Indeks Erodibilitas Tanah HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai sifat perusak. Sifat tersebut yang dikenal sebagai erosivitas hujan. Indeks erosi dapat dihitung berdasarkan data hujan harian dan hujan bulanan. Hasil perhitungan indeks erosivitas rata-rata tahunan menggunakan persamaan Bols 1978 yaitu 1893,39 sedangkan indeks erosivitas berdasarkan persamaan Lenvain 1989 yaitu 1744,06. Indeks erosivitas hujan disajikan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Rata-rata curah hujan dan indeks erosivitas hujan R Tahun Curah hujan per tahun Erosivitas hujan Bols 1978 Lenvain 1989 2006 1505,1 1010,84 985,424 2007 2130,2 1680,01 1508,05 2008 2609,9 2293,55 1929,88 2009 2071 1521,50 1401,51 2010 3679 2961,04 2895,46 Rata-rata 2399,04 1893,39 1744,06 Persamaan Bols 1978 menggunakan data jumlah hari hujan, dan hujan harian maksimum pada setiap bulan, selain jumlah hujan bulanan, sedangkan persamaan Lenvain 1989 hanya menggunakan data jumlah hujan bulanan. Persamaan yang menghitung indeks erosivitas yang menggunakan data bulanan hanya digunakan jika data curah hujan sangat terbatas. Secara teoritis, semakin detail data hujan yang digunakan akan menghasilkan perhitungan yang lebih baik, sehingga dalam penelitian ini, indeks erosivitas hujan yang digunakan selanjutnya adalah hasil perhitungan menggunakan persamaan Bols 1978, yaitu sebesar 1893,39 mmtahun.

5.3 Indeks Erodibilitas Tanah

Energi kinetik hujan yang bersifat merusak tidak sepenuhnya menjadi penyebab terjadinya erosi. Erosi dipengaruhi faktor lain, yaitu ketahanan tanah. Tanah memiliki ketahanan yang berbeda-beda dalam menahan kerusakan yang disebabkan energi kinetik hujan. Di wilayah penelitian terdapat empat jenis tanah yaitu, latosol merah kuning, latosol coklat, podsolik merah kuning, dan litosol. Di setiap jenis tanah dihitung indeks erodibilitas K berdasarkan pembagian lima kelas kemiringan lereng yang bertujuan untuk mengetahui keragaman nilai erodibilitas. Keragaman nilai erodibilitas tanah disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Indeks erodibilitas tanah K Jenis Tanah Kemiringan Tekstur Struktur Bahan Organik Permeabilitas cmjam K Debu Pasir Sangat Halus Liat Latosol Merah Kuning 0-8 12,95 4,76 30,76 GSK 3,155 11,33 0,141 8-15 3,6 3,60 48,41 GSK 5,913 7,03 0,063 15-25 1,12 1,12 76,58 GSK 8,258 13,45 0,012 25-40 1,24 1,24 79,15 GSK 9,482 19,49 0,012 40 52 1,22 40 GSK 1,396 1,48 0,428 Litosol 0-8 10 10,49 21 GSK 0,828 4,04 0,223 8-15 51 2,89 30 GSK 2,068 2,92 0,431 15-25 13 7,60 37 GSK 1,172 4,95 0,190 25-40 9 9,42 29 GSK 2,121 5,04 0,181 40 10 10,79 19 GSK 2,534 4,42 0,217 Latosol Coklat 0-8 24 5,93 37 GSK 0,948 1,96 0,283 8-15 43 0,46 54 GSK 2,896 0,88 0,279 15-25 19 0,61 77 GSK 2,931 0,54 0,138 25-40 18 1,37 73 GSK 2,345 0,99 0,144 40 20 8,06 27 GSK 1,362 3,19 0,268 Podsolik Merah Kuning 0-8 18 8,66 25 GSK 1,465 3,22 0,263 8-15 21 4,86 47 GSK 1,293 2,16 0,197 15-25 23 8,36 22 GSK 1,069 5,12 0,312 25-40 51 0,61 45 GSK 2,276 2,01 0,332 40 22 8,06 25 GSK 0,759 3,54 0,291 Keterangan: GSK = Granuler sedang-kasar Indeks K tertinggi adalah 0,431 yang terdapat di jenis tanah litosol dan di kemiringan tanah 8-15 , sedangkan nilai K terendah adalah 0,012 terdapat di jenis tanah latosol merah kuning dan di kemiringan tanah 15-40 . Keragaman indeks K dipengaruhi oleh tekstur tanah, kandungan bahan organik, serta kecepatan permeabilitas. Tekstur menunjukkan proporsi ukuran butir-butir tanah, yaitu liat, debu dan pasir. Ukuran butir-butir tanah berpengaruh terhadap besarnya erosi yang mungkin terjadi. Pasir memiliki ukuran butir yang paling besar kasar, sehingga diperlukan tenaga yang besar untuk mengangkutnya. Oleh karena itu, hanya fraksi terkecilnya yang berpengaruh terhadap kepekaan tanah, yaitu pasir sangat halus yang lebih mudah terangkut aliran permukaan. Berdasarkan persamaan Wischmeier dan Smith 1978, nilai K tertinggi lebih dipengaruhi oleh persentase debu 0,002 – 0,05 mm dan pasir sangat halus 0,05 – 0,1 mm. Dalam Tabel 5.2 indeks K tertinggi memiliki jumlah persentase debu dan pasir sangat halus tertinggi, sedangkan indeks K terendah memiliki jumlah persentase debu dan pasir sangat halus terendah. Bryan 1968 diacu dalam Arsyad 2006 menyatakan bahwa debu dan pasir sangat halus lebih peka terhadap erosi. Hal ini disebabkan karena debu dan pasir sangat halus sulit membentuk struktur yang mantap. Dibandingkan dengan debu dan pasir sangat halus, liat yang memiliki ukuran butir yang lebih kecil lebih sulit terangkut aliran permukaan, karena liat mempunyai daya kohesi yang kuat, sehingga gumpalan- gumpalannya sukar dihancurkan Hardjowigeno 2007 Struktur tanah menunjukkan susunan butir-butir tanah. Kemantapan struktur tanah dapat menentukan pemecahan agregat tanah menjadi mudah atau sulit. Hasil analisis tanah untuk nilai K menunjukkan tingkat struktur yang sama untuk tanah di seluruh kawasan, yaitu granuler sedang-kasar, sehingga struktur tanah tidak berpengaruh terhadap nilai K pada tanah di HPGW. Bahan organik merupakan lapisan tanah yang dapat berfungsi sebagai pelindung dari erosivitas air hujan. Menurut hasil penelitian Copley et al. 1944 diacu dalam Arsyad 2006, semakin besar penambahan bahan organik, maka laju erosi semakin kecil. Sedangkan permeabilitas tanah merupakan tingkat kemampuan tanah untuk melewatkan air dalam kondisi jenuh. Nilai permeabilitas tanah yang rendah menunjukkan lambatnya air masuk ke dalam tanah, yang merupakan penyebab erosi yang tinggi, karena kecepatan infiltrasi akan menurun dan menyebabkan aliran permukaan. Klasifikasi indeks nilai K menurut Dangler dan El-Swaify 1976 diacu dalam Arsyad 2006 disajikan dalam Tabel 5.3. Tabel 5.3 Nilai Indeks K berdasarkan klasifikasi Dangler dan El-Swaify 1976 Nilai K Kelas Luas Ha 0 – 0,1 Sangat Rendah 118,00 32,87 0,11 – 0,21 Rendah 113,19 31,53 0,22 – 0,32 Sedang 80,49 22,42 0,33 – 0,44 Agak Tinggi 47,28 13,17 Total 359,00 100,00 Sebaran nilai K tertinggi dengan persentase luas 32,87 atau 118,00 Ha, termasuk ke dalam kelas sangat rendah. Semakin rendah nilai K maka tanah akan semakin kurang peka atau tahan terhadap erosi, sehingga tanah di HPGW didominasi oleh tanah yang kurang peka terhadap erosi. Sebaran ruang indeks K disajikan dalam Gambar 5.2. Gambar 5.2 Peta indeks erodibilitas tanah. PETA INDEKS ERODIBILITAS TANAH U 0 0,5 1 Km LEGENDA Indeks K 0,012 0,063 0,138 0,141 0,144 0,181 0,190 0,217 0,197 0,223 0,263 0,268 0,279 0,283 0,291 0,312 0,332 0,431 0,428 39

5.4 Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng