44
BAB III PERKAWINAN PADA MASYARAKAT PESISIR SIBOLGA
3.1 Sistem Kekerabatan
Didalam sistem kekerabatan masyarakat pesisir Sibolga Tapanuli tengah garis keturunan ditarik dari pihak laki-laki Patrilinear dimana dalam hal ini pihak Ayah di
masyarakat pesisir adalah orang pertama mengambil keputusan dalam suatu rumah tangga dan apabila dalam keluarga tersebut lahir anggota keluarga baru dalam hal ini anak, maka
sianak akan memakai gelarmarga yang dimiliki si ayah. Dalam struktur kekerabatan masyarakat pesisir Sibolga memiliki sistem kekerabatan
adat Sumando yang mana bagi masyarakat pesisir Sibolga Tapanuli Tengah, sumando merupakan ikatan batin yang sangat kuat baik itu hubungan kekeluargaan dan persaudaraan
yang mana keputusan mengenai masalah adat dan keluarga tanpa melibatkan semua musyawarah anggota keluarga baik keluarga pihak laki-laki maupun keluarga perempuan
yang telah bersatu dengan adat Sumando Pesisir dan disah kan berdasarkan agama Islam. Berbeda dengan pertuturan dalam system kekerabatan komunitas masyarakat adat
Batak, yang sudah terstruktur dalam system kekerabatan dalihan natolu, tutur yang sama dapat dituturkan kepada yang tua maupun yang muda, bila posisi kekerabatannya sama.
Seperti panggilan Tulang pada saudara laki-laki ibu kita. Tetap dengan panggilan tutur tulang baik kepada abang maupun adik dari ibu kita. Dan kepada isteri mereka tetap dipanggil
dengan tutur yang sama yakni Nantulang. Sedangkan pertuturan pada masyarakat adat pesisir Sibolga Tapanuli tengah, berlaku
sistem kekerabatan yang tua dituakan, dan yang muda dimudakan. Pertuturan ini selain berorientasi kepada tua dan muda, juga sangat member arti pada tingkat keakraban,
kedekatan atau kemanjaan antara mereka yang bertutur. Misalnya seorang adik menyapa
Universitas Sumatera Utara
45 abang kandungnya dengan panggilan nama, seperti nama siabang adalah “Erwin”, maka
adiknya menyapa abangnya dengan “win”. Pertuturan dalam keluarga atau perbahasaan dalam masyarakat pesisir Sibolga
Tapanuli tengah sangat beragam dan sama sekali berbeda dengan bahasa tutur dalam masyarakat Batak. Hal itu barangkali berkaitan dengan masyarakat asalnya yang heterogen.
3.2 Adat Sumando Pesisir