26
2.1.1 Sejarah Kota Sibolga Tapanuli Tengah
Sebelum Sibolga terbentuk teluk Tapian Nauli merupakan salah satu tempat yang ramai dengan aktivitas perdagangan, hal tersebut diketahui pada cacatan pelawat Islam pada
abad ke-7 dan Portugis di abad ke-16, dimana teluk Tapian Nauli ,merupakan salah satu pintu masuk perdagangan yang pertama di Pantai Barat Sumatera Utara yang berpelabuhan di
Barus
1
. Tengku Luckman Sinar dalam tulisannya yang berjudul “lintasan sejarah Sibolga dan
pantai barat Sumatera Utara 1981”. Beliau menyampaikan tentang kondisi teluk Tapian Nauli pada saat itu telah mengalami interaksi antara masyarakat di pesisir pantai teluk Tapian Nauli
dengan orang-orang yang tinggal di pedalaman yang sangat membutuhkan bahan-bahan yang hanya dapat diperoleh dari pesisir pantai, sistem perdagangan yang digunakan dengan
melakukan barter dengan hasil hutan yang mereka dapatkan. Hal tersebut sering dilakukan oleh “Parlanja”
2
atau disebut juga pedagang, dan makin lama semakin banyak orang hilir mudik, dan menetap dipesisir pantai.
Awal berdirinya kota Sibolga dimulai dari dibukanya kampung oleh Ompu Datu Horinjom yang berasal dari daerah Silindung Tapanuli Utara di Simaninggir yang saat ini
termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Tengah. Letak Simaninggir tersebut berada di gunung dekat teluk tapian nauli. Oleh para “parlanja” atau pedagang tempat ini dijadikan
sebagai tempat istirahatnya ketika hendak menuju daerah pesisir pantai ataupun sesudah sekembali dari daerah pesisi pantai sebelum kembali kedaerahnya.
1
Tengku Luckman Sinar, SH. Lintas Sejarah Sibolga dan Pantai Barat Sumatera Utara, Harian Waspada 23 juni 1981
2
Pengertian parlanja adalah orang yang membawa barang dengan pikulan dan melakukan kegiatan barter
dalam melakukan transaksi
Universitas Sumatera Utara
27 Kawasan Teluk Tapian Nauli diwarnai dengan perdagangan secara paksa antara
penduduk dengan pihak Inggris yang berkembang menjadi perang. Sehingga Ompu Datu Horinjom memindahkan permukiman mendekati teluk, yaitu di Simare-mare salah satu
daerah di Kecamatan Sibolga Kota dan terus melakukan perlawanan terhadap pihak Inggris yang memonopoli perdagangan di teluk Tapian Nauli.
Pada tanggal 13 Maret 1815 pihak Inggris mengadakan suatu ikatan perjanjian
persahabatan dengan Datuk-Datuk di Teluk Tapian Nauli dengan istilah “Batigo BadusanakI
”. Dengan Raja Sibolga serta Datuk-Datuk yang berada di pulau-pulau kecil disekitar teluk Tapian Nauli yaitu pulau Poncan Ketek kecil dan Poncan Gadang besar yang saat itu
tunduk di bawah kekuasaan Inggris dan disanalah Inggris mendirikan benteng dan pada tahun 1801 ditetapkan Jhon Prince sebagai residennya.
Menurut Tengku Luckman Sinar bahwa dari hasil catatan riset seorang pembesar Belanda EB. Kielstra : dalam periode 1833 – 1838 di Sibolga di huni penduduk segala etnis
terutama orang Batak yang berasal dari wilayah Angkola yang mengungsi, dan setelah pusat pemerintahan asisten Resideni Tapanuli bertempat di sekitar Aek Doras. Sibolga menjadi
ramai, meskipun di kelilingi oleh sawah dan rawa-rawa, penduduk suku Batak yang sudah beragama Islam ssudah menjadi “pesisir” dengan adat sendiri yang spesifik.
Periode selanjutnya antara tahun 1838 – 1842 setelah Belanda membuka jalan dari Sibolga hingga Portibi Tapanuli Selatan dan pada saat itu Sumatera Barat sudah meningkat
menjadi “Gouvernent” propinsi dan Tapanuli menjadi salah satu Residennya. Pada tanggal 7 Desember 1842 ditetapkan Sibolga menjadi Ibukota Residen Tapanuli yang dipimpin oleh
seorang Afdelinghoof kepala daerah. Wilayah yang termasuk afdeling. Sibolga ialah : Sibolga, Tapian Nauli, Badiri,
Sarudik, Tukka, Sai Ni Huta, dan pulau-pulau kecil didepan teluk Tapian Nauli, yang mana disetiap daerah dikepalai oleh seorang Districhoof Demang. Pada tahun 1947, A. M.
Universitas Sumatera Utara
28 Djalaluddin diangkat menjadi kepala daerah Sibolga di waktu jabatan Beliau ini lah Sibolga
dibentuk menjadi daerah otonom tingkat B sesuai dengan surat keputusan Residen Tapanuli N. R. I Negara Republik Indonesia tanggal 29 November 1946 Nomor 999, san selaku
realisasi dari surat keputusan Gubernur Sumatera Utara N. R. I tanggal 17 Mei 1946 no. 103, dan kota otonom Sibolga itu dipimpin seorang Walikota yang dirangkakan kepada Bupati
Tapanuli Tengah
3
. Terhitung pada tanggal 24 November 1956 sejak berlakunya undang-undang darurat
nomor 8 tahun 1956, yang mengatur pembentukan daerah otonom kota-kota besar dalam lingkungan daerah Propinsi Sumatera Utara, dimana dalam pasal 1 dalam undang-undang
darurat no. 8 tahun 1946 itu ditetapkan pembentukan 4 kota besar yaitu: Medan, Pematang Siantar, Sibolga, dan Kutaraja. Menurut undang-undang darurat ini Sibolga menjadi kota
besar dengan batas wilayah sesuai dengan keputusan Residen Tapanuli tanggl 29 November 1946 no. 999.
Setelah keluarnya surat keputusan menteri dalam negeri tanggal Desember 1957 no.u.p1521 diangkatlah D. E Sutan Radja Bungaran menjadi Walikota Sibolga, dan sejak 1
Januari 1958 berakhir pula perangkapan jabatan Walikota Sibolga oleh Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah dan secara administratif menjadi Kotamadya di luar Kabupaten Tapanuli
Tengah.
3
Dalam tulisan Prof. M. Solly Lubis, SH. “Sibolga dan Sekeping Sejarahnya” dalam buku hari jadi sibolga,Pemko Sibolga, 1998. 16:111.
Universitas Sumatera Utara
29 Berikut merupakan nama-nama Kepala Daerah di Kota Sibolga sejak Era Proklamasi
hingga Sekarang.
Table 1
No NAMA
PERIODE 1
A.M Djalaluddin 06-11-1947 sd 10-12-1947
2 M. Sorimuda
11-12 1947 sd 11-08-1952 3
Ibnu Saadan 12-08-1952 sd 10-02-1954
4 R. Djungdjungan Lubis
11-02-1954 sd 31-12-1957 5
D.E.Sutan Radja Bungaran 01-01-1958 sd 31-08-1959
6 H.A. Murad Tandjung
01-09-1959 sd 04-03-1965 7
Syariful Alamsyah 05-03-1965 sd 24-11-1965
8 Firman Simanjuntak
24-11-1965 sd 18-06-1974 9
Pandapotan Nasution, SH 19-06-1974 sd 19-0601979
10 Khairuddin Siregar, SH
19-06-1979 sd 19-06-1984 11
Baharuddin Lubis, SH 19-06-1984 sd 19-06-1989
12 Drs. Ali Amran Lubis, SH
19-06-1989 sd 18-06-1994 13
Drs. Zainuddin Siregar 18-06-1994 sd 19-06-1999
14 Drs. Sahat P. Panggabean
19-06-1999 sd 28-08-2010 15
Drs. H.M. Syarfi Hutauruk 28-08-2010 sd Sekarang
Sumber : bpssibolga:httpsumut.bps.go.idsibolga
Universitas Sumatera Utara
30 Secara Goegrafisnya Sibolga terletak antara 1
44’LU Lintang Utara dan 98 47’ BT
Bujur Timur. Wilayah administratif Kota Sibolga terdiri dari 4 Kecamatan dan 17 Kelurahan. Berikut merupakan batas-batas wilayah Kecamatan Kota Sibolga dan Kelurahan
di Kota Sibolga.
Table 2
No Kecamatan
Kelurahan Banyak lingkungan
1 Sibolga Utara
Sibolga ilir 4
Angin Nauli 5
Huta Tonga-tonga 4
Huta Barangan 3
Simare-mare 4
2 Sibolga Kota
Kota Baringin 4
Pasar Baru 4
Pasar Belakang 4
Pancuran Gerobak 4
3 Sibolga Selatan
Aek Habil 4
Aek Manis 4
Aek Parombunan 4
Aek Muara Pinang 4
4 Sibolga Sambas
Pancuran Dewa 4
Pancuran Bambu 4
Pancuran Pinang 4
Pancuran Kerambi 4
Sumber : bpssibolga:httpsumut.bps.go.idsibolga
Universitas Sumatera Utara
31
2.1.2. Demografi Kota Sibolga