Berdasarkan hasil perhitungan, laju erosi potensial tertinggi sebesar 482.170,7 tonhatahun atau setebal 40.180,9 mmtahun berat jenis tanah 1,2
gramcm
3
. Erosi tertinggi ini terjadi pada kelas lereng lebih dari 40 sangat curam. Semakin curam kelas lereng, maka energi dan daya angkut aliran
permukaan akan semakin besar, sehingga tanah yang tererosi akan semakin tebal. Total erosi potensial yang terjadi sebesar 13.195.922 tontahun. Sebaran luas
indeks bahaya erosi menurut Hammer 1981 disajikan dalam Tabel 5.7. Tabel 5.7 Indeks bahaya erosi IBE
Kelas IBE Luas
Ha Rendah 28,738
8,005 Sedang 0,004
0,001 Tinggi 0,065
0,018 Sangat Tinggi
330,197 91,977
359,000 100,000
Kelas IBE sangat tinggi mendominasi kawasan HPGW dengan luas 330,197 Ha atau 91,977 dari total luas kawasan HPGW. Kelas ini paling mendominasi
kawasan HPGW yang menunjukkan bahwa dengan memperhitungkan erosi yang diperbolehkan untuk kawasan HPGW, indeks bahaya erosi potensial yang terjadi
sangat tinggi.
5.8 Pendugaan Tingkat Bahaya Erosi
Pendugaan laju erosi di HPGW ditentukan berdasarkan erosi aktual, yang merupakan kalkulasi dari indeks erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan
kemiringan lereng, penutupan lahan, serta tindakan konservasi tanah. Berdasarkan perhitungan erosi menurut Wischmeier dan Smith 1965, laju erosi sebagian
besar dipengaruhi oleh indeks C yang merupakan faktor penutupan tanaman. Laju erosi akan cenderung besar jika nilai C besar. Hal ini menunjukkan faktor
penutupan lahan oleh tanaman memiliki peranan yang besar dalam mengurangi laju erosi yang terjadi. Semakin rapat penutupan tajuk dan permukaan tanah,
maka laju erosi semakin kecil. Indeks erosivitas hujan R dan tindakan konservasi tanah P tidak mempengaruhi laju erosi pada lokasi penelitian karena
nilainya seragam pada seluruh kawasan, sedangkan indeks panjang dan
kemiringan lereng LS memiliki kisaran nilai yang lebih kecil dibandingkan indeks penutupan lahan.
Berdasarkan hasil perhitungan, laju erosi aktual tertinggi yaitu sebesar 2.147,1 tonhatahun atau setebal 178,9 mmtahun berat jenis tanah 1,2
gramcm
3
. Laju erosi tersebut terjadi pada kelas lereng 8 – 15 landai, dan tanpa tutupan lahan tanah kosong. Erosi tertinggi ini dapat terjadi karena tidak
adanya tutupan lahan menyebabkan air hujan dapat secara langsung merusak lapisan tanah atas dan daya angkut aliran permukaan akan besar akibat tidak ada
yang menghalangi, walaupun energi angkut alirannya rendah karena lereng yang landai. Total erosi dari keseluruhan total kawasan HPGW adalah sebesar 39.643
tontahun. Tingkat bahaya erosi ditentukan berdasarkan laju erosi aktual dan ketebalan
solum tanah. Tingkat bahaya erosi diklasifikasikan berdasarkan solum tanah karena semakin tipis solum maka bahaya erosi yang terjadi dapat semakin berat
walaupun laju erosinya sama dengan yang terjadi pada solum yang lebih tebal. Berdasarkan kedalaman solum tanah, keempat jenis tanah di HPGW
memiliki solum yang dalam lebih dari 90 cm kecuali jenis tanah litosol yang memiliki solum yang dangkal kurang dari 20 cm, sehingga untuk jenis tanah
litosol hanya memiliki dua kelas tingkat bahaya erosi, yaitu berat laju erosi 15 tonhatahun dan sangat berat laju erosi 15 tonhatahun. Sebaran luas tingkat
bahaya erosi menurut Departemen Kehutanan 1986 disajikan dalam Tabel 5.8. Tabel 5.8 Tingkat bahaya erosi TBE
Laju Erosi tonhatahun
Kelas Luas
Ha 0 – 15
Sangat Ringan 212,64
59,23 15 – 60
Ringan 15,04 4,19
60 – 180 Sedang 33,50
9,33 180 – 480
Berat 50,69 14,12
480 Sangat Berat
47,14 13,13
Total 359,00 100,00
Berdasarkan Tabel 5.8, kelas bahaya erosi di HPGW didominasi oleh kelas bahaya erosi sangat ringan laju erosi aktual 0 – 15 tonhatahun dengan luas
212,64 Ha atau 59,23 dari total luas kawasan. Hal ini menunjukkan adanya penutupan lahan dapat menyebabkan laju erosi semakin kecil.
Gambar 5.5 Peta tingkat bahaya erosi.
PETA TINGKAT BAHAYA EROSI
U
LEGENDA Tingkat Bahaya Erosi
Sangat Ringan Ringan
Sedang Berat
Sangat berat
0 0,5 1 Km
49
5.9 Pendugaan Sediment Delivery Ratio SDR