Manganta Kepeng Mengantar Mahar yang telah disepakati

52 wanita menyatakan kedatangan Pihak laki-laki 2 minggu lagi karena pihak perempuan akan mengundang sanak saudara yang jauh dan dekat.

3.4.4 Manganta Kepeng Mengantar Mahar yang telah disepakati

Setelah proses meminang dilaksanakan, adat yang di lakukan selanjutnya adalah Manganta Kepeng mengantar mahar yang telah disepakati. Manganta Kepeng adalah mengantarkan sesuatu pemberian bantuanhantaran yang telah disepakati dan pada saat acara tersebut akan ditentukan hari pernikahan, dan hal tersebut juga telah disepakati oleh kedua belah pihak. Setelah tiba hari yang ditetapkan, keluarga pihak laki-laki mengadakan pertemuan dan jamuan bersama-sama di rumah pihak laki-laki. Tuan rumah menjemput beberapa Orangtua, Tuan Guru, Alim Ulama, Ketua Adat serta Sanak Saudara dan Jiran Tetangga yang ikut menghantarkan Uang Hantaran uang Jinamu yang telah ditetapkan oleh pihak perempuan beberapa minggu yang lalu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Kebiasaan ataupun suatu Tradisi di Daerah Pesisir Sibolga Tapanuli Tengah ialah menghantarkan Jinamu mahar kepada pihak calon pengantin perempuan. Rombongan Calon pengantin laki-laki telah berkumpul dirumahnya dan mempersiapkan keperluan yang akan dibawa ketempat calon pengantin perempuan berupa “Uang Bantuan”mahar sebanyak Rp. 25.000.000,-, yang zaman dahulu seratus dua puluh lima setali, 1 Goni Beras, 50 Gandeng Kelapa 100 biji kelapa dan seekor Kerbau. Mengenai Emas dan Cincin untuk Mahar atau Jinamu sesuai dengan tradisi orang Pesisir, ia diberikan sewaktu diadakan Akad Nikah bersama dengan pemberian pakaian pengantin selengkapnya serta pakaian untuk hadiah kepada kakak calon pengantin karena telah “Melangkahi” yaitu mendahului kakaknya menikah. Universitas Sumatera Utara 53 Setelah segalanya dipersiapkan seperti : Kampi Sirih Bakatuk yang isinya selengkapnya seperti Beras Kunyit, Lilin, Imbalo, Kemiri, Benang 2 warna, Jarum dan Sirih secukupnya dengan Pinang yang di Kanyam, Pinang Hijau, Pinang Berkulit dan setelah makan bersama dan disudahi dengan doa, maka rombongan calon pengantin laki-laki berangkat menuju kerumah calon pengantin perempuan. Setelah rombongan sampai dirumah keluarga pengantin perempuan, maka rombongan berkumpul bersama-sama sambil menyampaikan salam : Asslamu’Alaikum……..ala datang kami ale……”,lalu salam tersebut disambut hangat oleh pihak perempuan : “Wa’alaikum Salam……Ala Datang Munak Iyo…..Masuklah Dahulu, Jangan lai Malu-malu Munak, anggap sajolah ruma kito sendiri”. Dalam pertemuan tersebut diperlukan pembicaraan yang jelas dan tegas agar tidak terjadi salah paham dibelakang hari sehingga memberikan kesan yang tidak baik kepada kedua pihak. Ikatan pertunangan ini harus dilandasi dengan perjanjian yang patut diikuti oleh kedua belah pihak seperti syarat sebagai berikut :  Jika pihak Laki-laki tidak menempati janjinyamemungkiri perjanjian seperti tidak bersedia untui Menikah dengan perempuan yang telah menjadi tunangannya maka segala yang diberikan kepada pihak perempuan tidak akan dikembalikan, kecuali laiki-laki tersebut meninggal dunia atau cacat seumur hidup. Namun perempuan mau dan bersedia unutk menikah dengan tunangannya yang cacat itu maka ia tidak jadi masalah.  Jika perempuan yang tidak menepati janji, maka pihak perempuan akan membayar dua kali lipat dari pada pemberian laki-laki, kecuali perempuan itu meninggal dunia atau cacat seumur hidup, yang hal ini tergantung kepada pihak laki-laki apakah laki- laki tesebut bersedia untuk menikah dengan perempuan itu. Universitas Sumatera Utara 54 Perjanjian tersebut diadakan dihadapan para sanak keluarga, kawan sekampungtetangga, dan penghulu kampong serta alim ulama yang diundang untuk menmyaksikan pertunangan tersebut agar kedua belah pihak sama-sama berkenan di hati dalam mengikat tali kekeluargaan. Setelah perjanjian di lafazkan dihadapan para saksi, maka ditetapkanlah tempo pertunangan. Walau sebagaimanapun, kedua belah pihak hendaklah meneriman isi dari perjanjian itu supaya tidak menimbulkan pemikiran yang tidak baik setalah perjanjian dibuat. Pada kebiasannya pertunangan berlangsung selama enam bulan hingga setahun karena kedua belah pihak ingin membuat persediaan perkawinan. Biasanya pihak pengantin perempuan akan mempersiapkan jahitannya atau jika belum pandai menjahit akan diajari oleh kelujarganya menjahit, memasak, mempersiapkan diri menghadapi penghidupan baru yaitu berumah tangga. Setelah perjanjian dilaksanakan, maka rombongan pihak laki-laki memohon izin untuk kembali pulang dan melaporkan perbincangan yang telah ditunggu-tunggu oleh orang tua laki-laki.

3.4.5 Matto Karajo Akad Nikah