Pengukuran Rerata Intensitas, Frekuensi, dan Durasi

BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN

4.1 Pengukuran Rerata Intensitas, Frekuensi, dan Durasi

Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium . Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair , padat , gas . Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya, di dalam air , batu , atau udara . Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz Hz, amplitudo atau kenyaringan intensitas bunyi dengan pengukuran dalam desibel dB, dan durasi bunyi diukur dengan detik d. Pada Bagian ini akan diukur rerata intensitas, frekuensi, dan durasi. Rerata intensitas dan frekuensi dideskripsikan berdasarkan posisinya dalam sebuah tuturan, yaitu posisi di awal tuturan, posisi di akhir tuturan, posisi atas, dan posisi rendah berdasarkan kelompok masing-masing. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok berdasarkan jenis tuturan deklaratif performatif, yaitu verdiktif, eksersitif, komisif, behatitif, dan ekspositif yang dituturkan oleh laki-laki dan perempuan yang berdomisili di Medan dan Solo. Rerata intensitas ditentukan berdasarkan posisinya dalam sebuah tuturan, yaitu intensitas dasar, intensitas final, intensitas atas, dan intensitas bawah. Kemudian, pengertian dasar intensitas awal adalah hasil pengukuran intensitas yang mengawali 61 Universitas Sumatera Utara sebuah tuturan. Intensitas final adalah hasil pengukuran intensitas yang mengakhiri sebuah tuturan. Intensitas atas adalah hasil pengukuran intensitas tertinggi dalam sebuah tuturan. Intensitas rendah adalah hasil pengukuran intensitas terendah dalam sebuah tuturan. Diukur dengan satuan desibel dB. Penentuan frekuensi berarti penentuan struktur melodik suatu tuturan. Rerata frekuensi juga ditentukan berdasarkan posisinya dalam sebuah tuturan, yaitu nada dasar frekuensi dasar, nada final frekuensi final, puncak nada frekuensi atas, dan nada rendah frekuensi bawah. Kemudian, pengertian dasar nada dasar adalah hasil pengukuran nada yang mengawali sebuah tuturan. Nada final adalah hasil pengukuran nada yang mengakhiri sebuah tuturan. Puncak nada adalah hasil pengukuran nada tertinggi dalam sebuah tuturan. Nada rendah adalah hasil pengukuran nada terendah dalam sebuah tuturan. Diukur dengan satuan Hertz Hz atau semitone st. Durasi yang diukur dalam penelitian ini adalah durasi bunyi silabis. Bunyi Silabis adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Abdul Chaer 1994:123 mengatakan silabel mempunyai puncak kenyaringan sonoritas yang utuh pada vokal. Perlu digarisbawahi bahwa dalam penelitian ini bunyi silabis tidak diukur kenyaringan atau intensitasnya, melainkan durasinya dengan ukuran milidetik md. Fonem vokoid memiliki struktur akustik yang lebih dominan jika dibandingkan dengan fonem kontoid. Maka dari itu, fonem vokoid yang dijadikan dasar utama dalam menentukan bunyi silabis dalam penelitian ini. Meskipun ada juga fonem kontoid yang representatif untuk menjadi bunyi silabis. Universitas Sumatera Utara Sebelum mengukur indek signifikansi perbedaan pada intensitas tuturan bahasa Jawa yang dituturan oleh penutur laki-laki, terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap rerata mean pada kelompok tuturan. Rerata diperoleh dari akumulasi besaran ukuran intensitas dalam dB pada setiap penutur dibagi dengan jumlah penutur yang dijadikan sampel. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran rerata secara manual, melainkan dengan T-Tes Sampel Bebas pada aplikasi SPSS versi 17. Tahap- tahapannya sebagai berikut: 1 data intensitas dimasukkan sesuai dengan kelompok masing-masing yaitu kelompok penutur laki-laki dan perempuan yang berdomisili di Medan dan Solo ; dan 2 setelah dimasukkan dengan benar, data dianalisis dengan memilih tombol analisis analyze, dilanjutkan dengan melakukan perbandingan rerata compare means Penutur laki-laki dikelompokan menjadi dua berdasarkan domisili atau tempat tinggalnya. Kelompok pertama adalah penutur laki-laki yang berdomisili di Medan dan kelompok kedua adalah penutur laki-laki yang berdomisili di Solo. Penutur perempuan juga dikelompokan menjadi dua berdasarkan domisilinya. Kelompok pertama adalah penutur perempuan yang berdomisili di Medan dan kelompok kedua adalah penutur perempuan yang berdomisili di Solo. Universitas Sumatera Utara

4.2 Pengukuran Rerata Intensitas, Frekuensi, dan Durasi Penutur Medan