maupun dari perpustakaan, artikel-artikel baik yang diambil dari media cetak maupun media elektronik, dokumen-dokumen pemerintah, termasuk peraturan perundang-
undangan. Penelitian kepustakaan dalam hal ini didukung oleh penelitian lapangan yang berupa wawancara langsung dengan pratktisi, yaitu pelaku usaha dan
pemerintah untuk mendapatkan informasi langsung serta data-data pendukung lainnya. Pelaku usaha dalam hal ini adalah pengguna jasa angkutan laut dan
perusahaan angkutan laut nasional, sedangkan pemerintah yang menaungi bidang ini adalah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
49
Dari hasil pengumpulan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder sesuai dengan yang
diharapkan, maka untuk mengetahui data akurat dilakukan pemeriksaan dan pengelompokan agar menghasilkan data yang lebih sederhana sehingga mudah dibaca
dan dimengerti. Kemudian data yang telah diperoleh akan disusun secara sistematis dan selanjutnya dilakukan analisis deskriptif secara kualitatif
50
49
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, hlm. 103
sehingga deskripsi mengenai objek penelitian semakin kian jelas batas cakupannya.
50
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 135. Dalam analisis data kualitatif, sebenarnya peneliti tidak harus menutup diri terhadap
kemungkinan penggunaan data kuantitatif. Data ini bermanfaat bagi pengembangan analisis data
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian hukum normatif, pengolahan bahan hakikatnya kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi berarti
membuat klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis tersebut untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi dalam menemukan hubungan antara
konsep, asas dan masalah dalam bahan hukum dengan menggunakan kerangka teori sebagai pisau analisis. Bahan yang berupa peraturan perundang-undangan ini
dianalisis secara kualitatif, dengan menggunakan logika berfikir dalam menarik kesimpulan secara deduktif.
kualitataif itu sendiri. Data kualitatif dapat digunakan pada analisis ini sampai pada batas-batas tertentu sesuai kebutuhan dalam analisis kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB II EKSISTENSI ASAS
CABOTAGE DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA
A. Kedaulatan Negara di Wilayah Laut Teritorial
Perkembangan kedaulatan suatu negara dilaut dapat ditelusuri melalui sejarah hukum laut internasional itu sendiri, dimana terdapat pertarungan antara dua asas
hukum laut, yaitu Res Nullius dan Res Communis. Menurut penganut asas Ress Nullius, laut itu tidak ada yang memilikinya, oleh karena itu dapat dimiliki setiap
negara yang menginginkannya. Sedangkan penganut asas Ress Communis berpendapat bahwa laut itu adalah milik bersama masyarakat dunia, oleh karena itu
tidak dapat dimiliki oleh setiap negara. Dalam praktik negara-negara tepi laut tengah sejak zaman kuno asas Ress Communis inilah yang dijalankan oleh kerajaan-kerajaan
Rhodia, Persia, Yunani dan Romawi.
51
Penguasaan negara terhadap laut berdasarkan kepada suatu konsepsi hukum, diawali dengan keluarnya peraturan-peraturan Hukum Laut Rodhia abad ke-2
sebelum Masehi, yang diterima dengan baik oleh semua negara di tepi laut tengah.
52
51
Hasyim Djalal, Perjuangan Indonesia di Bidang Hukum Laut, Bandung : BPHN dan Binacipta,1979 hlm. 11-19
Kerajaan Romawi sebagai kerajaan yang menguasai seluruh wilayah laut tengah pada abad ke-7 masih merujuk pada aturan-aturan Rodhia itu, sehingga laut tengah
menjadi laut yang aman dan bebas dari gangguan para bajak laut serta semua orang dapat melintasiya dengan aman. Pemikiran hukum yang melandasi sikap bangsa
52
Syamsumar Dam, Politik kelautan, Jakarta:Bumi Aksara,2010, hlm. 12
Universitas Sumatera Utara