Sisten Religi Kesenian Masyarakat Pesisir di Kecamatan Sibolga Kota

39 Beberapa kalimat dalam bahasa Pesisir : 1. Kamarin ambo ala pai karuma Ta’uti nandak manyalasekan utang piutang kitotu, tapi katonyo diamisuk sajola karano inyo nandak pai pulo ka siboga. 2. Ala dikecekkan Uci kadimunak, jangan bamain juo disanjo barebuktu baiko tasapo, tapi munak indak picayo, kiniko rasaila. Artinya : 1. Kemarin saya sudah pergi kerumah kakak ipar untuk menyelesaikan hutang piutang kita, tapi katanya dua hari lagilah karena dia mau pergi ke Sibolga. 2. Sudah dikatakan Nenek kepada kalian, jangan bermain juga diwaktu senja menjelang Magrib, nanti kalian keteguran, tapi kalian tidak percaya, sekarang rasakanlah.

2.2.3 Sisten Religi

Selain dari keberagaman etnis, kota Sibolga juga meiliki keberagaman agama yang dianut masyarakatnya, berdasarkan sensus yang diadakan oleh biro pusat statistik kota Sibolga untuk laporan tahun 2008, mayoritas penduduk Sibolga beragama Islam yang mencapai 47.763 jiwa atau sekitar 58,46 dari total penduduk Sibolga, dan agama Kristen Protestan sekitar 26.436 jiwa atau sekitar 32,36, Budha 3000 jiwa, Hindu 115 jiwa dan penganut agama kepercayaan sekitar 0,1 10 . 10 Sumber bps sibolga httpsumutbps.go.id.sibolga Universitas Sumatera Utara 40 Sekitar tahun 1858 masyarakat Kuria Sibolga masih menganut kepercayaan terhadap roh nenek moyang, sedangkan orang-orang yang tinggal dipulau-pulau sekitar Teluk Tapian Nauli sudah beragama Islam, yang masuk melalui pantai Barus orang-orang yang tinggal dikepulauan sekitar Teluk Tapian Nauli menyebut orang-orang yang tinggal di Kuria Sibolga dengan sebutan “orang Topi” orang-orang daratan yang masih parbegu. Setelah tahun 1860 orang-orang yang ada di Kuria Sibolga mulai memeluk Agama Islam dan mengikat perkawinan dengan keluarga Datuk Pasar Datuk yang mengepalai pulau-pulau kecil disekitar teluk Tapian Nauli dan mulai mempergunakan adat Sumando.

2.2.4 Kesenian

Seni budaya zaman dahulu seperti Tari, Nyanyi, Pantun Rande dan Talibun maupun Teater, Puisi, Seni Bela diri, Pencak Silat dan lain-lain di Sibolga Tapanuli Tengah Pesisir Pantai Barat Sumatera Utara merupakan gayung bersambut dengan menunjukkan kepribadian dari masyarakat Etnis Pesisir yang mempunyai perasaan halus. Kesenian pesisir Sibolga Tapanuli Tengah dikenal dengan nama SIKAMBANG yang mempunyai ciri khas tersendiri naik dalam bentuk alat music, irama, maupun lirik lagunya. Gbr. Kesenian Sikambang Universitas Sumatera Utara 41 Kesenian Sikambang pada umumnya ditampilkan dalam upacara-upacara adat di masyarakat pesisir Sibolga yang dimainkan oleh anak Alek 11 . Salah satu upacara adat yang sering di jadikan sarana pertunjukan kesenian Sikambang adalah upacara pernikahan. Dimana dalam Sikambang itu sendiri dalam setiap penyajiannya selalu diiringi Nyanyian. Beberapa Tarian Tradisional masyarakat Pesisir dalam hal ini Tarian dan Nyanyian yang diiringi dengan beberapa instrument alat musik itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan dari penggabungan tersebut menjadikan kesenian Sikambang ini menjadi kesenian utama masyarakat Pesisir Sibolga. Disamping kesenian lainnya yang meiliki bentuk dan ciri tersendiri yang juga menjadi warna kesenian masyarakat Pesisir Sibolga seperti kesenian Talibun dan Pantun. Dalam masyarakat Pesisir Sibolga terdapat ragam bentuk dan jenis tari yang biasa dipertunjukkan dalam acara-acara adat di masyarakat Pesisir Sibolga seperti acara adat pernikahan dan acara adat lainnya. Berikut ini merupakan jenis tari-tarian yang ada pada masyarakat Pesisir Sibolga : 1. Tari Saputangan yang diiringi dengan lagu Kapri 2. Tari Payung atau Tari Lagu Pulo Pinang, dimana dalam tari ini para penari menggunakan payung. 3. Tari Selendang diiringi dengan Lagu Duo, tari ini dimainkan oleh sepasang pria dan wanita. 4. Tari Pedang yang diiringi Lagu Sikambang Botan. 5. Tari Kipas, tari ini diiringi dengan Lagu Perak-perak. 6. Tari Pahlawan tari yang diiringi dengan Lagu Simati dibunuh. 7. Tari Adok atau Tari Kain yang diiringi dengan Lagu Adok. 8. Tari Anak yang diiringi Lagu Sikambang. 11 Alek merupakan sebutan unutk pemain musik dan penari sikambang didalam acara adat pernikahan wawancara dengan bapak Fahruddin Sinaga Universitas Sumatera Utara 42 Musik pada masyarakat Pesisir Sibolga secara umum adalah Sikambang, dimana Sikambang tersebut merupakan kesenian yang bagian pokoknya terdiri dari tari dan musik yang dalam perkembangannya tidak terlepas dari kelompok masyarakat lautnelayan. Dimana dari beberapa informasi melalui buku maupun wawancara mengenai keberadaan musik Sikambang dalam hal ini awal munculnya Sikambang secara vocal berawal dari berlayarnya seorang pelaut yang melantunkan syair-syair pantun dengan memukul-mukul papan perahunya sebagai alat musiknya dan disini mulai dikenal dengan Sikambang secara vocal dan selanjutnya dikembangkan oleh masyarkat nelayan yang sudah mengenal nyanyian Sikambang tersebut sehingga dalam perkembangan selanjutnya Sikambang menjadi salah satu kesenian di masyarakat Pesisir Sibolga. Dalam sejarahnya awal Sikambang T.Luckman Sinar dan kawan-kawan menggambarkan Sikambang berawal dari nama seorang pemuda yang merupakan nahkoda dari puteri Runduk yang berlayar daro Lobu Tua ke Pulau Mursala Tapanuli tengah. Dalam pelayarannya pemuda tersebut selalu melantunkan syair-syair sambil memukul-mukul papan didinding perahunya, berikut merupakan syair yang dilantunkan pemuda tersebut “pulo banamo haram dewa tampek malape laying-layang, biar diancam samo sewa jangan diputus kasih sayang ”,yang selanjutnya dikenal sebagai Sikambang yang dinyanyikan secara vokal. Dalam Sikambang sendiri lagu yang menjadi lagu pokok adalah lagu sebagai berikut, Lagu Duo, Lagu Pulo Pinang, Lagu Perak-perak, Lagu Adok, Lagu Simati Dibunuh, Lagu Sikambang Botan, dan Lagu Kapri atau yang dikenal dengan Sikambang Lawik. Sikambang Lawik ini merupakan repertoar yang paling tua dimana keberadaaanyapada awalnya merupakan salah satu syair yang biasa dinyanyikan oleh seorang dukun untuk mengendalikan angin agar tidak terjadi badai saaat berada di tengah lautan. Universitas Sumatera Utara 43 Alat Musik Pesisir terdiri dari : 1. Gandang Sikambang Membranophone Single skin frame drums yang berfungsi sebagai rithem. 2. Gandang Batapik Double skin cylindrical drums berfungsi sebagai peningkah dari rithem gandang sikambang. 3. Biola Chordophone bow lutes berfungsi sebagai pembawa melodi untuk lagu. 4. Singkadu Aerophone berfungsi sebagai pembawa melodi. 5. Carano Struc idiophone sejenis tempat yang terbuat dari tembaga dan berfungsi sebagai penentu tempo. Kesenian Sikambang tersebut biasanya dipertunjukkan dalam acara-acara adatupacara sebagai berikut : 1. Upacara adat pesta Perkawinan 2. Upacara pesta khinatansunat rasul 3. Upacara penyambutran tamupembesar negeri 4. Upacara penobatanpemberian gelar 5. Upacara turun karai turun tanah mengayun dan menabalkan nama anak pemberian nama. 6. Menempati memasuki rumah baru. 7. Pertunjukkan kesenianpergelaran. 8. Peresmian-peresmian. Universitas Sumatera Utara 44

BAB III PERKAWINAN PADA MASYARAKAT PESISIR SIBOLGA

3.1 Sistem Kekerabatan

Didalam sistem kekerabatan masyarakat pesisir Sibolga Tapanuli tengah garis keturunan ditarik dari pihak laki-laki Patrilinear dimana dalam hal ini pihak Ayah di masyarakat pesisir adalah orang pertama mengambil keputusan dalam suatu rumah tangga dan apabila dalam keluarga tersebut lahir anggota keluarga baru dalam hal ini anak, maka sianak akan memakai gelarmarga yang dimiliki si ayah. Dalam struktur kekerabatan masyarakat pesisir Sibolga memiliki sistem kekerabatan adat Sumando yang mana bagi masyarakat pesisir Sibolga Tapanuli Tengah, sumando merupakan ikatan batin yang sangat kuat baik itu hubungan kekeluargaan dan persaudaraan yang mana keputusan mengenai masalah adat dan keluarga tanpa melibatkan semua musyawarah anggota keluarga baik keluarga pihak laki-laki maupun keluarga perempuan yang telah bersatu dengan adat Sumando Pesisir dan disah kan berdasarkan agama Islam. Berbeda dengan pertuturan dalam system kekerabatan komunitas masyarakat adat Batak, yang sudah terstruktur dalam system kekerabatan dalihan natolu, tutur yang sama dapat dituturkan kepada yang tua maupun yang muda, bila posisi kekerabatannya sama. Seperti panggilan Tulang pada saudara laki-laki ibu kita. Tetap dengan panggilan tutur tulang baik kepada abang maupun adik dari ibu kita. Dan kepada isteri mereka tetap dipanggil dengan tutur yang sama yakni Nantulang. Sedangkan pertuturan pada masyarakat adat pesisir Sibolga Tapanuli tengah, berlaku sistem kekerabatan yang tua dituakan, dan yang muda dimudakan. Pertuturan ini selain berorientasi kepada tua dan muda, juga sangat member arti pada tingkat keakraban, kedekatan atau kemanjaan antara mereka yang bertutur. Misalnya seorang adik menyapa Universitas Sumatera Utara