Hal ini merupakan suatu yang diperbolehkan dalam sistem liberalisasi perdagangan jasa yang diatur dalam WTOGATS. Karena pemberlakuan asas Cabotage
merupakan sesuatu yang urgen dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan meningkatkan kemandirian angkutan laut nasional, serta memperkokoh ketahanan
nasional dibidang kelautan .
1. Indonesia belum menyatakan komitmennya dalam SOC di bidang Angkutan Laut
Setiap Anggota WTO wajib memiliki SOC yang mengidentifikasi layanan bagi anggota untuk menjamin akses pasar dan perlakuan nasional serta pembatasan
yang sudah didaftarkan. SOC ini juga dapat digunakan untuk mengasumsikan komitmen tambahan mengenai penerapan standar tertentu atau prinsip-prinsip
regulasi. Komitmen yang dilakukan sehubungan dengan masing-masing empat moda yang berbeda dalam pasokan layanan. SOC dalam perdagangan jasa lebih sulit
dimengerti dari pada tarif yang ada di perdagangan barang. Jika schedule tarif hanya mencantumkan satu tingkat tarif bagi masing-masing produk, maka SOC dalam jasa
mencantumkan sedikitnya delapan item bagi setiap sektor komitmen untuk akses pasar dan perlakuan nasional bagi empat moda penyediaan jasa. Dalam specific
commitments, setiap item mengenai akses pasar maupun perlakuan nasional dapat berbentuk komitmen none, bound with limitations dan unbound
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan dalam annex yang menyangkut perundingan di bidang angkutan laut dalam ayat 1 menyatakkan bahwa Pasal 2 dan annex tentang pengecualian
Pasal 2 termasuk keharusan untuk menyusun daftar yang dimuat dalam annex mengenai tindakan-tindakan yang tidak konsisten dengan prinsip non diskriminasi
yang akan terus dilakukan oleh anggota, akan dilakukan bagi pelayaran internasional, jasa-jasa pendukung serta akses ke, dan untuk menggunakan fasilitas pelabuhan
hanya pada tanggal implementasi yang ditentukan berdasarkan keputusan tingkat Menteri mengenai perundingan tentang jasa angkutan laut, atau jika perundingan
gagal, maka yang digunakan adalah tanggal laporan akhir dari kelompok perunding tentang jasa angkutan laut dalam keputusan tersebut.
179
Indonesia saat ini sudah mendaftarkan komitmen beberapa sektor jasa sejak Putaran Uruguay sampai dengan tahun 2008, yaitu jasa bisnis, jasa komunikasi, jasa
konstruksi, jasa distribusi, jasa pendidikan, jasa lingkungan hidup, jasa keuangan dan jasa kesehatan. Sedangkan jasa transportasi belum didaftarkan indonesia dalam
komitmennya di WTO.
180
179
Lihat persetujuan WTOGATS dalam annex tentang Perundingan di Bidang Jasa Angkutan Laut ayat 1
180
Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementrian Perdagangan disampaikan pada kegiatan Desiminasi Perundingan Perdaganga Jasa di
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 24 April 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 04
DAFTAR KOMITMEN DAN OFFER INDONESIA DI GATSWTO
NO SEKTOR
URUGUAY ROUND
TAMBAHAN CONDITIONAL
INITIAL OFFER 2005
TAMBAHAN SIGNALING
CONFERENCE 2008
INDIKASI TAMBAHAN
2011 1.
JASA BISNIS 13
1 2.
JASA KOMUNIKASI 26
3. JASA KONSTRUKSI
6 5
3 4.
JASA DISTRIBUSI 1
3 5.
JASA PENDIDIKAN 5
6. JASA LINGKUNGAN HIDUP
4 7.
JASA KEUANGAN 23
8. JASA KESEHATAN
1
: Untuk indikasi tambahan 2011, jasa konstruksi diindikasikan penurunan tingkat kedalaman
Sumber: Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementrian Perdagangan, 2012
Prinsip WTOGATS yang terkait dengan jasa angkutan laut dibicarakan pada akhir Putaran Uruguay tepatnya pada pertemuan tingkat menteri di Marakesh pada
tanggal 12 sampai dengan 15 April 2004, Komite Negosiasi Perdagangan mengadopsi keputusan pada Negotiation Group on maritim Transport Services NGMTS dan
memberi mandat agar grup melakukan negosiasi jasa maritim dan dijadwalkan pada Juni 2006. Dalam pembicaraan tersebut diharapkan adanya negosiasi komprehensif
yang meliputi pengapalan internasional, jasa-jasa pendukung, dan akses untuk menggunakan fasilitas pelabuhan. Indonesia turut dalam NGMTS tersebut sebagai
Universitas Sumatera Utara
anggota penuh. Pada kenyataannya para anggota gagal menyetujui paket komitmen yang berkaitan dengan jasa transportasi laut dalam NGMTS tersebut.
181
Selanjutnya dalam ketentuan WTOGATS dalam annex tentang Perundingan di bidang jasa angkutan laut ayat 3 menyatakan bahwa dari kesimpulan perundingan
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat 1 dan sebelum tanggal implementasi, anggota dapat memperbaiki, memodifikasi atau menarik atau sebagian dari specific
commitments nya dari sektor ini tanpa kompensasi, walaupun ada ketentuan ini tetap harus memperhatikan apa yang sudah digariskan dalam perubahan SOC yang diatur
dalam Pasal 21.
182
Dengan belum tertuangnya komitmen Indonesia dalam SOC di bidang jasa angkutan laut, maka Indonesia masih dapat memberlakukan batasan-batasan dalam
bidang jasa ini. Pemberlakuan asas Cabotage merupakan suatu batasan ataupun proteksi terhadap angkutan laut asing dalam kegiatan angkutan laut dalam negeri di
Indonesia. Namun kondisi Indonesia sebagai negara berkembang juga menjadi pertimbangan dalam memajukan perkonomiannya untuk meningkatkan
kesejahterahan rakyat Indonesia. begitupun perundingan-perundingan di bidang ini pasti akan menuju kepada suatu titik dimana tidak ada lagi batasan bagi perdagangan
jasa dibidang angkutan laut bagi anggota WTO.
181
Artikel “Perkembangan Jasa-Jasa dan Posisi Indonesia Dalam Perundingan GATS ke
Depan”, oleh Unit Kerja Pelaksana Bapennas, Direktorat Neraca Pembayaran dan Kerjasama Ekonomi Internasional
182
Lihat persetujuan WTOGATS dalam annex tentang Perundingan di Bidang Jasa Angkutan Laut ayat 3
Universitas Sumatera Utara
2. Indonesia Dibenarkan Menerapkan Peraturan Nasionalnya Domestic