Ciri-Ciri Fonetik Akustik Konsep

Grafik 2 Gerak Gelombang Jumlah tekanan udara yang diberikan pada molekul udara adalah Amplitudointensitas digambarkan sepanjang sumbu y vertikal. Waktu gelombang digambarkan sepanjang sumbu x horizontal. Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh selama satu siklus tunggal.

2.4.2 Ciri-Ciri Fonetik Akustik

Ciri akustik terdiri dari frekuensi atau struktur melodik, durasi atau struktur temporal, dan intensitas. Ciri-ciri akustik disebut juga dengan istilah prosodi. Ketiga kajian di atas merujuk pada unsur suprasegmental yang akurasi datanya hanya bisa di dapat lewat pengukuran sebuah piranti. Dalam hal ini peranti yang dimaksud adalah Praat . Menurut Heuven dalam T. Syarfina 2009 prosodi atau ciri akustik berfungsi: 1 untuk menandai ranah seperti paragraf, kalimat, dan frasa, 2 untuk mengkualifikasikan informasi yang disajikan di dalam suatu ranah seperti batasan pernyataan, batasan pertanyaan, dan 3 untuk menonjolkan konstituen-konstituen tertentu di antara ranah-ranah aksentuasi. Universitas Sumatera Utara Kemudian Crystal dalam T. Syarfina 2009 berpendapat bahwa intonasi dan ciri suprasegmental menampilkan beragam fungsi yang berbeda. Fungsi intonasi dan suprasegmental itu adalah menjadi penanda emosional, gramatikal, struktur informasi, tekstual, psikologi, dan indeksikalitas. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: 1 Penanda emosional mencakup fungsi intonasi dan suprasegmental tentang makna yang didasari oleh sikap seperti: kesenangan, kebosanan, terkejut, keramahan, dan lain-lain; 2 Penanda gramatikal, intonasi berperan sebagai penanda kontras gramatikal, yaitu mengidentifikasi unit-unit besar gramatikal seperti klausa dan kalimat berdasarkan cara kontur nada memilah suatu ujaran. 3 Penanda struktur informasi, intonasi berperan sebagai penanda struktur informasi pada ujaran. Aspek informasi mana yang ditekankan dengan intonasi maksimum merupakan asumsi untuk menganalisa sebuah informasi; 4 Penanda tekstual, intonasi berperan sebagai penanda dalam analisis wacana discourse. Koherensi prosodi dengan baik digambarkan melalui bentuk melodi distingtif pada paragraf-paragraf yang dibaca saat pembacaan sebuah berita; 5 Penanda psikologi, intonasi diperankan untuk mengklarifikasi ujaran yang rumit menjadi sederhana sehingga dapat dipakai untuk mengorganisasi ujaran dalam membantu seseorang dalam pemerolehan bahasa. Universitas Sumatera Utara 6 Penanda indeksikal, ciri suprasegmental difungsikan untuk mengidentifikasi ideksikal seseorang sehingga identitas sosial seseorang dapat dilihat dari kajian ini. 2.4.2.1 Frekuensi Frekuensi digunakan untuk mengukur gelombang yang berjalan secara ritmis dengan hitungan per satuan waktu. Dalam hubungannya dengan fonetik akustik, gelombang yang dimaksud adalah gelombang suara yang dihasilkan oleh pita suara manusia yang ditangkapdirekam dan dideteksi oleh alat yang dinamakan spektogram. Dalam ilmu fisika, bunyi dapat diukur dan digambarkan dalam bentuk grafik yang dinamakan gelombang sinusoidal lihat gambar sehingga bunyi dapat dijelaskan sebagai suatu rangkaian siklus cycle. Toleransi frekuensi bunyi yang dapat diterima oleh telinga manusia berkisar antara 15 – 20 cycle per second csec untuk titik terendah dan 15.000 – 20.000 csec untuk titik tertinggi Ridwan 2006:292. Frekuensi gelombang adalah seberapa sering gelombang berulang. Hal ini biasanya diukur dalam Hertz disingkat Hz, terkadang juga disebut cycle per second siklus per detik. Orang akan mendengar frekuensi gelombang sinus sebagai nada pitch, yaitu, frekuensi tinggi sering berulang gelombang akan terdengar seperti nada tinggi, sedangkan frekuensi rendah tidak seperti yang sering berulang gelombang akan terdengar seperti sebuah catatan yang lebih rendah. Misalnya, dalam tangga nada diakronis dikenal nada do, re, mi, fa, sol, la, si. Nada do direalisasikan Universitas Sumatera Utara sebagai gelombang yang longgar berfrekuensi rendah, sedangkan nada si direalisasikan sebagai gelombang yang rapat dengan frekuensi tinggi. Ilustrasi lain adalah pada dawai gitar, keenam dawai gitar jika dipetik akan menghasilkan gelombang bunyi yang berbeda antar satu sama yang lainnya. Perbedaan yang signifikan terlihat jika dawai gitar paling atas dan paling bawah dipetik. Dawai gitar paling atas jika dipetik menghasilkan gelombang bunyi yang longgar dengan frekuensi rendah, sedangkan dawai gitar yang paling bawah jika dipetik menghasilkan gelombang bunyi yang rapat dengan frekuensi tinggi. Simpulannya bahwa secara fisik, nada tergantung atas banyaknya getaran pada pita suara, semakin banyak getaran yang dihasilkan oleh pita suara semakin tinggi pula nada bunyi yang dihasilkan Nooteboom 1999:642. Frekuensi adalah jumlah siklus per detik yang direpresentasikan dengan huruf F atau huruf kecil f. pengukuran frekuensi gelombang didasarkan atas seberapa sering gelombang tersebut berulang selama satu detik. Detik direpresentasikan dengan huruf T. Terdapat hubungan yang penting antara F dan T, yaitu periode atau waktu gelombang. Lieberman, 1972:7;Lapoliwa, 1988:47. F x T = 1, berarti bahwa F = 1T dan T = 1F Contoh, T adalah 0,01 detik dan F adalah 100 siklus per detik csec. Jadi 0,01 X 100 = 1. Sebuah ujaran menghasilkan variasi frekuensi dasar. Jadi, jika berbicara tentang variasi nada berarti berbicara intonasi dalam suatu ujaran, tetapi jika Universitas Sumatera Utara berbicara tentang frekuensi dasarfundamental Fo berarti berbicara tentang frekuensi bunyi ujaran yang menghasilkan nada ujaran tersebut. Berkenaan dengan nada, variasi frekuensi fundamental di sepanjang ujaran itu membentuk rentang suara yang disebut rentang nada pitch range. Frekuensi memegang peranan yang cukup penting dalam analisis struktur internal bunyi bahasa speech sound. Dalam kajian intonasi, frekuensi fundamental Fo lebih relevan diukur dengan perhitungan logaritma. Dalam ukuran logaritma disebut Semiton st. Tinggi Fo yang semula diukur dengan Hz dikonversi dalam ukuran semiton st dengan rumus sebagai berikut: F Hz adalah frekuensi fundamental hasil pengukuran yang terstilisasi dan F Ref adalah frekuensi fundamental yang dijadikan referen. Semiton merupakan satuan ukuran nada. Satu semiton berarti jarak dari satu nada ke nada berikutnya. Kajian ini menggunakan F sebesar 130,7749 Hz yaitu frekuensi fundamental C dalam musik. Hal ini dimaksudkan agar tinggi nada dalam setiap kontur dapat dibandingkan dengan nada C natural itu Sugiono, 2003:96 2.4.2.2 Intonasi Kontur nada sebenarnya secara global hanya dikelompokan menjadi dua yaitu alir naik dan alir turun. Namun, jik diidentifikasi lebih spesifik, kontur alir nada memiliki perbedaan struktur, tuturan, modus, situasi tuturan, maupun aspek-aspek F st = 12 Log 2 Log F Hz F Ref Universitas Sumatera Utara tindak tutur yang menghasilkan ujaran. Hal ini membuktikan produktivitas sebagai salah satu sifat bahasa. Dalam kajian fonetik akustik, alir nada biasa disebut intonasi yang dijabarkan melalui pendeskripsian frekuensi fundamental dalam suatu ujaran. Fungsi frekuensi fundamental pada tataran kalimat disebut intonasi; pada tataran kata disebut nada tone. Lehiste, 1970:105;T.Syarfina, 2009:34. Selanjutnya, Lehiste dalam Rahyono FX 2003 menjelaskan bahwa intonasi merupakan ciri tonal tonal features yang ada pada tingkat kalimat. Ciri tonal pada tingkat kalimat itu juga mengandung makna nonlinguistis, yakni mengungkap sikap penutur dan taraf kepentingan pesan yang disampaikan melalui kalimat itu. 2.4.2.3 Durasi Menurut Sugiono 2003 durasi adalah rentang waktu yang diperlukan untuk merealisasikan segmen bunyi yang diukur dengan satuan milidetik. Durasi dalam siklus tunggal disebut periode period. Dilambangkan dengan huruf T Time. Diukur dengan satuan detik atau milidetik second atau milisecond yang disingkat md. Dalam gambar 1 ditunjukan dengan garis warna merah. Jika diterapkan pada suara manusia menunjukan bahwa rentang waktu pita suara terbuka mengeluarkan bunyi dan tertutup kembali, gelombang suara itu dihitung sebagai periode dengan hitungan 1 detik. Tempo adalah rentang waktu yang diperlukan untuk merealisasikan sebuah tuturan. Jadi, struktur temporal diartikan sebagai seperangkat aturan yang dipakai Universitas Sumatera Utara untuk menentukan pola durasi dalam tuturan. Durasi berhubungan dengan gerakan artikulatori dan rangkaiannya yang sifatnya terukur. Beberapa faktor yang mempengaruhi durasi antara lain: 1 titik dan perilaku artikulasi dari segmen itu sendiri, 2 suara-suara sementara awal dan berikutnya, dan 3 faktor suprasegmental. 2.4.2.4 Intensitas Intensitas biasa disebut Amplitudo gelombang, yakni ukuran perbedaan tekanan pada gelombang suara. Amplitudointensitas biasanya diukur dalam desibel disingkat dB. Orang-orang akan mendengar Amplitudointensitas sebagai kenyaringan. Amplitudointensitas merupakan istilah untuk menentukan lebar sempitnya suatu gelombang. Dengan kata lain, intensitas bunyi, yaitu keras, nyaring, lirihnya suatu bunyi yang diterima oleh telinga berpangkal pada luasnya atau lebarnya gelombang udara istilahnya ”Amplitudointensitas dan bersifat netral terhadap frekuensititi nada Vehaaar J.W.M. 22 : 1996 Jarak sangat menentukan Amplitudointensitas. Maksudnya, semakin jauh kita dari sumber bunyi maka Amplitudointensitas bunyisuara intensitaskekerasan bunyi yang diterima oleh indra pendengar kita semakin kecil. Begitu juga berlaku sebaliknya, semakin dekat kita dari sumber bunyi maka Amplitudointensitas bunyi suara intensitaskekerasan bunyi yang diterima oleh indra pendengar kita semakin besar pula. Universitas Sumatera Utara Selain jarak, berkurangnya amplitudointensitas bunyisuara atau berkurangnya kecepatan pelenyapan bunyi juga ditentukan oleh proses dan tempat pemantulan gelombang Amplitudointensitas. Semakin padatkeras dan permukaan yang rata suatu obyek pantul, seperti dinding tembok, semakin rendah tingkat kecepatan pelenyapan bunyi. Sebaliknya, semakin lunak dan permukaan tidak rata, semakin tinggi tingkat kecepatan pelenyapan bunyi. Dapat dikatakan, media yang padatkeras dan rata sangat berpotensi baik sebagai penghantar Amplitudointensitas dan media yang lunak dan tak rata berpotensi kurang baik menghantarkan Amplitudointensitas. Perbandingan intensitas suara dengan intensitas suara lainnya dihitung dengan fungsi logaritma, yaitu 10 kali logaritma terhadap bilangan dasar 10 rasio intensitas bunyi; rasio intensitas bunyi tersebut merupakan hasil kuadrat rasio amplitudo Hayward 2000:44; Syarfina 2009:37 Amplitudo dalam dB suara B berhubungan dengan suara A yang dihasilkan dengan mendapatkan logaritma terhadap bilangan dasar dari rasio intensitas bunyi IaIb dan dikalikan dengan 10. Misalnya, apabila suara B mempunyai dua kali intensitas suara A, rasio intensitas suaranya adalah 2. berdasarkan logaritma, 2 adalah 0,3, dikali dengan 10, dan hasilnya adalah 3 dB. Apabila intensitas suara B setengah dari suara A, intensitas rasionya adalah ½. Logaritma dari ½ adalah -0,3, dikali dengan 10, dan hasilnya bernilai -3 dB. Intensitas diukur dengan rumus berikut ini: I = 10LOGI A I B Universitas Sumatera Utara 2.4.2.5 Resonansi Resonansi adalah getaran suara yang memberi efek getaran yang sama pada obyek lain dari sumber suara. Obyek yang dimaksud tersebut biasa disebut sebagai resonator. Obyek memiliki frekuensi. Jika obyek digetarkan pada frekuensi yang berbeda, getaran akan berangsur melambat dan akhirnya berhenti. Namun, jika obyek digetarkan pada frekuensi yang sama dengan obyek lain disekelilingnya maka getaran akan diperkuat dan obyek lain disekelilingnya tersebut. Obyek-obyek lainnya yang turut bergetar pada frekuensi yang sama dengan obyek utama tersebut dinamakan obyek yang beresonansi. Artinya resonansi merupakan respon suatu obyek, yang berpotensi menghasilkan frekuensi, dari frekuensi obyek lain yang mempengaruhinya. Beberapa contoh resonansi: 1 Gelombang berdiri pada lompat tali, 2 Getaran suara hasil tiupan botol yang diisi dengan air separoh, dan 3 Getaran dawai biola. Jika obyek digetarkan dua kali pada frekuensi resonansi favorit, obyek lain sebagai resonator tidak akan merespon dengan baik. Jika obyek digetarkan tiga kali dengan frekuensi resonansifavoritnya, maka obyek lain akan beresonansi - meskipun tidak sebanyak pada frekuensi resonansinya. Pola ini akan berulang pada setiap kelipatan ganjil dari frekuensi terendah. Dengan kata lain, pola ini akan menjadi frekuensi resonansi yang efektif: Universitas Sumatera Utara Tabel 1 Frekuensi Resonansi yang Efektif Frekuensi Favorit Resonansi 1 x 1 x ya 2 x 2 x tidak ada 3 x 3 x ya 4 x 4 x tidak ada 5 x 5 x ya Contohnya, pada tabung setengah terbuka yang berukuran 17 cm panjang khas untuk saluran vokal seorang pria dewasa, frekuensi yang disukai adalah 500 Hz, 1500 Hz, 2500 Hz, 3500 Hz, dan seterusnya. Jika ditinjau dari diagram kurva respon frekuensi tabung, setiap frekuensi akan beresonansi jika getaran diberikan pada frekuensi tersebut. Kurva respon frekuensi untuk saluran vokal ukuran 17 cm dalam posisi netral yaitu, posisi untuk schwa terlihat seperti pada Grafik 3 berikut ini: Grafik 3 Kurva Respon Frekuensi Universitas Sumatera Utara Resonansi penting untuk bunyi bahasa berdasarkan struktur alat-alat bicara karena memang resonansi membahas getaran bunyi suara yang menjadi resonator. Dalam hal ini antara lain: rongga mulut, rongga hidung, rongga laring, beserta gumpalan-gumpalan udara di dalamnya.

2.4.3 Tuturan Modus Deklaratif