5.5 Indeks Penutupan Lahan
Indeks penutupan lahan merupakan faktor pengali yang menyebabkan erosi aktual. Jenis penutupan lahan cukup berpengaruh besar tehadap laju erosi yang
mungkin terjadi. Jenis tutupan lahan paling baik menurut Arsyad 2006, yaitu di hutan alam dengan serasah banyak dan di tutupan lahan alang-alang murni yang
tumbuh subur dengan indeks C 0,001, sedangkan indeks C tertinggi dimiliki oleh tanah kosong tanpa tutupan lahan, dengan nilai 1. Sehingga, tutupan lahan C
dapat berpengaruh hingga maksimum seperseribu dalam menentukan erosi aktual. Hasil analisis hemispherical image disajikan dalam Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Hasil analisis hemispherical image dengan perangkat lunak Hemiview Kelas Kerapatan
Titik Penutupan Tajuk Rata-rata Nilai C
1 1.1 0,429
0,20 0,003 1.2 0,160
1.3 0,001 2
2.1 0,217 0,30 0,003
2.2 0,482 2.3 0,215
3 3.1 0,153
0,11 0,003 3.2 0,001
3.3 0,184 4
4.1 0,337 0,28 0,003
4.2 0,148 4.3 0,346
5 5.1 0,465
0,40 0,003 5.2 0,361
5.3 0,380 Tabel 5.5 menunjukkan hasil bahwa dari lima kelas kerapatan penutupan
hutan yang berbeda hasil interpretasi visual, memiliki nilai penutupan tajuk yang
berbeda 0,1 sd 0,4 memiliki indeks C yang bernilai sama, yaitu 0,003. Hal ini dikarenakan nilai C dalam Tabel 5.5 lebih dipengaruhi oleh persentase serasah
dan tumbuhan bawah yang bernilai sama, yaitu 95-100 berupa tumbuhan bawah dan serasah. Oleh karena itu, tutupan hutan memiliki pengaruh yang sama
terhadap pengurangan laju erosi, walaupun kelas kerapatannya berbeda. Hal ini sejalan dengan penjelasan menurut Asdak 2007 bahwa erosi meningkat di
bawah tegakan pohon yang tidak disertai tumbuhan bawah dan serasah.
Tutupan tajuk pohon dapat memperlambat laju air hujan, sehingga energi kinetiknya menjadi lebih kecil, tetapi tidak adanya tumbuhan bawah dan serasah
di bawah tegakan tersebut dapat menyebabkan erosi yang lebih besar, karena air hujan yang tertahan oleh tajuk dapat terakumulasi pada ujung daun yang
menyebabkan tetesan air hujan dengan butiran yang lebih besar dan energi kinetik yang lebih tinggi berdasarkan tinggi jatuhnya ke permukaan tanah. Erosi pada
tegakan pohon yang memiliki tumbuhan bawah dan serasah lebih kecil, karena dapat menyerap energi kinetik air lolos tersebut dan memperlambat aliran
pemukaan. Nilai indeks C untuk keseluruhan kawasan HPGW disajikan dalam Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Indeks penutupan lahan C Tutupan Lahan
C Luas
Ha Bangunan 0,000
0,83 0,23
Hutan 0,003 358,07
99,74 Rumput 0,011
0,07 0,02
Tanah Kosong 1,000
0,04 0,01
Total 359,00 100,00
Nilai C sebesar 0,000 merupakan nilai dari lahan terbangun, karena tidak adanya tutupan lahan, tetapi air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah, maka
indeks C dianggap bernilai 0. Luas keseluruhan dari bangunan yang ada di HPGW yaitu 0,83 Ha atau 0,23 dari total luas HPGW. Nilai 0,003 merupakan indeks C
untuk tutupan lahan berhutan yang tersebar hampir di seluruh total kawasan, yaitu 358,07 Ha atau 99,74 dari total luas HPGW.
Lapangan rumput yang terdapat di Camping Ground HPGW memiliki indeks C sebesar 0,011. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tutupan lahan hutan, tetapi memiliki nilai jauh lebih kecil dibandingkan dengan indeks C tanah kosong. Hal ini karena rumput mampu menahan erosivitas air
hujan, sehingga memberikan pengaruh yang besar terhadap penurunan erosi aktual. Tanah kosong tidak memiliki pelindung terhadap erorisitas hujan,
sehingga air hujan yang turun dengan energi kinetik yang tinggi dapat langsung mengenai tanah dan memisahkan partikel-partikel kecil tanah. Sebaran ruang
indeks C disajikan dalam Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Peta indeks penutupan lahan.
_
PETA INDEKS PENUTUPAN
LAHAN
U
0 0,5 1 Km
0,000 0,003
0,011 1,000
LEGENDA Indeks C
44
5.6 Indeks Tindakan Konservasi Tanah