Bahaya erosi menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 adalah perkiraan jumlah tanah yang hilang maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan
bila pengelolaan tanah tidak mengalami perubahan, sedangkan tingkat bahaya erosi TBE ditentukan berdasarkan atas perbandingan antara jumlah tanah yang
tererosi dengan kedalaman efektif tanah tanpa memperhatikan jangka waktu kelestarian yang diharapkan, jumlah erosi yang diperbolehkan maupun kecepatan
proses pembentukan tanah Hardjowigeno 2007.
2.6 Penentuan Erosi yang Dibolehkan
Penetapan batas tertinggi laju erosi yang masih dapat dibiarkan atau ditoleransikan adalah perlu oleh karena tidaklah mungkin menekan laju erosi
menjadi nol dari tanah-tanah yang berlereng. Akan tetapi suatu kedalaman tanah tertentu harus dipelihara agar terdapat suatu volume tanah yang cukup dan baik
bagi tempat berjangkarnya akar tanaman dan untuk tempat menyimpan air serta unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, sehingga tanaman atau tumbuhan dapat
tumbuh dengan baik Arsyad 2006. Menurut Kartasapoetra et al. 2005, karena adanya pengaruh iklim hujan
dan angin dan pergeseran-pergeseran dalam tanah tektonis serta perbuatan- perbuatan manusia yang tidak memperhatikan ketentuan pengawetan tanah dan
air, maka dapat ditentukan bahwa sangat sulit untuk meniadakan dan atau mencegah terjadinya erosi sama sekali. Penetapan nilai erosi yang diperbolehkan
dapat menggunakan deskripsi dalam Tabel 2.9. Tabel 2.9 Pedoman penetapan nilai erosi yang dibolehkan T
Sifat Tanah Nilai T
tonhath 1. Tanah dangkal di atas batuan
1,12 2. Tanah dalam, di atas batuan
2,24 3. Tanah dengan lapisan bawah subsoil padat, di atas substrata
yang tidak berkonsolidasi telah mengalami pelapukan 4,48
4. Tanah dengan lapisan bawahnya berpermeabilitas lambat, di atas bahan yang tidak terkonsolidasi
8,96 Tanah dengan lapisan bawahnya berpermeabilitas sedang, di
atas bahan yang tidak terkonsolidasi 11,21
6. Tanah dengan lapisan bawahnya permeable agak cepat, di atas bahan yang tidak terkonsolidasi
13,45
Sumber: Thompson 1957 dalam Arsyad 2006
Menurut Utomo 1989 diacu dalam Hardjowigeno 2007, nilai erosi yang diperbolehkan T yang dikemukakan oleh Thompson 1957 adalah terlalu
rendah dan mungkin tidak akan pernah dapat tercapai melalui pengelolaan tanah di Indonesia. Oleh karena itu Arsyad 1989 menyatakan bahwa T maksimum
dapat mencapai sekitar 25 tonhatahun Tabel 2.10. Tabel 2.10 Pedoman penetapan nilai erosi yang dibolehkan T di Ifndonesia
Sifat Tanah Nilai T
tonhath 1. Tanah sangat dangkal di atas batuan melapuk tidak
terkonsolidasi 4,0
2. Tanah dangkal di atas bahan telah melapuk 8,0
3. Tanah dengan kedalaman sedang di atas batuan telah melapuk 12,0
4. Tanah dalam dengan lapisan bawah kedap air di atas substrata yang telah melapuk
14,0 5. Tanah dengan lapisan bawahnya berpermeabilitas lambat, di atas
substrata telah melapuk 16,0
6. Tanah dengan lapisan bawahnya berpermeabilitas sedang, di atas substrata telah melapuk
20,0 7. Tanah dengan lapisan bawahnya permeable agak cepat, di atas
substrata telah melapuk 25,0
Sumber: Arsyad 1989 diacu dalam Hardjowigeno 2007
2.7 Indeks Bahaya Erosi