para mad’u lupa dengan materi yang pernah dibahas, mereka hanya tinggal membuka saja catatan yang pernah diberikan oleh Ustadzah Faridah Hanum Luthfi.

G. Metode Pemberian Bantuan Sosial

Metode pemberian bantuan sosialmerupakan metode yang dilaksanakan dengan jalan memberikan bantuan social kepada masyarakat da’wah yang sifatnya mengadakan perubahan perilaku masyarakatnya menjadi lebih baik. Melalui kegiatan pemberian bantuan sosial yang dilakukan oleh Ustadzah Faridah Hanum Luthfi keepada anak yatim, secara tidak langsung telah melakukan kegiatan dakwah agama, karena pada dasarnya kegiatan bantuan sosial adalah ajaran agama yang sangat dianjurkan.

H. Metode Praktik

Dalam metode ini, Ustadzah Farida Hanum Luthfi memberikan metode praktik kepada mad’u yaitu memberikan pemahaman kepada mad’u secara praktik. Seperti cara berhubungan beribadah kepada Allah SWT hablun min Allah dengan metode bi Al-Hikmah yaitu tepat dalam perkataan dan perbuatan serta meletakkan sesuatu pada tempatnya. Sebuah praktik akan mendapatkan nilai ibadah di sisi Allah SWT apabila orang tersebut mengetahui serta mengamalkannya dengan baik dan benar tentang apa yang dipraktik. Metode ini digunakan oleh Ustadzah Farida Hanum Lutfhi, ketika sebuah materi yang dibahas berkaitan dengan praktik. Biasanya metode ini digunakan, ketika materi yang dibahas adalah ilmu fiqih, seperti tata cara shalat, wudhu, dan lain-lain. Metode ini digunankan beliau sebagai pelemgkap setelah memberikan cermah dan Tanya jawab.Praktik yang beliau contohkan sesuai dengan kebenran, artinya tidak keluar dari Al- Qur’an dan Al-Hadist dan penuh kebijaksanaan bi Al-Hikmah. Contoh praktiknya: dalam Al- Qur’an Surat Al- Maidah:56:                                                                                                                 Artinya: “pada hari ini Dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan sembelihan orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. dan Dihalalkan mangawini wanita yang menjaga kehormatan, diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak pula menjadikannya gundik-gundik. Barangsiapa yang kafir sesudah beriman tidak menerima hukum-hukum Islam Maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat Termasuk orang- orang merugi. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit, atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air kakus atau menyentuh, perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik bersih; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Ada yang mengatakan wanita-wanita yang merdeka.Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air. Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.