Menurut Utomo 1989 diacu dalam Hardjowigeno 2007, nilai erosi yang diperbolehkan T yang dikemukakan oleh Thompson 1957 adalah terlalu
rendah dan mungkin tidak akan pernah dapat tercapai melalui pengelolaan tanah di Indonesia. Oleh karena itu Arsyad 1989 menyatakan bahwa T maksimum
dapat mencapai sekitar 25 tonhatahun Tabel 2.10. Tabel 2.10 Pedoman penetapan nilai erosi yang dibolehkan T di Ifndonesia
Sifat Tanah Nilai T
tonhath 1. Tanah sangat dangkal di atas batuan melapuk tidak
terkonsolidasi 4,0
2. Tanah dangkal di atas bahan telah melapuk 8,0
3. Tanah dengan kedalaman sedang di atas batuan telah melapuk 12,0
4. Tanah dalam dengan lapisan bawah kedap air di atas substrata yang telah melapuk
14,0 5. Tanah dengan lapisan bawahnya berpermeabilitas lambat, di atas
substrata telah melapuk 16,0
6. Tanah dengan lapisan bawahnya berpermeabilitas sedang, di atas substrata telah melapuk
20,0 7. Tanah dengan lapisan bawahnya permeable agak cepat, di atas
substrata telah melapuk 25,0
Sumber: Arsyad 1989 diacu dalam Hardjowigeno 2007
2.7 Indeks Bahaya Erosi
Nilai indeks bahaya erosi IBE berguna untuk mengetahui seberapa besar laju erosi yang terjadi akan membahayakan kelestarian keproduktifan tanah yang
bersangkutan Purwowidodo 2002. Nilai IBE dihitung merupakan perbandingan antara erosi potensial dengan erosi yang diperbolehkan. Erosi potensial
merupakan erosi yang dihitung dengan persamaan USLE tanpa memperhitungkan faktor vegetasi dan tindakan konservasi tanah. Manfaat dari indeks bahaya erosi
adalah untuk mengetahui erosi maksimum yang dapat terjadi dengan memperhatikan kelestarian tanah.
Indeks bahaya erosi dihitung dengan persamaan Hammer 1981 diacu dalam Arsyad 2006 sebagai berikut:
......................................................................................................... 14 keterangan:
IBE : indeks bahaya erosi A
p
: erosi potensial tonhatahun T
: erosi yang diperbolehkan tonhatahun
Tabel 2.6 Faktor Penutupan tanah oleh tanaman Nilai C
Tipe dan tinggi
tajuk Penutup
tajuk Jenis
penutup tumbuhan
bawah Nilai C untuk tipe tajuk tertentu dan kondisi tumbuhan
bawah tanah penutup permukaan tanah Persentase tumbuhan bawah dan serasah
0 20 40 60 80 95-100
Tak ada tajuk yang
berarti -
G 0.45 0.20
0.10 0.042
0.013 0.003
W 0.45 0.24
0.15 0.090
0.043 0.011
Tajuk rumput
liar tinggi atau
semak pendek
tinggi jatuh 0.5
25 G 0.36
0.17 0.09
0.038 0.012
0.003 W 0.36
0.20 0.13
0.082 0.041
0.011 50
G 0.26 0.13
0.07 0.035
0.012 0.003
W 0.26 0.16
0.11 0.075
0.039 0.011
75 G 0.17
0.10 0.06
0.031 0.011
0.003 W 0.17
0.12 0.09
0.067 0.038
0.011
Banyak semak-
semak tinggi
jatuh 2 m 25
G 0.40 0.18
0.09 0.040
0.013 0.003
W 0.40 0.22
0.14 0.085
0.042 0.011
50 G 0.34
0.16 0.09
0.38 0.012
0.003 W 0.34
0.19 0.13
0.81 0.041
0.011 75
G 0.28 0.14
0.08 0.036
0.012 0.003
W 0.28 0.17
0.12 0.077
0.040 0.011
Pohon- pohonan
tapi sedikit semak
tinggi jatuh 4 m
25 G 0.42
0.19 0.10
0.041 0.013
0.003 W 0.42
0.23 0.14
0.087 0.042
0.011 50
G 0.39 0.18
0.09 0.040
0.013 0.003
W 0.39 0.21
0.14 0.087
0.042 0.011
75 G 0.36
0.17 0.09
0.039 0.012
0.003 W 0.36
0.20 0.13
0.083 0.14
0.011 Keterangan: G = penutup permukaan adalah rumput, hancuran tuff dipadatkan, atau sampah
kedalaman minimum 5 cm W = penutup permukaan seperti rumput dengan sedikit akar lateral di dekat
permukaan, danatau residu tidak membusuk Sumber: USDA 1978 dalam Hardiyatmo 2006
Persentase penutupan tajuk dapat diperoleh beberapa cara, antara lain pengukuran langsung di lapangan, analisis Normalized Difference Vegetation
Index atau NDVI dari citra Landsat TM Hazarika dan Honda 1999 diacu dalam Arsyad 2006 dan dengan analisis terhadap foto hemisphirical image penutupan
tajuk menggunakan perangkat lunak HemiView.
Tabel 2.11 Kelas-kelas indeks bahaya erosi Indeks Bahaya Erosi
Kelas 0,00 – 1,00
Rendah 1,01 – 4,00
Sedang 4,01 – 10,00
Tinggi ≥ 10,00
Sangat Tinggi
Sumber: Hammer 1981 diacu dalam Arsyad 2006
2.8 Pendugaan Erosi dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis