58
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Tanaman
Buah tumbuhan bawang hutan yang diteliti berasal dari Kebun Raya Samarinda Propinsi Kalimantan Timur dan dideterminasi oleh Laboratorium
Herbarium Bogariense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi – Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia LIPI Cibinong dan dinyatakan sebagai Scorodocarpus borneensis Becc, suku dari Olacaceae Lampiran 8.
4.2 Pembuatan Ekstrak Etanol dan Partisi
Sampel buah bawang hutan sebanyak 500 g dimaserasi menggunakan 1 L etanol, didiamkan selama 24 jam dilakukan 7 kali sampai maserasi tidak
memberikan perubahan warna. Selanjutnya sampel yang telah dimaserasi tersebut disaring, sehingga diperoleh ekstrak etanol, yang kemudian dipekatkan menggunakan
rotavapor. Ekstrak etanol pekat yang diperoleh berwarna kuning kecoklatan, dengan berat ekstrak sebesar 39,62 g 7,924. Ekstrak etanol pekat dipartisi dengan air : n-
heksana = 1:1, dan fasa air dipartisi kembali dengan etil asetat. Hasil bobot sampel ekstrak etanol yang dipartisi tersebut menghasilkan tiga ekstrak ekstrak n-heksana,
etil asetat, dan air yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil bobot sampel yang dipartisi
Fraksi Berat Ekstrak g
Bobot , bb
Ekstrak n-heksana 16.93
3.386 Etil asetat
1.22 0.244
Air 11.96
2.392 Dari hasil Tabel 4.1 diperoleh bobot tertinggi pada ekstrak n-heksana hal ini
berarti metabolit sekunder paling dominan berada pada fraksi non polar dan berarti senyawa-senyawa yang dominan jumlahnya adalah senyawa-senyawa non polar.
59
4.3 Uji Antioksidan Dari Hasil Partisi Dengan Metode Peredaman Radikal
Bebas Hasil pengujian aktivitas antioksidan terhadap sampel hasil partisi tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas yang dinyatakan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil uji aktivitas antioksidan hasil partisi
No Fraksi
Inhibisi pada Konsentrasi Ekstrak ppm 25
50 100
IC
50
1 n-heksana
24.24 43.40
78.59 60.08
2 Etil asetat
19.89 34.98
75.91 66.80
3 Air
18.28 26.65
53.67 93.91
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa daya aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada fraksi n-heksana yaitu sebesar 60,08 ppm contoh perhitungan pada Lampiran
14, hal ini berarti pada fraksi n-heksana memiliki kemampuan meredam radikal bebas tertinggi dan berpotensi sebagai antikanker. Kemudian fraksi n-heksana dan etil
asetat dilakukan uji aktivitas anti kanker dan didapat IC
50
masing-masing fraksi n- heksana 15,30 ppm Lampiran 2 dan fraksi etil asetat 34,35 ppm Lampiran 3.
Menurut National Cancer Institute 2003 sampel yang dapat dianggap memiliki potensi antikanker yaitu apabila IC
50
yang diperoleh lebih kecil dari 20 ppm. Sehingga sampel yang dilanjutkan pemurniannya menggunakan kromatografi
kolom adalah fraksi n-heksana.
4.4 Pemurnian Dengan Kromatografi Kolom