Penelitian ini akan mengkaji ciri-ciri akustik tuturan bahasa jawa yang dituturkan oleh penutur di Medan dan akan dibandingkannya dengan ciri-ciri akustik
tuturan bahasa Jawa yang dituturkan oleh penutur di Solo.
1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Penelitian ini akan mengidentifikasi ciri-ciri akustik tuturan modus deklaratif bahasa Jawa yang dituturkan berdasarkan klasifikasi gender, yaitu penutur bahasa
Jawa laki-laki di Deli Medan dibandingkan dengan ciri-ciri akustik tuturan modus deklaratif bahasa Jawa yang dituturkan oleh penutur bahasa Jawa laki-laki di Solo,
yang selama ini sering disebut sebagai penutur dialek bahasa Jawa standar. Kemudian, penutur perempuannya juga dibandingkan. Kajian dibatasi pada ciri-ciri
akustik tuturan modus deklaratif performatif ragam ngoko bahasa jawa. Hal ini didasari pada dua hal, yaitu 1 bahasa Jawa dialek Deli Medan hanya dikenal
ragam ngoko, dan 2 modus deklaratif merupakan tuturan yang dituturkan dalam kondisi yang relatif netral jika dibandingkan dengan modus lainnya, seperti modus
imperatif dan interogatif. Modus deklaratif performatif mengacu pada pendapat Austin 1962:150-163
dalam Abdul Chaer 1995, membagi kalimat performatif menjadi lima kategori, yaitu:
1 Kalimat verdiktif verdictives, yaitu kalimat perlakuan yang menyatakan keputusan atau penilaian judgement;
Universitas Sumatera Utara
2 Kalimat eksersitif exercitives, yaitu kalimat perlakuan yang menyatakan nasihat, peringatan, dan sebagainya;
3 Kalimat komisif commissives, yaitu kalimat perlakuan yang mana penutur terikat commited dengan perjanjian;
4 Kalimat behatitif behatitives, yaitu kalimat perlakuan yang berhubungan dengan tingkah laku sosial, baik keberuntungan maupun kemalangan. Seperti permintaan
maaf, ucapan selamat, pernyataan penyesalan, atau tantangan; dan 5 Kalimat ekspositif expositives, yaitu kalimat perlakuan yang memberi
penjelasan, keterangan, perincian kepada seseorang. Dalam penelitian ini dipilih lima tuturan modus deklaratif performatif ragam
ngoko bahasa jawa yang mengacu pada pengertian di atas. Tuturan tersebut antara
lain: 1
Kalimat Verdiktif Kal_Ver aku mutuske kowe sing salah
[aku mut
ʊ
ske kowe sI ŋ salah]
“saya memutuskan kamu yang bersalah” Pada tuturan ini tidak ada variasi gloss.
2 Kalimat Eksersitif Kal_Exe
aku pingin kowe dadi dokter [aku pI
ŋIn kowe dadi
ɖɔ
kt ər]
“saya ingin kamu menjadi dokter”
Universitas Sumatera Utara
Untuk gloss dadi ada satu pasang bunyi yang berkorespondensi, yaitu d~j berada pada posisi awal, dengan berian dadi penutur Solo - jadi penutur
Medan. 3
Kalimat Komisif Kal_Kom aku janji sesuk tak bayar
[aku janji ses
ʊʔ
ta
ʔ
bayar ]
“saya berjanji besok saya bayar” Untuk gloss ses
ʊʔ
ada satu pasang bunyi yang berkorespondensi, yaitu s~b berada pada posisi awal, dengan berian ses
ʊʔ
penutur Solo - bes
ʊʔ
penutur Medan.
4 Kalimat Behatitif Kal_Beh
aku sedih duitku ilang [aku s
ədIh duItku ilaŋ] “saya sedih uang saya hilang”
Pada tuturan ini tidak ada variasi gloss. 5
Kalimat Ekspositif Kal_Eks aku nerangke getuk iki digawe soko telo
[aku n əraŋke gə
ʈ
uk iki digawe s
ɔ
k
ɔ
tel
ɔ
] “saya menerangkan getuk ini dibuat dari ketela”
Untuk gloss g ə
ʈ
uk ada satu pasang bunyi yang berkorespondensi, yaitu
ʈ
~t berada pada posisi tengah, dengan berian g
ə
ʈ
uk penutur Solo - g
ətuk penutur Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Perumusan Masalah