Fonetik Impresionistik Fonetik Eksperimental

berbeda tetapi secara fonologi tidak merupakan fonem yang berbeda Verhaar, 1996: 11. Sommerstein dalam T. Syarfina 2009 membedakan antara fonetik dan fonologi. Menurutnya, fonologi adalah cabang linguistik sedangkan fonetik bukan merupakan cabang linguistik. Argumentasinya, fonetik terkait dengan kemampuan sistem artikulatori dan auditori manusia yang berhubungan dengan suara dan fitur- fitur prosodi yang ada untuk digunakan di dalam bahasa dan berhubungan dengan karakteristik suara dan fitur-fitur itu sendiri. Namun seiring perkembangannya, baik kajian fonetik maupun fonologi merupakan kajian yang terintegrasi mengingat speech sounds merupakan bagian dari suatu sistem yang fungsi utama dalam fisiknya memiliki perbedaan yang signifikan, baik paradigmatik dan sintagmatik, walaupun belum membentuk suatu bahasa tertentu.

2.5.2 Pendekatan Kajian Fonetik

2.5.2.1 Fonetik Impresionistik

Sebelum pendekatan eksperimental ditemukan, fonetik dipelajari dengan menggunakan pendekatan impresionistik, yaitu suatu pendekatan untuk. mengkaji fonetik hanya mendasarkan diri atas indera alamiah manusia, yaitu pendengaran. Indera ini digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat ucap manusia secara impresif. Selain indera pendengaran juga dibantu dengan indera penglihatan. Data diolah hanya berdasarkan atas kesadaran pendengaran, penglihatan, Universitas Sumatera Utara dan dibantu oleh aspek kesadaran menganalisa aktifitas organ ucap manusia, secara artikulatoris. Sugiono 2003 mengatakan bagaimanapun kepekaan indera dan kesadaran seseorang terhadap bunyi amat dipengaruhi oleh kesiapan persepsi orang itu terhadap bahasa yang sedang dihadapi. Hal ini tentunya semakin menguatkan sisi kelemahan pendekatan impresionistik karena kemampuan seorang ahli fonetik impresionistik sangat ditentukan oleh penguasaan terhadap persepsi bunyi yang diidentifikasi. Sangatlah sulit jika mengidentifikasi bunyi bahasa dari konvensi bahasa yang sebelumnya tidak dikuasai, atau asing bagi seseorang sampai pada bahasa yang dikuasai dan dideskripsikan. Akurasi deskripsinya tergantung atas proses identifikasi yang cukup lama.

2.5.2.2 Fonetik Eksperimental

Pendekatan fonetik eksperimental menitikberatkan pada kemampuan merepresentasikan suara secara visual dan menjelaskannya secara obyektif sesuai data visualnya dalam peranti. Peranti dimaksud adalah computer tomograpy CT, magnetic resonance imaging MRI, electromagnetic midsagital articulometer EMMA, strain gauges, electropalatograpy, dan electromiograpy EMG. Khusus untuk pengukuran ciri akustik dikembangkan program computer seperti computerized research speech environment CRSE dan Praat. Pendekatan fonetik eksperimental muncul atas dasar keterbatasan pendekatan impresionistik. Meskipun demikian, pendekatan ini tetap memposisikan kerangka Universitas Sumatera Utara dasarnya pada fonetik impresionistik. Penemuan dan terobosan baru ini setidaknya membawa fonetik kepada kajian yang lebih menarik dan bernuansa. Peranti-peranti yang diciptakan memiliki kemampuan deskripsi dan akurasi ukuran terhadap apa yang tidak dapat dijabarkan lewat panca indera pendengaran dan penglihatan maupun kesadaran mendeskripsikan ukuran suara hasil kinerja alat ucap secara artikulatoris.

2.6 Kajian Pustaka