bertahap sejalan dengan situasi pembangunannya. Hal ini diatur dalam ketentuan WTOGATS pasal 19 ayat 2.
Selanjutnya, dalam membantu negara sedang berkembang, negara maju diwajibkan untuk mendirikan “contact point” untuk membantu negara sedang
berkembang dalam mengakses informasi mengenai pasar masing-masing negara maju. Informsi tersebut meliputi; a aspek komersial dan teknis dari pemasok jasa;
b pendaftaran, pengakuan dan cara memperoleh kualifikasi profesional; dan c terjadinya teknologi jasa Pasal 4 ayat 2 WTOGATS
173
5. Integrasi Ekonomi
Secara prinsip WTO tidak melarang anggotanya untuk bergabung dengan organisasi kerjasama organisasi regional atau mengadakan perjanjian liberalisasi
perdagangan jasa antara dua atau lebih negara, namun harus memenuhi beberapa kriteria yang sangat rinci dan kompleks sebagaimana yang diatur dalam Pasal 5
WTOGATS. Ketentuan ini menyebabkan kerjasama regional dipandang sebagai pengecualian dari klausula MFN dalam perjanjian perdagangan.
Kriteria yang diatur dalam Pasal 5 WTOGATS tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan setiap kemungkinan yang dapat
merugikan sebagai akibat dibentuknya kerjasama ekonomi regional. Dengan demikian hambatan perdagangan sesudah kerjasama ekonomi regional tersebut tidak
173
JD. N. Hart, OP Cit, hlm 192-193
Universitas Sumatera Utara
boleh mempunyai dampak hambatan yang lebih tinggi dari sebelum kerjasama itu terbentuk. Persyaratan yang ditentukan oleh Pasal 5 WTOGATS tersebut adalah
sebagai berikut : a. Harus meliputi banyak sektor;
b. Penghapusan ketentuan diskriminatif yang ada danatau pelarangan tindakan baru yang diskriminatif;
c. Tidak meningkatkan hamabatan perdagangan jasa secara keseluruhan pada sektor atau subsektor dibandingkan dengan tingkat hambatan yang sebelum
diadakannya kerjasama; d. Pemasok jasa yang berbentuk badan hukum milik negara bukan anggota
kerjasama yang berusaha dibanyak sektor harus ditentukan sama dengan ketentuan kerjasama;
e. Apabila kerjasama regional tersebut dibentuk antara sesama negara berkembang, kepada mereka harus diberikan fleksibelitas sesuai dengan tingkat
pembangunannya; f. Apabila suatu negara memperoleh keuntungan dengan adanya kerjasama regional
yang dibentuk, anggota kerjasama tersebut tidak boleh meminta kompensasi dari anggota yang memperoleh keuntungan itu.
Universitas Sumatera Utara
6. Liberalisasi Bertahap
Menciptakan liberalisasi perdagangan jasa total dimana tidak ada hambatan sama sekali dalam arus peredaran-peredaran jasa merupakan tujuan akhir dari
WTOGATS. Cara yang ditempuh adalah secara bertahap dalam mencapai tujuan tersebut, karena tingkat pertumbuhan masing-masing negara anggota WTO tidak
sama. Liberalisasi bertahap tersebut dilakukan dengan mewajibkan semua anggota
WTO untuk melakukan putaran negosiasi secara berkesinambungan yang dimulai paling lambat lima tahun sejak berlakunya perjanjian WTO sejak 1 Januari 1995.
Negosiasi tersebut harus dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan measures yang berdampak buruk terhadap perdagangan jasa. Meskipun demikian, proses
liberalisasi harus dilakukan dengan tetap menghormati kepentingan nasional dan tingkat pembangunan masing-masing Pasal 19 ayat 1 dan 2 WTOGATS.
Ketentuan dalam Pasal 19 dapat digunakan oleh negara maju untuk menekan negara berkembang melakukan perundingan selanjutnya.
174
Annex yang merupakan lampiran dari WTOGATS adalah komitmen yang telah diberikan dalam rangka perundingan Putaran Uruguay. Pada prinsipnya annex
tersebut tidak dapat ditarik kembali, diubah danatau dikurangi, perbaikan hanya dimungkinkan apabila dengan maksud untuk meningkatkan komitmen. Berdasarkan
pasal 19 WTOGATS perubahan danatau penarikan komitmen yang diberikan hanya
174
Mahmul Siregar, Op Cit, hlm. 73
Universitas Sumatera Utara
dapat dilakukan dengan pembayaran kompensasi kepada anggota yang merasa dirugikan.
7. Keadaan darurat