pembangunan yang dapat dilakukan terhadap wilayah perbatasan adalah dengan berupaya memberdayakan aktivitas yang mampu meningkatkan perekonomian
lokal wilayah yang berbasis pada masing-masing sektor unggulan dan potensi yang dimiliki. Hal yang tidak kalah penting adalah menciptakan keterkaitan antar
sektor, misalnya keterkaitan sektor pertanian dengan sektor industri pengolahan untuk mengolah hasil pertanian sehingga meningkatkan nilai jualnya. Keterkaitan
seperti ini diharapkan dapat terjadi pula pada sektor-sektor lain di tiap kecamatan. Namun masalah yang paling mendasar agar dapat menggerakkan aktivitas sektor
dan menciptakan keterkaitan antar sektor adalah dengan membangun sarana- prasarana dasar guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta
meningkatkan aksesibilitas. Adanya aksesibilitas yang baik diharapkan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di wilayah perbatasan yang memiliki
sumberdaya yang potensial. Kebijakan pembangunan diharapkan dapat mengurangi perbedaan dalam tingkat perkembangan atau pembangunan dan
kemakmuran antara kecamatan yang satu dengan kecamatan yang lain, dan menjadikan kecamatan perbatasan sebagai beranda depan bagi Indonesia terhadap
Serawak-Malaysia.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
6. 1 Simpulan
1. Tingkat Perkembangan Kecamatan di kabupaten perbatasan masih
didominasi hirarki 3 dan hirarki 2 yang berarti bahwa sarana dan prasarana dihampir seluruh kecamatan kabupaten perbatasan tidak merata dan belum
memadai, baik kecamatan non-perbatasan maupun kecamatan perbatasan. Hal ini terutama diakibatkan oleh ketersediaan sarana prasarana dan akses
yang kurang memadai dan mengakibatkan keterisolasian dibeberapa daerah tertentu.
2. Sektor Unggulan pada tiga kabupaten perbatasan yaitu Kabupaten Sambas,
Sanggau, dan Kapuas Hulu adalah sektor pertanian dengan subsektor perkebunan dan perikanan air tawar. Sektor lain yang sangat berperan
sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi di tiga kabupaten tersebut adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa. Sektor pertambangan merupakan sektor yang berpotensi untuk
dikembangkan di beberapa kecamatan tertentu seperti kecamatan paloh di kabupaten Sambas dan beberapa kecamatan non-perbatasan lain di
Kabupaten Sanggau dan Kapuas Hulu. 3.
Tingkat disparitas dengan menggunakan indeks Williamson dan Theil Entropy
pada tiga kabupaten perbatasan menunjukkan bahwa terjadi disparitas wilayah kecamatan di kabupaten perbatasan. Tingkat disparitas
yang terjadi berupa disparitas dalam masing-masing kelompok Wilayah Kecamatan Perbatasan WKP dan dalam kelompok Wilayah Kecamatan
Non Perbatasan WKNP. 4.
Faktor-faktor penyebab terjadinya ketimpangandisparitas wilayah perbatasan adalah faktor PDRB diwilayah itu sendiri PDRB, dan PDRB
didaerah sekitarnya W_PDRB, serta faktor disparitas yang terjadi di kecamatan sekitar W_Disparitas. Faktor PDRB maupun W_PDRB, dan
disparitas berkorelasi positif terhadap disparitas wilayah, dimana apabila
suatu daerah mengalami peningkatan PDRB maka daerah tersebut juga mengalami peningkatan disparitasnya.
6.2. Saran
1. Dari segi arah kebijakan, kebijakan pembangunan wilayah perbatasan
sudah mendukung perkembangan wilayah dan mengurangi ketimpangan khususnya bagi wilayah perbatasan. Akan tetapi sampai saat ini
realisasinya masih kurang optimal sehingga belum mengurangi ketimpangan yang ada. Pemerintah pusat, provinsi atau kabupaten
disarankan lebih berkomitmen dalam pelaksanaan pembangunan di wilayah perbatasan, bukan hanya pada kecamatan perbatasan yang
terdapat Pintu Lintas Batas secara resmi tetapi juga kecamatan perbatasan lainnya yang secara geografis berbatasan dengan Serawak-Malaysia.
2. Kebijakan pemerintah disarankan perlu lebih mengedepankan pendekatan
kesejahteraan masyarakat prosperity daripada pendekatan keamanan security dengan mengutamakan pembangunan sarana prasarana dasar
terutama infrastruktur untuk pelayanan kebutuhan sosial dasar. 3.
Perlu dilakukan upaya pemberdayaan aktivitas yang mampu meningkatkan perekonomian lokal wilayah yang berbasis potensi sumberdaya dan
menciptakan keterkaitan antar sektor unggulan disatu kecamatan maupun keterkaitan antar sektor dengan kecamatan disekitarnya.
4. Kecamatan di kabupaten perbatasan disarankan perlu ditangani secara
simultan antara kecamatan yang satu dengan yang lain, sehingga apabila dilakukan upaya untuk meningkatkan PDRB dan menurunkan disparitas
disuatu wilayah kecamatan tidak berdampak terhadap meningkatnya disparitas antar wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah
. Anonim. 2007. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Anonim. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008
Tentang Wilayah Negara Anonim. 2011. Definisi Kawasan Perbatasan Negara.
http:batas.bappenas.go.id [14 April 2011]
Anwar, A. 2005. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. Tinjauan Kritis. Bogor: P4W Press.
[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasioanal. 2003. Strategi dan Model Pembangunan Wilayah Perbatasan Kalimantan
. Bappenas. Jakarta. Budiharsono S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.
Jakarta : Pradnya Paramita.
[BPS Kalbar] Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2008. Berita Resmi Statistik
. BPS Provinsi Kalbar. Ed ke-27. http:kalbar.bps.go.id
[20 Mei 2010]
[BPS Kalbar] Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2009a. Propinsi Kalimantan Barat Dalam Angka 2009
, Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat.
[BPS Kalbar] Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2009b. PDRB KabupatenKota Provinsi Kalimantan Barat 2009
, Badan Pusat StatistikKalimantan Barat.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas. 2009a. Kabupaten Sambas Dalam Angka 2009
, Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas. 2009b. PDRB Kecamatan
Kabupaten Sambas 2009 , Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Bengkayang Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau. 2009a. Kabupaten Sanggau Dalam Angka 2009
, Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat.