48
- Haemositometer 0,2 mm; 0,0625 mm
2
- Inkubator CO
2
- Kolom Kromatografi - Labu Ukur 100 mL, 50 mL, 10 mL
Pyrex - Mikroskop
Nikop Optik Hot 2 - Pipet Volumetrik 25 mL, 10mL, 5 mL
Pyrex - Pipet Matt 10 mL, 5 mL, 1 mL
Pyrex - Plat KLT
- Spektrofotometri FT-IR Shimadzu
- Spektrofotometri UV Shimadzu
- Spektrometri LC-MS Shimadzu
- Spektrometri NMR Jeol
3.3 Prosedur Kerja
3.3.2 Persiapan Sampel Buah Bawang Hutan, Isolasi dan Pemurnian Senyawa
Aktif 3.3.2.1
Pembuatan Ekstraksi Etanol dari Buah Bawang Hutan Secara Maserasi
Dimaserasi 500 g buah bawang hutan yang telah dipotong-potong halus dengan 1 L etanol, didiamkan selama 24 jam, lalu disaring dan dipekatkan filtratnya,
setelah itu dimaserasi kembali buah bawang hutan tersebut 7 x 24 jam sampai maserasi tidak memberikan perubahan warna tidak ada lagi zat yang terlarut. Dan
digabung menjadi satu semua filrat hasil pemekatan yang disebut dengan fraksi kasar crude.
3.3.1.2 Partisi Ekstrak Etanol Dengan n-heksana - Air
Dipartisi ekstrak etanol dengan n-heksana : air 1:1 menggunakan corong pisah, lalu dipekatkan dengan rotavapor sehingga diperoleh fraksi n-heksana dan
fraksi air.
49
3.3.1.3 Pemurnian Senyawa Aktif Dengan Kromatorafi Kolom
- Dicampur sampel fraksi n-heksana dengan celite dalam mortar hingga merata. - Digunakan eluen n-heksana : etil asetat 20:1.
- Ditambahkan 50 g silika dengan eluen, lalu diaduk. - Ujung kolom diisi kapas, lalu ditambahkan sedikit garam laut, setelah itu
dimasukkan silika yang telah dicampur dengan eluen sedikit demi sedikit lewat dinding kolom.
- Campuran sampel + cealit dimasukkan ke dalam kolom kromatografi lalu diberi eluen.
- Ditampung dan dari atas kolom ditambahkan eluen secukupnya 300 mL. - Dari hasil Kromatografi Lapis Tipis KLT diperoleh tiga fraksi.
- Kemudian dilanjutkan kromatografi kolom dengan 200 mL eluen n-heksan : etil asetat 10:1, dan diperoleh satu kelompok fraksi dari hasil KLT nya.
- Setelah itu dilanjutkan kromatografi kolom dengan 300 mL eluen n-heksan : etil asetat 5:1, dan diperoleh empat kelompok fraksi dari hasil KLT nya.
- Setelah itu kromatografi kolom dilanjutkan dengan 200 mL eluen n-heksan : etil asetat 2:1, dan diperoleh dua kelompok fraksi dari hasil KLT nya.
- Kemudian kromatografi kolom dilanjutkan dengan 200 mL eluen n-heksan : etil asetat 1:1, dan diperoleh satu kelompok fraksi dari hasil KLT nya.
- Dengan hasil dari kromatografi dapat dilihat pada Tabel 4.3.
3.3.1.4 Kromatorafi Kolom Pertama Untuk Fraksi 8
Kromatografi kolom pertama, dilakukan sama seperti pada kromatografi kolom pertama, tetapi hanya menggunakan eluen n-heksana : etil asetat secara
isokratik n-heksana : etil asetat 2:1. Dengan hasil fraksinasi kromatografi kolom pertama untuk fraksi 8 dapat dilihat pada Tabel 4.5.
50
3.3.1.5 Kromatorafi Kolom III Untuk Fraksi 9