Sistem Bahasa Masyarakat Pesisir di Kecamatan Sibolga Kota

37 f. Nelayan Panjamu Nelayan Panjamu adalah nelayan yang pekerjaannya hanya menjemur ikan yang telah dibelinya dari nelayan penjaring dan kemudian setelah ikan kering maka akan dijual kepada nelayan pagudang orang yang membeli ikan yang sudah kering untuk dipasarkan kedaerah lain. g. Nelayan Pagudang Nelayan Pagudang adalah nelayan yang pekerjaannya sebagai pembeli ikan yang sudah dijemur oleh nelayan panjamu untuk dikumpulkan ditempat pergudangannya dan dijual kepada para pedagang ikan dari luar kota sibolga.

2.2.2 Sistem Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan keinginan dan maksud seseorang kepada orang lain dengan berbagai cara dan lambang, antara lain dengan tulisan, lisan, isyarat dan gerakan yang seusaha mungkin dimengerti orang lain. Bahasa pesisir merupakan bahasa yang dipakai masyarakat pesisir Sibolga dalam berinteraksi antara sesamanya, bahasa pesisir merupakan percampuran bahasa dari daerah lain diluar daerah pesisir Sibolga, seperti bahasa Minang dan Batak walaupun bahasa Pesisir mempunyai persamaan kalimat dengan daerah lain, namun fungsi dan penempatannya sangat berbeda menurut artinya misalnya perkataan : • Kau kata ini hanya digunakan sebagai kata panggilan bagi orang yang berkelamin perempuan dan tidak berlaku untuk laki-laki. • Ang khusus dipakai untuk panggilan kepada laki-laki. • Ta’uti khusus kepada kakak ipar. • Ta’ajo khusus kepada abang ipar. • Uci sebutan untuk Nenek. Universitas Sumatera Utara 38 • Angku sebutan untuk kakek. • Aya merupakan panggilan kepada Ayah kandung. • Umak merupakan panggilan kepada Ibu kandung. • Ambo dalam bahasa pesisir Sibolga dipakai kata yang menyatakan Saya atau Aku. • Munak untuk menyatakan orang kedua dan orang ketiga tunggal. Bahasa pesisir Sibolga sendiri terdapat beberapa kosa kata yang digunakan untuk menyatakan waktu seperti kata Nanti atau Besok didalam bahasa pesisir Sibolga kata tersebut dinyatakan melalui kata be’ko sebagai kata menyatakan Nanti dan kata Barisuk untuk menyatakan Besok, kata Kapatang dalam bahasa pesisir kata ini digunakan untuk menyatakan Kemarin dan kata Sabanta yang memiliki arti Sebentar. Sedangkan untuk menyatakan suatu bentuk dalam bahasa pesisir Sibolga menggunakan kata-kata seperti kata Kepeng untuk menyatakan uang, kata ini meliliki persamaan dengan kata hepeng dalam bahasa Batak. Kata lain yang sering digunakan adalah kata Gadang untuk menyatakan Besar dan kata Ketek untuk menyatakan Kecil, dimana dalam hal ini kata Gadang dan Ketek ini juga digunakan oleh masyarakat Minang untuk menyatakan Ruang dan Bentuk. Selanjutnya dalam bahasa pesisir Sibolga terdapat beberapa kata yang dipakai untuk menyatakan Parange 9 , seperti kata Jahek dan Songe untuk menyatakan sifat jahat dan Songe = rupa yang buruk, kata Rancak untuk menyatakan rupa yang Cantik. Dalam keberadaannya bahasa pesisir ini lebih dominan dipakai oleh masyarakat Sibolga yang berdomisili didaerah Sibolga bagian selatan, bagian utara, dan sibolga sambas dimana didaerah tersebut masyarakatnya mayoritas adalah masyarakat dengan mata pencaharian nelayan, yang mana dalam besosialisasinya sehari-hari selalu menggunakan bahasa pesisir ini. 9 Dalam bahasa Sibolga kata Parange meiliki arti kata sebagai Sifat Universitas Sumatera Utara 39 Beberapa kalimat dalam bahasa Pesisir : 1. Kamarin ambo ala pai karuma Ta’uti nandak manyalasekan utang piutang kitotu, tapi katonyo diamisuk sajola karano inyo nandak pai pulo ka siboga. 2. Ala dikecekkan Uci kadimunak, jangan bamain juo disanjo barebuktu baiko tasapo, tapi munak indak picayo, kiniko rasaila. Artinya : 1. Kemarin saya sudah pergi kerumah kakak ipar untuk menyelesaikan hutang piutang kita, tapi katanya dua hari lagilah karena dia mau pergi ke Sibolga. 2. Sudah dikatakan Nenek kepada kalian, jangan bermain juga diwaktu senja menjelang Magrib, nanti kalian keteguran, tapi kalian tidak percaya, sekarang rasakanlah.

2.2.3 Sisten Religi