a. Perairan Pedalaman
Perairan pedalaman dalam Konvensi Hukum Laut 1982 dibatasi sebagai perairan yang terletak pada sisi darat dari garis pangkal yang dipakai untuk
menetapkan laut teritorial suatu negara.
68
Bagi suatu negara kepulauan berlaku ketentuan khusus yaitu perairan pedalaman dapat ditetapkan dengan menarik suatu garis penutup pada mulut sungai,
teluk dan pelabuhan yang berada pada perairan kepulauannya. Dalam ketentuan ini termasuk didalamnya
sungai, teluk, pelabuhan serta bagian-bagian perairan lain sepanjang berada pada sisi darat dari garis pangkal. Sehingga batas terluar dari perairan pedalaman bagi suatu
negara pantai biasa adalah garis pangkal, yang dapat berupa garis pangkal biasa ataupun garis pangkal lurus, juga dapat dikombinasikan antar kedua garis pangkal
tersebut.
69
Perbedaan prinsipil antara perairan pedalaman dengan laut teritorial adalah bahwa di perairan pedalamanan kedaulatan negara berlaku mutlak tanpa adanya
Dengan demikian, perairan pedalaman dari suatu negara kepulauan akan merupakan perairan yang
terletak disebelah dalam dari garis penutup demikian. Sehingga pada perairan pedalaman suatu negara pantai ataupun negara kepulauan mempunyai kedaulatan
penuh yang meliputi perairan pedalaman tersebut, ruang udara yang ada diatasnya beserta dasar laut dan tanah dibawahnya.
68
Lihat Pasal 8 ayat 1 Persetujuan UNCLOS 1982
69
Lihat Pasal 50 Persetujuan UNCLOS 1982
Universitas Sumatera Utara
pembatasan oleh hukum internasional dalam bentuk kewajiban-kewajiban untuk memberikan jaminan pelaksanaan hak lintas damai bagi kapal-kapal asing.
70
b. Laut Teritorial
Konvensi Hukum Laut 1982 menetapkan bahwa kedaulatan suatu negara pantai, selain wilayah daratan dan perairan pedalamannya, juga dalam hal suatu
negara kepulauan dengan perairan kepulauannya, meliputi juga suatu jalur laut yang berbatasan dengannya yang disebut dengan laut teritorial. Batas luar laut tertorial
adalah garis yang jarak setiap titiknya dari titik yang terdekat pada garis pangkal, sama dengan lebar laut teritorial.
71
Lebar laut teritorial telah menjadi objek pertentangan antar negara selama kurang lebih setengah abad, dengan berbagai macam variasi keinginan antara 3
sampai dengan 200 mil laut. Konvensi Hukum Laut 1982 menetukan bagi setiap negara diberi kebebasan untuk menetapkan lebar laut teritorialnya hingga suatu batas
yang tidak melebihi 12 mil laut, diukur dari garis pangkalnya. Jadi batas terluar laut teritorial akan disesuaikan dengan lebar laut teritorial yang dipilih oleh masing-
masing negara.
72
70
Mochtar Kusumaatmadja, Op.Cit, hlm.172
Sebagaimana halnya di perairan kepulauan, kedaulatan negara di laut teritorial dibatasi dengan kewajiban terlaksananya jaminan untuk hak lintas
damai oleh kapal-kapal asing yang melintasinya.
71
Lihat Pasal 2 Persetujuan UNCLOS 1982
72
Lihat Pasal 3 Persetujuan UNCLOS 1982
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya perubahan lebar laut teritorial dari 3 mil menjadi 12 mil laut, sebagian besar dari selat yang biasanya digunakan untuk pelayaran internasional
berubah statusnya menjadi bagian dari laut teritorial. Tidak hanya itu, tidak menutup kemungkinan ada sebagian yang menjadi bagian dari perairan pedalaman. Pada selat
yang demikian negara-negara mempunyai kewajiban untuk memberikan jaminan pelaksanaan hak lintas kapal asing dalam bentuk baru yang disebut dengan hal lintas
transit, yang sifatnya lebih longgar dari hak lintas damai. Hal yang demikian lebih disukai oleh kapal-kapal asing.
c. Selat yang digunakan untuk pelayaran Internasional.