2. Protecting Through Specific Commitment
Dalam perdagangan jasa proteksi dengan menggunakan pembatasan tarif tidak bisa dilaksanakan sebagaimana perdagangan barang
166
SOC pada hakikatnya mengandung suatu “reservation”. Artinya negara yang membuat SOC tersebut tunduk kepada ketentuan WTOGATS dengan disertai suatu
kondisi, pembatasan dan persyaratan sebagaimana tercantum dalam komitmennya itu. SOC diatur dalam Bagian III Persetujuan WTOGATS yang terpisah dari Bagian II
WTOGATS yang mengatur tentang General Obligation. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SOC bukan merupakan automatic obligation, tetapi merupakan
suatu specific obligation. Artinya yang menjadi kewajiban adalah sesuai dengan yang tercantum dalam SOC negara yang bersangkutan.
, hal ini dikarenakan jasa- jasa itu sendiri yang bersifat abstrak, masuk kesuatu wilayah tidak melaui suatu
pelabuhan dengan demikian tidak dapat dihambat melalui tarif. Sehingga proteksi yang dapat diberikan dalam perdagangan jasa adalah dalam bentuk SOC yang dibuat
masing-masing negara sesuai dengan keadaan negara tersebut yang kemudian dirundingkan dengan mitra dagangnya.
167
Dalam Bagian III WTOGATS mengenai specific of commitments dikenal tiga macam komitmen, yaitu 1 komitmen market acces 2 komitmen national
treatment, dan 3 additional commtnents . Tiga macam komitmen ini digabung jadi
166
Dalam perdagangan barang, anggota GATT mempunyai empat kewajiban utama yaitu 1 melakukan trade barrier secara non diskriminasi 2 membatasi tarif pada tingkat yang ditetapkan
dalam tariff shedule 3 membatasi penerapan other barrier dan 4 menyelesaikan sengketa dengan cara kosultasi dan proses penyelesaian sengketa khusus.
167
Ibid, hlm. 65
Universitas Sumatera Utara
satu dalam SOC dari masing-masing negara. Sesuai dengan pasal 20 ayat 3 WTOGATS, SOC dari masing-masing negara menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari WTOGATS. Dengan demikian SOC tersebut mengikat bagi negara yang membuatnya. Dengan SOC ini tercermin juga suatu perinsip yaitu liberalisasi dalam
perdagangan jasa dilakukan secara bertahap sesuai dengan keadaan dan kemampuan dari masing-masing negara. Hal ini sesuai dengan apa yang digariskan dalam Pasal 19
WTOGATS yang mengatur tentang perundingan mengenai spesific of commitments. Dalam penyusunan SOC dipergunakan istilah-istilah teknis yang
membutuhkan penjelasan lebih lanjut, antara lain sebagai berikut
168
a. None
:
Istilah ini dimaksudkan untuk menyatakan keinginan anggota yang memberikan komitmen secara penuh full commitments. Artinya sektor jasa
yang ditawarkan tidak disertai dengan hambatan danatau pembatasan. b.
Bound Hambatan danatau pembatasan yang diberikan untuk sektor jasa yang
dicantumkan dalam SOC akan dirubah, kecuali menjadi lebih terbuka tanpa pemberian kompensasi.
c. Unbound
Hambatan danatau pembatasan terhadap sektor jasa yang dicantumkan dalam SOC, dapat dirubah oleh anggota no commitment
168
JD. N. Hart, The Role of Law in Economic Development, dalam Erman Rajagukguk, Peranan dalam Pembangunan Ekonomi, Jilid 2 Jakarta : Universitas Indonesia, 1995 hlm. 189
Universitas Sumatera Utara
3. Transparansi