Saran SIMPULAN DAN SARAN

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau. 2009b. PDRB Kecamatan Kabupaten Sanggau 2009 , Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Sintang Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu. 2009a. Kabupaten Kapuas Hulu Dalam Angka 2009 , Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. [BPS] Badan Pusat Statistik. Kabupaten Kapuas Hulu. 2009b. PDRB Kecamatan Kabupaten Kapuas Hulu 2009 , Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. Chaniago, N.A., Sugiarti, E., dan Pangaribuan, T. 2000. Kamus Sinonim-Antonim Bahasa Indonesia . Bandung: Pustaka Setia. Chen, Anping. and Groenewold, Nicolaas. 2010. Reducing regionaldisparities in China: An evaluation of alternative policies . Journal of Comparative Economics.Vol 38 : 189-198. Effendy, C. 2009. Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan kawasan Perbatasan Di Era Otonomi Daerah . Pontianak : Universitas Tanjung Pura. Epifani, Paolo. and Gancia, Gino A. 2005. Trade, migration and regional unemployment . Regional Science and Urban Economics. Vol 35 : 625- 644. Fan, S. and Zhang, X., 2004. Infrastructure and regional economic development in rural China . China Economic Review 15: 203–214. Fan, S., Zhang, L. and Zhang, X., 2004. Reforms, Investment, and poverty in rural China . Economic Development and Cultural Change 52: 395–421. Fan, Shenggen., Kanbur, Ravi., and Zhang, Xiaobo. 2011. Chinas regional disparities: Experience and policy. Review of Development Finance. Vol 1 : 47-56. Fujita, M. and Hu, D. 2001. Regional Disparity in China 1985-1994: The Effects of Globalization and Economic Liberalization. The Annals of Regional Science 35: 3-37. Gama, A.S. 2007. Disparitas dan Konvergensi Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Antara KabupatenKota Di Provinsi Bali . J Eksos INPUT. 2: 38-42. Giannetti, Mariassunta. 2002. The effects of integration on regionaldisparities: Convergence, divergence or both?. European Economic Review 46: 539- 567. Gilbert, A.G. 1974. Industrial Location Theory: Its Relevance Toan Industrial Zing Nation. In: Hoyle, B, S. Ed.. Spatial Aspects of Development. Wiley. pp 271-90. Goletsis, Y. and Chletsos, M. 2011. Measurement of development and regionaldisparities in Greek periphery: A multivariate approach . Socio- Economic Planning Sciences Vol 45 : 174-183. Kuncoro, M. 2006. Ekonomika Pembangunan. Teori. Masalah dan Kebijakan. Edisi ke-4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kuznets, S. 1954. Economic Growth and Income Inequality. American Economic Review 45: 1-28. Murty, S. 2000. Regional Disparities: Need and Measures for Balance Development . In Shukla, Ed.. Regional Planning and Sustainable Development. Kanishka Publishers, Distributor. New Delhi-110 002 Nurzaman, S.S. 2002. Perencanaan Wilayah di Indonesia pada Masa Sekitar Krisis . Bandung: Penerbit ITB. Nurdjaman, P. dan Rahardjo, S.P. 2005. Platform Penanganan Permasalahan Perbatasan antar Negara . Departemen Dalam Negeri, Direktorat Jendral Pemerintahan Umum dan Direktorat Wilayah Administrasi dan Perbatasan. Jakarta. Portov BA, and Felsentein D. 2005. Measures of Regional Inequality for Small Country. In : Felsentein D , Portov BA. Eds.Regional Disparities in Small Countries . Jerman: Springer-Verlag. pp 47-62. Pravitasari, A.E. 2009. Dinamika Perubahan Disparitas Regional di Pulau Jawa Sebelum dan Setelah Kebijakan Otonomi Daerah . Tesis. Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah. IPB. Bogor. [Pemprov Kalbar] Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat. 2008. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2008-2013. Qing, Yu. and Kaiyuen, Tsui . 2005. Factor decomposition of sub-provincial fiscal disparities in Chin. China Economic Review. Vol 16: 403-418. Rahman, A. 2009. Analisis Kesenjangan Pembangunan Antar Wilayah di Kabupaten Sambas . Tesis. Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah. IPB. Bogor. Riyadi, dan Bratakusuma, D. 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Rustiadi, E., Saefulhakim, S. dan Panuju, D.R. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah . Jakarta: Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia. Rustiadi, E. Dan Pribadi, D.O. 2006. Mempercepat Pertumbuhan Pembangunan Wilayah Pedesaan . Makalah disampaikan pada Workshop Pengembangan Wilayah Perbatasan: Sinergitas Kebijkan dalam Mewujudkan Wilayah Perbatasan sebagai Halaman Depan Negara. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri, 18-20 September 2006 di Jakarta. Saefulhakim, S. 2008. Analisis Kuantitatif Perencanaan Wilayah, Bahan Ajar Studio Perencanaan Wilayah. Bogor: PS Ilmu Perencanaan Wilayah Institut Pertanian Bogor. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Dalam Elfindri, Editor. Padang: Baduose Media. Tambunan, T.T.H. 2003. Perekonomian Indonesia: Beberapa Masalah Penting. Jakarta: Ghalia Indonesia. Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Terjemahan. Munandar. H., Puji A.L., Penerjemah Kristiaji W.C, Editor. Jakarta.Penerbit Erlangga. Lampiran Lampiran 1. Hasil Analisis Skalogram Kecamatan Kabupaten Perbatasan NAMA KABUPATEN NAMA KECAMATAN INDEKS PERKEMBANGAN KECAMATANIPK JUMLAH JENIS HIRARKI BENGKAYANG SUNGAIRAYA 111,04 49 Hirarki 1 SAMBAS PEMANGKAT 106,82 48 Hirarki 1 BENGKAYANG BENGKAYANG 91,87 47 Hirarki 1 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SELATAN 78,59 40 Hirarki 1 SINTANG SINTANG 75,85 55 Hirarki 1 SAMBAS SAJINGAN BESAR 68,85 33 Hirarki 2 SAMBAS SEMPARUK 59,75 41 Hirarki 2 BENGKAYANG TUJUHBELAS 59,59 34 Hirarki 2 SAMBAS SAJAD 58,08 30 Hirarki 2 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 57,81 47 Hirarki 2 BENGKAYANG SANGGAU LEDO 56,78 40 Hirarki 2 KAPUAS HULU HULU GURUNG 56,08 38 Hirarki 2 KAPUAS HULU SEMITAU 56,02 40 Hirarki 2 SAMBAS SAMBAS 54,85 53 Hirarki 2 SAMBAS SUBAH 53,08 41 Hirarki 2 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 51,64 37 Hirarki 2 SANGGAU ENTIKONG 51,45 43 Hirarki 2 KAPUAS HULU PENGKADAN 50,84 37 Hirarki 2 SAMBAS SEBAWI 50,39 39 Hirarki 2 BENGKAYANG SUNGAI BETUNG 50,22 32 Hirarki 2 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 49,38 40 Hirarki 2 BENGKAYANG LUMAR 48,72 34 Hirarki 2 BENGKAYANG SAMALANTAN 48,22 40 Hirarki 2 SAMBAS TEKARANG 47,09 33 Hirarki 2 SANGGAU JANGKANG 46,58 38 Hirarki 2 SINTANG SUNGAI TEBELIAN 46,13 44 Hirarki 2 SANGGAU SEKAYAM 45,85 46 Hirarki 2 SAMBAS SELAKAU TUA 43,27 32 Hirarki 2 SAMBAS SALATIGA 42,22 33 Hirarki 2 SANGGAU TAYAN HULU 42,16 41 Hirarki 2 BENGKAYANG SUNGAIRAYA KEPULAUAN 41,45 40 Hirarki 2 SAMBAS JAWAI SELATAN 41,16 39 Hirarki 2 SAMBAS SELAKAU 39,49 39 Hirarki 3 SANGGAU BEDUWAI 39,38 33 Hirarki 3 KAPUAS HULU MENTEBAH 39,23 37 Hirarki 3 SANGGAU MUKOK 39,19 36 Hirarki 3 SANGGAU KAPUAS 39,04 50 Hirarki 3 KAPUAS HULU SEBERUANG 38,04 35 Hirarki 3 KAPUAS HULU BADAU 37,59 33 Hirarki 3 KAPUAS HULU EMPANANG 37,38 30 Hirarki 3 Lampiran 1 Lanjutan NAMA KABUPATEN NAMA KECAMATAN INDEKS PERKEMBANGAN KECAMATANIPK JUMLAH JENIS HIRARKI SAMBAS TANGARAN 36,73 33 Hirarki 3 KAPUAS HULU SELIMBAU 36,62 36 Hirarki 3 KAPUAS HULU JONGKONG 36,59 38 Hirarki 3 SAMBAS GALING 36,49 35 Hirarki 3 SANGGAU PARINDU 36,30 45 Hirarki 3 SANGGAU MELIAU 36,05 43 Hirarki 3 KAPUAS HULU EMBALOH HULU 35,89 31 Hirarki 3 SINTANG BINJAI HULU 35,80 37 Hirarki 3 BENGKAYANG CAPKALA 34,51 32 Hirarki 3 SAMBAS SEJANGKUNG 34,27 34 Hirarki 3 KAPUAS HULU SUHAID 34,22 35 Hirarki 3 SINTANG KELAM PERMAI 34,21 38 Hirarki 3 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 34,14 35 Hirarki 3 KAPUAS HULU BUNUT HULU 34,11 37 Hirarki 3 SAMBAS TEBAS 34,09 49 Hirarki 3 KAPUAS HULU PURING KENCANA 33,98 27 Hirarki 3 KAPUAS HULU HULU KAPUAS 33,54 33 Hirarki 3 SANGGAU KEMBAYAN 33,34 40 Hirarki 3 BENGKAYANG LEDO 33,14 38 Hirarki 3 KAPUAS HULU KALIS 32,67 36 Hirarki 3 SAMBAS JAWAI 32,61 43 Hirarki 3 BENGKAYANG JAGOI BABANG 32,35 32 Hirarki 3 SANGGAU TAYAN HILIR 31,98 42 Hirarki 3 KAPUAS HULU SILAT HILIR 31,60 38 Hirarki 3 SAMBAS PALOH 31,60 41 Hirarki 3 SANGGAU BONTI 31,32 35 Hirarki 3 SINTANG DEDAI 30,47 37 Hirarki 3 SINTANG KETUNGAU HILIR 30,42 35 Hirarki 3 BENGKAYANG LEMBAH BAWANG 30,15 30 Hirarki 3 KAPUAS HULU SILAT HULU 30,11 35 Hirarki 3 SINTANG TEMPUNAK 30,06 34 Hirarki 3 BENGKAYANG SELUAS 29,80 35 Hirarki 3 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 29,46 32 Hirarki 3 SANGGAU NOYAN 29,41 32 Hirarki 3 KAPUAS HULU BIKA 29,08 29 Hirarki 3 SAMBAS TELUK KERAMAT 28,83 46 Hirarki 3 SINTANG KETUNGAU TENGAH 28,76 39 Hirarki 3 SANGGAU BALAI 28,66 36 Hirarki 3 SINTANG SEPAUK 28,31 43 Hirarki 3 KAPUAS HULU DANAU SENTARUM 28,30 29 Hirarki 3 SINTANG KETUNGAU HULU 28,18 35 Hirarki 3 Lampiran 1 Lanjutan NAMA KABUPATEN NAMA KECAMATAN INDEKS PERKEMBANGAN KECAMATANIPK JUMLAH JENIS HIRARKI BENGKAYANG SUTI SEMARANG 26,66 30 Hirarki 3 SANGGAU TOBA 26,39 34 Hirarki 3 BENGKAYANG MONTERADO 24,93 36 Hirarki 3 SINTANG AMBALAU 24,68 35 Hirarki 3 BENGKAYANG TERIAK 19,83 31 Hirarki 3 SINTANG KAYAN HILIR 19,04 36 Hirarki 3 SINTANG KAYAN HULU 17,46 24 Hirarki 3 BENGKAYANG SIDING 17,31 29 Hirarki 3 Total JUMLAH 3.682,348 90 Kecamatan JUMLAH JENIS 90,000 RATAAN 40,915 STANDAR DEVIASI 16,735 2 STANDAR DEVIASI 33,469 Lampiran 2a. Hasil Analisis SSA Kecamatan Kabupaten Sambas Tahun 2007- 2008 Keterangan : = Tidak Ada Data KECAMATAN P E RT AN IAN PERTAMBANGAN DAN PENGG AL IAN INDUS TRI PEN G OLAH AN LISTR IK DAN AI R MIN U M BANGUN AN PERDAG ANG AN , HO TE L DAN R E STOR A N PENGA NKU TAN DAN KOMU N IK ASI KEUA NGAN , PERSEWA AN D AN JAS A PERUSA HAAN JASA-JAS A SELAKAU 0,09 0,03 0,14 0,01 0,15 0,11 0,13 0,08 0,16 SELAKAU TUA 0,11 0,27 0,14 0,15 0,16 0,13 0,14 0,09 0,19 PEMANGKAT 0,11 0,27 0,14 0,13 0,17 0,14 0,14 0,11 0,20 SEMPARUK 0,10 0,00 0,13 0,00 0,17 0,13 0,15 0,07 0,15 SALATIGA 0,11 0,27 0,14 0,15 0,16 0,13 0,14 0,09 0,19 TEBAS 0,13 0,21 0,14 0,14 0,17 0,15 0,15 0,09 0,17 TEKARANG 0,14 0,20 0,13 0,00 0,15 0,15 0,10 0,07 0,15 SAMBAS 0,10 0,36 0,14 0,17 0,16 0,11 0,15 0,12 0,21 SUBAH 0,15 0,11 0,12 0,18 0,13 0,12 0,15 0,07 0,16 SEBAWI 0,17 0,27 0,12 0,00 0,14 0,12 0,13 0,07 0,16 SAJAD 0,19 0,00 0,12 0,00 0,12 0,09 0,11 0,06 0,17 JAWAI 0,09 0,25 0,14 0,13 0,14 0,13 0,14 0,09 0,18 JAWAI SELATAN 0,10 0,27 0,14 0,00 0,15 0,12 0,12 0,07 0,18 TELUK KERAMAT 0,09 0,27 0,14 0,16 0,16 0,11 0,13 0,08 0,18 GALING 0,17 0,00 0,12 0,00 0,11 0,13 0,14 0,07 0,16 TANGARAN 0,10 0,00 0,11 0,00 0,14 0,10 0,15 0,07 0,16 SEJANGKUNG 0,14 0,27 0,13 0,16 0,14 0,10 0,13 0,07 0,18 SAJINGAN BESAR 0,14 0,00 0,14 0,21 0,29 0,16 0,15 0,08 0,19 PALOH 0,12 0,29 0,14 0,12 0,17 0,10 0,12 0,08 0,18 = Kecamatan Perbatasan Lampiran 2b. Hasil Analisis SSA Kecamatan Kabupaten Sanggau Tahun 2007- 2008 KECAMATAN PERTA NIA N P E RT AM BA NG AN D A N PENGG AL IAN INDUS TRI PEN G OLAH AN LISTR IK DAN AI R MIN U M BANGUN AN PERDAG ANG AN , HO TE L DAN R E STOR A N PENGA NKU TAN DAN KOMU N IK ASI KEUA NGAN , PERSEWA AN D AN JAS A PER US A HAAN JASA-JAS A TOBA -0,02 0,00 0,08 -0,27 0,18 0,16 0,18 0,14 0,21 MELIAU -0,08 0,13 0,08 0,13 0,18 0,15 0,13 0,14 0,19 KAPUAS -0,01 0,22 0,08 0,26 0,30 0,12 0,17 0,11 0,20 MUKOK -0,07 0,14 0,08 0,15 0,18 0,08 0,18 0,14 0,19 JANGKANG 0,97 0,00 0,08 0,09 0,18 -0,06 0,13 0,15 0,19 BONTI 0,00 0,24 0,08 0,14 0,18 0,19 0,18 0,14 0,19 PARINDU 0,18 0,00 0,08 0,19 0,18 0,13 0,18 0,13 0,19 TAYAN HILIR 0,34 0,12 0,08 0,18 0,52 0,06 0,13 0,14 0,19 BALAI 0,60 0,00 0,08 0,09 0,18 0,23 0,17 0,14 0,19 TAYAN HULU -0,09 0,13 0,08 0,22 0,33 0,12 0,18 0,12 0,21 KEMBAYAN 0,23 0,28 0,08 0,24 0,18 0,22 0,17 0,14 0,19 BEDUWAI 0,04 0,12 0,08 0,05 0,18 0,12 0,18 0,15 0,19 NOYAN 0,14 0,28 0,08 4,00 0,18 0,36 0,18 0,15 0,19 SEKAYAM -0,12 0,22 0,08 -0,12 0,18 0,15 0,18 0,13 0,19 ENTIKONG 0,07 0,23 0,08 0,48 0,18 0,23 0,16 0,08 0,18 Keterangan : = Tidak Ada Data = Kecamatan Perbatasan Lampiran 2c. Hasil Analisis SSA Kecamatan Kabupaten Kapauas Hulu Tahun 2007-2008 KECAMATAN P E RT AN IAN PERTAMBANGAN DAN PENGG AL IAN INDUS TRI PEN G OLAH AN LISTR IK DAN AI R MIN U M BANGUN AN PERDAG ANG AN , HO TE L DAN R E STOR A N PENGA NKU TAN DAN KOMU N IK ASI KEUA NGAN , PERSEWA AN D AN JAS A PER US A HAAN JASA-JAS A SILAT HILIR 0,10 0,06 0,03 0,01 0,37 0,11 0,05 0,03 0,28 SILAT HULU 0,11 0,06 0,12 0,28 0,19 0,14 0,20 0,23 0,14 HULU GURUNG 0,23 0,38 0,03 0,70 0,41 0,17 0,25 0,41 0,17 BUNUT HULU 0,07 0,04 0,05 0,01 0,33 0,02 0,05 0,29 0,07 MENTEBAH 0,00 -0,01 -0,01 -0,21 0,32 0,28 0,09 0,38 0,12 BIKA 0,05 0,20 -0,05 0,00 0,51 0,16 0,09 0,34 0,23 KALIS 0,07 0,03 0,07 0,00 0,26 -0,21 -0,18 0,28 0,10 PUTUSSIBAU SELATAN 0,08 -0,04 0,06 0,00 0,25 0,09 0,11 0,16 0,19 HULU KAPUAS 0,09 0,15 0,10 0,19 0,31 0,15 0,19 0,15 0,16 EMBALOH HILIR 0,15 -0,02 0,07 0,12 0,23 0,14 0,14 0,28 0,06 BUNUT HILIR 0,08 0,25 0,18 -0,10 0,45 0,19 0,23 0,17 0,25 BOYAN TANJUNG 0,10 0,16 0,03 0,00 0,35 0,16 0,09 0,03 0,25 PENGKADAN 0,11 0,15 0,02 0,00 0,43 0,10 0,22 0,03 0,01 JONGKONG 0,15 0,05 0,15 -0,20 0,42 0,15 0,03 0,02 0,05 SELIMBAU 0,06 -0,03 0,13 0,03 0,36 0,09 0,14 0,05 0,09 DANAU SENTARUM 0,09 0,15 0,10 0,19 0,31 0,15 0,19 0,15 0,16 SUHAID -0,04 0,14 0,10 0,00 0,49 0,20 0,21 0,36 0,17 SEBERUANG 0,05 -0,10 0,00 -0,26 0,39 0,25 0,10 0,31 0,18 SEMITAU 0,07 -0,01 -0,04 0,26 0,58 0,02 -0,09 0,03 0,31 EMPANANG 0,08 0,09 -0,04 0,08 0,38 0,14 0,16 0,13 0,27 PURING KENCANA 0,07 0,09 -0,01 0,00 0,37 0,19 0,09 0,20 0,27 BADAU 0,20 0,11 0,05 0,07 0,38 0,09 0,23 0,17 0,12 BATANG LUPAR 0,05 0,12 -0,15 0,47 0,40 0,19 0,09 0,04 0,40 EMBALOH HULU 0,13 0,09 -0,01 -0,25 0,38 0,14 0,07 0,02 0,22 PUTUSSIBAU UTARA 0,08 0,13 0,10 0,37 0,33 0,19 0,22 0,00 0,15 Keterangan : = Tidak Ada Data = Kecamatan Perbatasan Lampiran 3. Hasil Analisis Indeks Williamson KAB KECAMATAN PDRB HB THN 2008 Y Jumlah Penddk Pi pdrb per kapita Yi Peluang Penddk Peluang penduduk Kuadrat Simapangan Nilai Tengah PDRB per Kapita KH SILAT HILIR 57361,54 16368 3,50 0,014652 0,3644 KH SILAT HULU 109508,04 11077 9,89 0,009916 0,0193 KH HULU GURUNG 204564,94 12717 16,09 0,011384 0,6566 KH BUNUT HULU 67352,38 13030 5,17 0,011664 0,1287 KH MENTEBAH 38572,74 10791 3,57 0,00966 0,2335 KH BIKA 43876,361 4778 9,18 0,004277 0,0020 KH KALIS 49812,171 11863 4,20 0,01062 0,1957 KH PUTUSSIBAU SELATAN 245335,59 11674 21,02 0,01045 1,6392 KH EMBALOH HILIR 82243,34 5957 13,81 0,005333 0,1506 KH BUNUT HILIR 93013 9452 9,84 0,008461 0,0154 KH BOYAN TANJUNG 64155,841 10629 6,04 0,009515 0,0574 KH PENGKADAN 59984,391 8271 7,25 0,007404 0,0114 KH JONGKONG 89056,65 10632 8,38 0,009518 0,0001 KH SELIMBAU 121764,41 9961 12,22 0,008917 0,1242 KH SUHAID 81700,881 7821 10,45 0,007001 0,0268 KH SEBERUANG 62300,83 11592 5,37 0,010377 0,1008 KH SEMITAU 23300,31 7598 3,07 0,006802 0,2001 KH EMPANANG 15183,02 4974 3,05 0,004453 0,1317 KH PURING KENCANA 16400,411 2385 6,88 0,002135 0,0056 KH BADAU 25456,06 6333 4,02 0,005669 0,1134 KH BATANG LUPAR 27311,99 5169 5,28 0,004627 0,0476 KH EMBALOH HULU 26956,11 5209 5,17 0,004663 0,0513 KH PUTUSSIBAU UTARA 320987,64 21599 14,86 0,019335 0,7845 SBS SELAKAU 347432,74 33140 10,48 0,029666 0,1178 SBS PEMANGKAT 968771,4 56154 17,25 0,050268 3,8581 SBS SEMPARUK 134197,56 27458 4,89 0,02458 0,3192 SBS TEBAS 608537,52 69645 8,74 0,062345 0,0038 SBS TEKARANG 54942,691 14749 3,73 0,013203 0,2999 SBS SAMBAS 654214,68 44688 14,64 0,040004 1,5122 SBS SUBAH 145552,15 19199 7,58 0,017187 0,0142 SBS SEBAWI 70381,091 16291 4,32 0,014583 0,2537 SBS SAJAD 37200,972 9786 3,80 0,00876 0,1927 SBS JAWAI 403570,16 38792 10,40 0,034726 0,1270 SBS JAWAI SELATAN 87179,991 20499 4,25 0,01835 0,3296 SBS TELUK KERAMAT 442877,14 64488 6,87 0,057728 0,1522 SBS GALING 145515,45 19850 7,33 0,017769 0,0239 SBS TANGARAN 108310,52 21825 4,96 0,019537 0,2433 SBS SEJANGKUNG 210889,12 22799 9,25 0,020409 0,0117 SBS SAJINGAN BESAR 30029,391 8615 3,49 0,007712 0,1932 Lampiran 3 Lanjutan KAB KECAMATAN PDRB HB THN 2008 Y Jumlah Penddk Pi pdrb per kapita Yi Peluang Penddk Peluang penduduk Kuadrat Simapangan Nilai Tengah PDRB per Kapita SBS PALOH 224027,97 22991 9,74 0,020581 0,0323 SGU TOBA 72015,101 12056 5,97 0,010792 0,0684 SGU MELIAU 754290,12 42475 17,76 0,038023 3,2654 SGU KAPUAS 1064737,9 69692 15,28 0,062387 2,8733 SGU MUKOK 324213,01 16177 20,04 0,014481 1,9319 SGU JANGKANG 160060,14 26360 6,07 0,023597 0,1381 SGU BONTI 132124,19 19717 6,70 0,01765 0,0566 SGU PARINDU 372550,65 29586 12,59 0,026485 0,4454 SGU TAYAN HILIR 230456,29 29323 7,86 0,026249 0,0105 SGU BALAI 174820,34 23272 7,51 0,020833 0,0200 SGU TAYAN HULU 360689,67 27702 13,02 0,024798 0,5087 SGU KEMBAYAN 250250,14 25531 9,80 0,022855 0,0393 SGU BEDUWAI 79024,53 12125 6,52 0,010854 0,0423 SGU NOYAN 50053,27 9889 5,06 0,008852 0,1041 SGU SEKAYAM 173088,56 27588 6,27 0,024696 0,1214 SGU ENTIKONG 96238,15 14752 6,52 0,013206 0,0511 total 1117094 8,49 22,4218 rataan Ig 0,5576 Lampiran 4. Hasil Analisis Indeks Theil Entropy KAB KEC PDRB Y JLh PdKk X Xi Yi YiXi log yixi YilogYiXi Xq Yg XiXg YiYg Yi YgXi X g log Yi YgXi X g Ig YgXg log YgXg IO YglogYg X g YgIg SAMBAS SELAKAU 347.432,75 33140 0,03 0,03 1,09 0,04 0,00 0,90 0,91 0,03 0,04 1,07 0,03 0,00 1,01 0,01 0,01 0,05 SAMBAS PEMANGKAT 968.771,40 56154 0,05 0,09 1,79 0,25 0,02 0,06 0,10 1,77 0,25 0,02 SAMBAS SEMPARUK 134.197,56 27458 0,03 0,01 0,51 -0,29 0,00 0,03 0,01 0,50 -0,30 0,00 SAMBAS TEBAS 608.537,51 69645 0,06 0,06 0,91 -0,04 0,00 0,07 0,06 0,89 -0,05 0,00 SAMBAS TEKARANG 54.942,69 14749 0,01 0,01 0,39 -0,41 0,00 0,01 0,01 0,38 -0,42 0,00 SAMBAS SAMBAS 654.134,67 44688 0,04 0,06 1,52 0,18 0,01 0,05 0,07 1,50 0,18 0,01 SAMBAS SUBAH 145.552,16 19199 0,02 0,01 0,79 -0,10 0,00 0,02 0,02 0,78 -0,11 0,00 SAMBAS SEBAWI 70.381,10 16291 0,01 0,01 0,45 -0,35 0,00 0,02 0,01 0,44 -0,35 0,00 SAMBAS SAJAD 37.200,97 9786 0,01 0,00 0,39 -0,40 0,00 0,01 0,00 0,39 -0,41 0,00 SAMBAS JAWAI 403.570,17 38792 0,04 0,04 1,08 0,03 0,00 0,04 0,04 1,06 0,03 0,00 SAMBAS JAWAI SELATAN 87.179,99 20499 0,02 0,01 0,44 -0,35 0,00 0,02 0,01 0,44 -0,36 0,00 SAMBAS TELUK KERAMAT 442.877,14 64488 0,06 0,04 0,71 -0,15 -0,01 0,07 0,05 0,70 -0,15 -0,01 SAMBAS GALING 145.515,46 19850 0,02 0,01 0,76 -0,12 0,00 0,02 0,02 0,75 -0,12 0,00 SAMBAS TANGARAN 108.310,52 21825 0,02 0,01 0,52 -0,29 0,00 0,02 0,01 0,51 -0,29 0,00 SAMBAS SEJANGKUNG 210.889,11 22799 0,02 0,02 0,96 -0,02 0,00 0,02 0,02 0,95 -0,02 0,00 SANGGAU TOBA 72.015,10 12056 0,01 0,01 0,62 -0,21 0,00 0,01 0,01 0,61 -0,21 0,00 SANGGAU MELIAU 754.290,13 42475 0,04 0,07 1,84 0,27 0,02 0,04 0,08 1,82 0,26 0,02 SANGGAU KAPUAS 1.064.737,89 69692 0,06 0,10 1,59 0,20 0,02 0,07 0,11 1,56 0,19 0,02 SANGGAU MUKOK 324.213,01 16177 0,01 0,03 2,08 0,32 0,01 0,02 0,03 2,05 0,31 0,01 SANGGAU JANGKANG 160.060,15 26360 0,02 0,02 0,63 -0,20 0,00 0,03 0,02 0,62 -0,21 0,00 SANGGAU BONTI 132.124,19 19717 0,02 0,01 0,70 -0,16 0,00 0,02 0,01 0,69 -0,16 0,00 SANGGAU PARINDU 372.550,65 29586 0,03 0,04 1,31 0,12 0,00 0,03 0,04 1,29 0,11 0,00 SANGGAU TAYAN HILIR 230.456,29 29323 0,03 0,02 0,82 -0,09 0,00 0,03 0,02 0,80 -0,09 0,00 SANGGAU BALAI 174.829,34 23272 0,02 0,02 0,78 -0,11 0,00 0,02 0,02 0,77 -0,11 0,00 SANGGAU TAYAN HULU 360.689,67 27702 0,03 0,03 1,35 0,13 0,00 0,03 0,04 1,33 0,12 0,00 SANGGAU KEMBAYAN 250.250,16 25531 0,02 0,02 1,02 0,01 0,00 0,03 0,03 1,00 0,00 0,00 SANGGAU NOYAN 50.053,27 9889 0,01 0,00 0,53 -0,28 0,00 0,01 0,01 0,52 -0,29 0,00 KAPUAS HULU SILAT HILIR 57.351,54 16368 0,01 0,01 0,36 -0,44 0,00 0,02 0,01 0,36 -0,45 0,00 KAPUAS HULU SILAT HULU 109.508,05 11077 0,01 0,01 1,03 0,01 0,00 0,01 0,01 1,01 0,01 0,00 KAPUAS HULU HULU GURUNG 204564,94 12717 0,01 0,00 0,00 -3,09 0,00 0,01 0,00 0,00 -3,09 0,00 107 108 Lampiran 4. Lanjutan KAB KEC PDRB Y JLh PdKk X Xi Yi YiXi log yixi YilogYiXi Xq Yg XiXg YiYg YiYg XiX g log YiYg XiX g Ig YgXg log Y gXg IO Ygl ogY g X g YgIg KAPUAS HULU BUNUT HULU 40.272,88 13030 0,01 0,00 0,32 -0,49 0,00 0,01 0,00 0,32 -0,50 0,00 KAPUAS HULU MENTEBAH 38.572,74 10791 0,01 0,00 0,37 -0,43 0,00 0,01 0,00 0,37 -0,44 0,00 KAPUAS HULU BIKA 43.906,38 4778 0,00 0,00 0,95 -0,02 0,00 0,00 0,00 0,94 -0,03 0,00 KAPUAS HULU KALIS 49.812,16 11863 0,01 0,00 0,44 -0,36 0,00 0,01 0,01 0,43 -0,37 0,00 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU SLTAN 245.335,60 11674 0,01 0,02 2,18 0,34 0,01 0,01 0,03 2,15 0,33 0,01 KAPUAS HULU EMBALOH HILIR 82.243,34 5957 0,01 0,01 1,43 0,16 0,00 0,01 0,01 1,41 0,15 0,00 KAPUAS HULU BUNUT HILIR 93.012,99 9452 0,01 0,01 1,02 0,01 0,00 0,01 0,01 1,01 0,00 0,00 KAPUAS HULU BOYAN TANJUNG 64.155,85 10629 0,01 0,01 0,63 -0,20 0,00 0,01 0,01 0,62 -0,21 0,00 KAPUAS HULU PENGKADAN 59.984,38 8271 0,01 0,01 0,75 -0,12 0,00 0,01 0,01 0,74 -0,13 0,00 KAPUAS HULU JONGKONG 89.056,65 10632 0,01 0,01 0,87 -0,06 0,00 0,01 0,01 0,86 -0,07 0,00 KAPUAS HULU SELIMBAU 121.764,42 9961 0,01 0,01 1,27 0,10 0,00 0,01 0,01 1,25 0,10 0,00 KAPUAS HULU SUHAID 81.700,89 7821 0,01 0,01 1,08 0,04 0,00 0,01 0,01 1,07 0,03 0,00 KAPUAS HULU SEBERUANG 62.300,83 11592 0,01 0,01 0,56 -0,25 0,00 0,01 0,01 0,55 -0,26 0,00 KAPUAS HULU SEMITAU 23.300,28 7598 0,01 0,00 0,32 -0,50 0,00 0,01 0,00 0,31 -0,50 0,00 0,05 KAPUAS HULU PURING KENCANA 16.400,42 2385 0,00 0,00 0,71 -0,15 0,00 0,10 0,09 0,02 0,02 0,82 -0,08 0,00 0,87 -0,06 -0,01 0,00 KAPUAS HULU BADAU 25.456,05 6333 0,01 0,00 0,42 -0,38 0,00 0,06 0,03 0,48 -0,32 -0,01 KAPUAS HULU BATANG LUPAR 27.312,01 5169 0,00 0,00 0,55 -0,26 0,00 0,05 0,03 0,63 -0,20 -0,01 KAPUAS HULU PUTUSSIBAU UTARA 320.987,64 21599 0,02 0,03 1,54 0,19 0,01 0,20 0,35 1,78 0,25 0,09 SAMBAS SAJINGAN BESAR 30.029,39 8615 0,01 0,00 0,36 -0,44 0,00 0,08 0,03 0,42 -0,38 -0,01 SAMBAS PALOH 224.027,97 22991 0,02 0,02 1,01 0,01 0,00 0,21 0,25 1,17 0,07 0,02 SANGGAU SEKAYAM 173.088,57 27588 0,03 0,02 0,65 -0,19 0,00 0,25 0,19 0,75 -0,12 -0,02 SANGGAU ENTIKONG 96.238,15 14752 0,01 0,01 0,68 -0,17 0,00 . . 0,13 0,11 0,78 -0,11 -0,01 10.541.682,23 1094786 0,04 0,04 0,00 0,04 Keterangan: = Kecamatan Perbatasan Inde ks Theil Entrop i D EKOMPOSISIN YA penduduk dekompo sisi pd rb Ketimpangan Total 0,05 Ketiimpanga n an ta r wila yah Ketimpanga n dal a m wila yah 109 ABSTRACT RITA YULISA. Analysis of Regional Development and Disparities in Regional Development Border and Non-Border in West Kalimantan. Under direction of SANTUN R. P. SITORUS and ATANG SUTANDI Indonesia is an archipelago that has many border areas with other countries in the region of sea and land. In West Kalimantan border there are 5 district border, namely are Sambas District, Bengkayang, Sanggau, Sintang, and Kapuas Hulu District. The border region of a country has a strategic value in supporting the success of national development, especially in the aspect of political, economic, and ecological. Border areas of natural resource potential is quite large and very high economic value, yet can be put to good use. The research was conducted in 5 districts in West Kalimantan border and aims to determine the level of development of regions, Leading sectors, the level of disparity that occurred in the border regions and the factors causing the disparity, further research will be able to provide recommendations in the process of border regional development policy. Analytical methods used to achieve these objectives include skalogram analysis, analysis of LQ and SSA, Williamson index and Theil Entropy Index, and Spatial Econometrics. The results obtained by the analysis that the level of development of border districts in the county is still dominated by 3 hierarchy and 2 hierarchy, which means that the facilities and infrastructure in almost all sub-district boundary is uneven and inadequate, both non-border districts and district boundaries. Leading sectors in the three border districts of Sambas District, Sanggau, and Kapuas Hulu District is the agricultural sector, but it is trade, hotels, and restaurants, transport and communication sector, financial sector, rental and service companies, as well as the service sector. The mining sector is a sector that has the potential to be developed in some districts such as districts Paloh in Sambas district, and some non-border districts in the District and other Kapuas Hulu. Disparity analysis results showed that there was disparity sub districts in the border counties with Williamson index value of 0.54. Disparities that occur in the form of disparities within each group the Border District Area WKP and the Non-Border District Area groups WKNP. The factors that cause disparities in the border region is a factor of its own sub-regional GDP GDP, and the surrounding district GRDP W_PDRB, as well as factors that occur in the sub- district disparities around W_Disparitas. Disparities that occurred in the border districts should be dealt with simultaneously and to put forward a comprehensive approach to prosperity than the approach to safety. Construction of basic infrastructure, especially infrastructure for basic social service needs should be a priority in the district border. Efforts to improve the local economy should be based on resource potential and to create linkages between sectors in one district and inter-sectoral linkages with the surrounding districts. Keyword: border disparity, non-border, regional development.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang banyak memiliki wilayah perbatasan dengan negara lain yang berada di kawasan laut dan darat. Perbatasan laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara diantaranya Malaysia, Singapura, Filipina, India, Thailand, Vietnam, Republik Palau, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini. Sementara itu untuk wilayah darat, Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara, yakni Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste dengan panjang garis perbatasan darat secara keseluruhan adalah 2914,1 km. Kawasan Perbatasan Darat Indonesia-Malaysia di Pulau Kalimantan secara administratif meliputi 2 dua provinsi yaitu Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, terdiri dari 8 delapan kabupaten, yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Malinau, Nunukan, dan Kutai Barat Kalimantan Timur. Garis perbatasan darat di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan negara bagian Sabah dan Serawak Malaysia secara keseluruhan memiliki panjang 1.885,3 km. Secara geografis kawasan perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak berada pada bagian paling utara wilayah Provinsi Kalimantan Barat, yang membentang dari barat ke timur sepanjang sekitar 805 km, meliputi Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu Tabel 1. Jika diasumsikan kawasan perbatasan merupakan kawasan yang berjarak 20 km dari garis batas sepanjang 966 km, terhitung dari tanjung Dato, Kabupaten Sambas yang berada diujung paling barat sampai ke Kabupaten Kapuas Hulu yang berada diujung paling timur, maka luas kawasan perbatasan meliputi 19.320 km 2 , atau 1.932.000 ha. Wilayah perbatasan suatu negara memiliki nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional terutama dalam aspek politik, ekonomi, dan ekologi. Aspek politik wilayah perbatasan mempunyai dampak penting bagi kedaulatan negara. Aspek ekonomi memiliki potensi sumberdaya alam yang besar, terutama hutan, pertanian, perkebunan besar dan rakyat, pertambangan batubara, wisata alam Taman Nasional Betung Kerihun, TN Danau Sentarum, dan perikanan air tawar yang merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Aspek ekologi, sebagian kawasan perbatasan merupakan kawasan berfungsi lindung dengan hulu-hulu sungai yang sangat penting bagi daerah hilir. Tabel 1. Wilayah Administrasi Kawasan Perbatasan Kalimantan Barat - Serawak, dan Jumlah Penduduk Tahun 2008 No. Kabupaten Kecamatan Luas Km 2 Jumlah Jiwa Kepadatan jiwa Per Km 2 Jumlah Desa 1. Sambas Paloh 1.148,84 23.224 21 8 2. Sambas Sajingan Besar 1.391,20 7.635 6 5 3. Bengkayang Jagoi Babang 655,00 6.940 11 6 4. Bengkayang Siding 563,30 6.961 12 8 5. Sanggau Sekayam 841,00 27.411 33 10 6. Sanggau Entikong 506,90 13.299 26 5 7. Sintang Ketungau Tengah 2182,40 27.830 13 20 8. Sintang Ketungau Hulu 2138,20 19.835 9 18 9. Kapuas Hulu Putussibau Utara 5.204,80 20.926 4 19 10. Kapuas Hulu Embaloh Hulu 3.457,60 5.153 1 10 11. Kapuas Hulu Batang Lupar 1332,90 5.305 4 9 12. Kapuas Hulu Badau 700,00 5.405 8 9 13. Kapuas Hulu Puring Kencana 258,66 2.972 11 5 Jumlah 20.380,80 172.986 132 Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2009 Potensi sumberdaya alam wilayah perbatasan di Kalimantan cukup besar dan bernilai ekonomi sangat tinggi, terdiri dari hutan produksi konversi, hutan lindung, taman nasional, dan danau alam, yang semuanya dapat dikembangkan menjadi daerah wisata alam ekowisata. Beberapa areal hutan tertentu yang telah dikonversi tersebut telah berubah fungsi menjadi kawasan perkebunan yang dilakukan oleh beberapa perusahaan swasta nasional maupun yang bekerjasama dengan perkebunan asing yang umumnya berasal Malaysia. Namun demikian secara umum infrastruktur sosial ekonomi di kawasan ini, baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, maupun sarana prasarana penunjang wilayah masih memerlukan banyak peningkatan. Walaupun pada kenyataannya wilayah perbatasan memiliki memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar, wilayah perbatasan tersebut belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia secara minimal sekalipun, baik dari aspek politis, ekonomis, maupun aspek ekologi. Dilihat dari letak posisi geografis sebenarnya Indonesia sangat memungkinkan sekali untuk mengambil manfaat dari wilayah perbatasan tersebut, namun dalam kenyataannya banyak wilayah perbatasan malah menjadi beban. Sebagian besar wilayah perbatasan di Indonesia masih merupakan daerah tertinggal dengan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi yang masih sangat terbatas. Pandangan di masa lalu bahwa daerah perbatasan merupakan wilayah yang perlu diawasi secara ketat karena merupakan daerah yang rawan keamanan telah menjadikan paradigma pembangunan perbatasan lebih mengutamakan pada pendekatan keamanan dari pada kesejahteraan. Hal ini menyebabkan wilayah perbatasan di beberapa daerah menjadi tidak tersentuh oleh kegiatan pembangunan. Persoalan-persoalan perbatasan yang cukup rumit dan kompleks selama ini kurang mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah. Perencanaan pembangunan yang tersentralisasi dengan memprioritaskan sasaran makro pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa mempertimbangkan aspek pemerataan memberi dampak pada timbulnya kesenjangan antar daerah, dan merupakan salah satu penyebab ketertinggalan daerah perbatasan dibandingkan dengan daerah yang lain. Otonomi yang diharapkan dapat memperkecil kesenjangan antara pusat dengan daerah apabila tidak dilaksanakan dengan bijak justru dapat memperparah kesenjangan yang ada. Perencanaan pembangunan di wilayah perbatasan seharusnya dilakukan dengan mengenali dan menggali potensi sumberdaya yang dimiliki agar berkelanjutan dan tepat sasaran bagi daerah perbatasan itu sendiri. Hal ini penting agar tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan berkurangnya angka kemiskinan dan kesenjangan pembangunan infrastruktur fisik dan sarana-prasarana dasar sebagai penunjang aktivitas dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran. Pendekatan pembangunan wilayah perbatasan negara ini tentu saja tidak meninggalkan pendekatan keamanan security approach. Tujuan dari pengembangan wilayah-wilayah perbatasan adalah untuk: a menjaga keutuhan wilayah NKRI melalui penetapan hak kedaulatan NKRI yang dijamin oleh Hukum Internasional; b meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan menggali potensi ekonomi, sosial dan budaya serta keuntungan lokasi geografis yang sangat strategis untuk berhubungan dengan negara tetangga. Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat menggagas kebijakan percepatan pembangunan yang diarahkan pada tiga permasalahan pokok yang terdiri dari tataruang, infrastruktur dan kelembagaan.

1.2. Perumusan Masalah

Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat, dan institusi- institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan Todaro, 1989 dalam Rustiati et al., 2009. Tiga sasaran utama pembangunan yaitu pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan sebagai bentuk redefinisi pembangunan dalam konteks tujuan sosial bertujuan untuk mengembangkan kualitas hidup masyarakat Seer, 1973 dalam Kuncoro, 2006. Perbatasan Kalimantan Barat merupakan wilayah yang memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi sebagai keunggulan komparatif wilayah. Pertambangan, Kehutanan, Pertanian, Perikanan dan Kelautan serta pariwisata, merupakan sektor-sektor yang diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian daerah. Sumberdaya alam kawasan perbatasan yang melimpah dan letaknya mempunyai akses ke pasar Serawak, tetapi terdapat sekitar 45 desa miskin dengan jumlah penduduk miskin sekitar 35. Pemerataan yang menjadi salah satu sasaran utama pembangunan belum terwujud. Berdasarkan arah pengembangan kawasan perbatasan UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN, “Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga”. Pendekatan pembangunan yang dilakukan, selain menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan, juga diperlukan pendekatan kesejahteraan. Perhatian khusus diarahkan bagi pengembangan pulau-pulau kecil di perbatasan yang selama ini luput dari perhatian.