27
2.3.1 Leukimia Akut
Leukimia akut menunjukkan gejala klinik suhu badan naik, ada tanda –tanda
infeksi, pendarahan karena trombositopenia, pucat, lesu, karena anemia dan nyeri pada tulang. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kesamaan, kecuali jenis sel
leukemianya, yaitu kadar haemoglobin turun, jumlah leukosit naik, jumlah eritrosit turun, ditemukan banyak sel muda immature, jumlah trombosit turun dan waktu
pendarahan lama. Ada dua jenis leukimia akut yaitu Leukimia Mielositik Akut LMA dan Leukimia Limfositik Akut LLA.
Leukimia Mielositik Akut LMA adalah penyakit yang bisa berakibat fatal, dimana mielosit yang dalam keadaan normal berkembang menjadi granulosit
berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di sumsum tulang. Sel-sel leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan
dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke organ lainnya,
selanjutnya tumbuh dan membelah diri. Mereka bisa membentuk tumor kecil kloroma di dalam atau tepat dibawah kulit dan bisa menyebabkan meningitis,
anemia, gagal hati, gagal ginjal, dan kerusakan organ lainnya. Gejala pertama biasanya terjadi karena sumsum tulang gagal menghasilkan sel
darah yang normal dalam jumlah yang memadai, ditandai dengan lemah, sesak nafas, infeksi, perdarahan, demam. Gejala lainnya adalah sakit kepala, muntah, gelisah dan
nyeri tulang dan sendi. Penyakit LMA terutama menyerang orang dewasa. Tanpa pengobatan, jangka waktu bertahan hidup penderita dalam batas tiga bulan. Tujuan
pengobatan adalah menghancurkan semua sel leukemik sehingga penyakit bisa dikendalikan. LMA hanya memberikan respon terhadap obat tertentu dan pengobatan
seringkali membuat penderita lebih sakit sebelum mereka membaik. Penderita menjadi lebih sakit karena pengobatan menekan aktivitias sumsum tulang, sehingga
jumlah sel darah putih semakin sedikit terutama granulosit dan hal ini menyebabkan penderita mudah mengalami infeksi Medi, 2010.
28
Pada kemoterapi awal biasanya diberikan sitarabin selama 7 hari dan daunorubisin selama 3 hari. Kadang diberikan obat tambahan misalnya tioguanin
atau vinkristin dan prednison. Dengan kemoterapi yang intensif harapan hidup pasien LMA lebih dari satu tahun dan beberapa pasien ada yang bertahan sampai tiga
tahun dan sekitar 20 kemungkinan dapat sembuh. Obat tunggal yang paling aktif bagi pasien LMA adalah sitarabin, tetapi lebih baik bila digunakan kombinasi dengan
obat lain. Kombinasi yang baik yaitu sitarabin dengan tioguanin atau sitaraban dengan daunorubisin.
Leukimia Limfositik Akut LLA adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah
menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum tulang. Leukemia jenis ini merupakan 25 dari semua jenis kanker yang
mengenai anak-anak di bawah umur 15 tahun. LLA ini paling sering terjadi pada anak usia antara 3-5 tahun, tetapi kadang dapat juga terjadi pada usia remaja dan usia
dewasa. Sel-sel yang belum matang, yang dalam keadaan normal berkembang menjadi
limfosit, berubah menjadi ganas. Sel leukemik ini tertimbun di sumsum tulang, lalu menghancurkan dan menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal.
Sel kanker ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke hati, limpa, kelenjar getah bening, otak, ginjal dan organ reproduksi; dimana mereka
melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri. Sel kanker bisa mengiritasi se. laput otak, menyebabkan meningitis dan bisa menyebabkan anemia, gagal hati, gagal
ginjal dan kerusakan organ lainnya. Penderita Leukimia Limfositik Akut LLA mengalami anemia, pendarahan
dan mudah terkena infeksi. Dengan proses kemoterapi yang intensif harapan hidup pasien LLA antara tiga sampai lima tahun dan lebih dari 50 peluang untuk dapat
sembuh. Beberapa pusat medis menggunakan proses kemoterapi dengan kombinasi obat yaitu vinkristin dan prednison Medi, 2010.
29
2.3.2 Leukimia Kronis