Matto Karajo Akad Nikah

54 Perjanjian tersebut diadakan dihadapan para sanak keluarga, kawan sekampungtetangga, dan penghulu kampong serta alim ulama yang diundang untuk menmyaksikan pertunangan tersebut agar kedua belah pihak sama-sama berkenan di hati dalam mengikat tali kekeluargaan. Setelah perjanjian di lafazkan dihadapan para saksi, maka ditetapkanlah tempo pertunangan. Walau sebagaimanapun, kedua belah pihak hendaklah meneriman isi dari perjanjian itu supaya tidak menimbulkan pemikiran yang tidak baik setalah perjanjian dibuat. Pada kebiasannya pertunangan berlangsung selama enam bulan hingga setahun karena kedua belah pihak ingin membuat persediaan perkawinan. Biasanya pihak pengantin perempuan akan mempersiapkan jahitannya atau jika belum pandai menjahit akan diajari oleh kelujarganya menjahit, memasak, mempersiapkan diri menghadapi penghidupan baru yaitu berumah tangga. Setelah perjanjian dilaksanakan, maka rombongan pihak laki-laki memohon izin untuk kembali pulang dan melaporkan perbincangan yang telah ditunggu-tunggu oleh orang tua laki-laki.

3.4.5 Matto Karajo Akad Nikah

Mato karajo Akad Nikah adalah hari pernikahan yang akan dilangsungkan sesuai dengan Hukum Islam yang diyakini oleh kedau calon pengantin disertai dengan adat Pesisir yang lazaim disebut oleh masyarakat Etnik Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah dengan nama Adat Sumando. Gbr. Mato Karajo Akad Nikah Universitas Sumatera Utara 55 Maka pada hari yang ditentukan bersama, diadakanlah acara pernikahan dirumah pihak perempuan. Namun sebelum diadakan pernikahan, terlebih dahulu diadakan persiapan tertentu oleh kedua belah pihak. Pekerjaan yang diutamakan adalah waktu yang tepat untuk memulai acara yang direncanakan yaitu “Mengambik Hari dan Mangantungi” yaitu memakai peralatan kebesaran adat pesisir dirumah pengantin laki-laki dan dirumah pengantin perempuan yang dimulai sejak hari kamis, jum’at, pada hari sabtu pernikahan calom pengantin perempuan terlebih dahulu dipersiapkan dengan Bakonde rambut dipotong sedikit bahagian atas depan oleh orang tua kandung calon pengantin perempuan yang dipandu Induk Inang dengan peralatan : 1. Pisang Manis satu sisir 2. Kelapa Muda yang diukir satu buah 3. PisauGunting Rambut dan penataan dengan hiasan-hiasan lainnya. Setelah Akad Nikah diadakan Mandi Tigo kedua pengantin, disaksikan oleh ibu-ibu sanak famili. Sebelum pesta dimulai, maka pihak keluarga perempuan mengundang para jiran dan tetangga serta pemuda-pemuda dan anak-anak dara maupun orang-orang tua yang pakar tentang adat pesisir untuk dapat membantu melaksanakan pesta perkawinan secara adat pesisir. Menurut tradisi yang menjadi teradat pada masyarakat suku pesisir Sibolga Tapanuli Tengah, jika ada pesta perkawinan yang akan dilangsungkan dikampung, sesuai dengan tradisi maka seluruh pemuda maupun anak dara ikut membantu menyumbangkan tenaga maupun pikiran agar pelaksanaan pesta perkawinan terselanggara dengan baik. Biasanya para pemuda menolong pekerjaan yang berat-berat seperti bertanak nasi, memasak air, memasang taratak maupun memasang hiasan-hiasan pelaminan untuk pengantin yang diawasi oleh seorang “Bidan Pengantin” atau Induk Inang. Dalam hal ini tugas orang tua membantu menyelenggarakan pernikahan dan menerima tamu yang jauh maupun yang dekat, terutama tamu dari pihak laki-laki agar terdapat kesan yang baik sebagai Besan. Layanan yang Universitas Sumatera Utara 56 diberikan ini merupakan penghormatan sehingga terdapat keharmonisan berkeluarga Sumando Orang Pesisir.

3.4.6. Adat malam Sikambang