29
2.3.2 Leukimia Kronis
Leukimia kronis mempunyai ciri –ciri utama seperti timbulnya pada usia yang
agak lanjut, jumlah leukosit tinggi, penurunan kadar haemoglobin ringan atau sedang dan sering berubah menjadi leukimia akut. Ada dua jenis leukimia kronis yaitu
Leukimia Mielositik Kronis LMK dan Leukimia Limfositik Kronis LLK. Pada penyakit Leukimia Mielositik Kronis LMK perbandingan sel yang
belum matang immature dengan sel yang sudah matang mature berbeda pada satu penderita dengan penderita yang lain. Pada tahap awal jumlah sel yang belum matang
relatif sedikit, jumlah trombosit meningkat dan penurunan kadar haemoglobin ringan. Perubahan penyakit Leukimia Mielositik Kronis LMK menjadi stadium akut
stadium akhir yang disebut blastic transformation atau blast crisis, terjadi perubahan sebagai berikut: jumlah mieloblas dan sel yang belum matang lain
meningkat, jumlah basofil meningkat, trombosit menurun, leukosit meningkat dan kadar haemoglobin menurun drastis. Transformasi blastik ini umumnya timbul
setelah tiga sampai empat tahun setelah diagnosis dan penyakit ini berubah menjadi leukimia akut. Dengan proses penghambatan dapat dilakukan menggunakan proses
kemoterapi menggunakan busulfan. Leukimia Limfositik Kronis LLK merupakan penyakit yang timbul akibat
akumulasi sel limfosit dalam sumsum tulang, darah, kelenjar getah bening, limfa dan hati sehingga sel pembentuk darah lainnya di dalam sumsum tulang berkurang.
Penyakit Leukimia Limfositik Kronis LLK ini sering timbul pada pasien-pasien yang berusia lanjut usia 45 tahun keatas dan sangat jarang terjadi pada pasien
sebelum umur 45 tahun. Leukimia limfositik kronik LLK meliputi kortikosteroid atau kemoterapi
obat alkilasi. Obat alkilasi ini akan dapat menurunkan jumlah limfosit pada kebanyakan pasien penderita penyakit ini dan yang biasa digunakan adalah
klorambusil dan mempunyai efek samping yang sangat kecil. Medi, 2010.
30
2.3.3 Mekanisme Penghambatan Sel Leukimia