Sejarah Kawasan KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.6 Vegetasi

Kawasan HPGW didominasi oleh hutan tanaman yang berumur 30 tahun. Jenis tanaman dominan adalah damar Agathis lorantifolia, pinus Pinus merkusii, dan puspa Schima wallichii, dan jenis lainnya mahoni Swietenia macrophylla, kayu afrika Maesopsis eminii, rasamala Altingia excelsa, sonokeling Dalbergia latifolia, gamal Gliricidae sp meranti Shorea sp, dan mangium Acacia mangium. Di HPGW paling sedikit terdapat 44 jenis tumbuhan, termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis bambu. Selain itu terdapat jenis tumbuhan obat sebanyak 68 jenis Potensi tegakan hutan ± 10.855 m 3 kayu damar, 9.471 m 3 kayu pinus, 464 m 3 puspa, dan 88 m 3 kayu mahoni. Pohon damar dan pinus juga menghasilkan getah kopal dan getah pinus. Di HPGW juga ditemukan lebih dari 100 pohon plus damar, pinus, kayu afrika sebagai sumber benih dan bibit unggul Fahutan IPB 2009.

4.7 Satwa

Di kawasan HPGW terdapat beraneka ragam jenis satwa liar yang meliputi jenis-jenis mamalia, reptilia, burung, dan ikan. Dari kelompok jenis mamalia terdapat babi hutan Sus scrofa, monyet ekor panjang Macaca fascicularis, kelinci liar Nesolagus sp, musang Paradoxurus hermaphroditic. Dari kelompok jenis burung Aves terdapat sekitar 20 jenis burung, antara lain Elang Jawa, Emprit, Kutilang, dll. Jenis-jenis reptilia antara lain biawak, ular, bunglon. Terdapat berbagai jenis ikan sungai seperti ikan lubang dan jenis ikan lainnya. Ikan lubang adalah ikan sejenis lele yang memiliki warna agak merah. Selain itu terdapat pula lebah hutan odeng, tawon gung, Apis dorsata Fahutan IPB 2009.

4.8 Sejarah Kawasan

Tahun 1951 : Kawasan Hutan Gunung Walat sudah mulai ditanami pohon damar Agathis lorantifolia. Hutan yang ditanam pada tahun 19511952 tersebut saat ini telah berwujud sebagai tegakan hutan damar yang lebat di sekitar base camp Tahun 1967 : IPB melakukan penjajakan kerjasama dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian untuk mengusahakan Hutan Gunung Walat menjadi Hutan Pendidikan. Tahun 1968 : Direktorat Jenderal Kehutanan memberikan bantuan pinjaman Kawasan Hutan Gunung Walat kepada IPB untuk digunakan seperlunya bagi pendidikan kehutanan yang dikelola oleh Fakultas Kehutanan IPB. Tahun 1969 : Diterbitkan Surat Keputusan Kepala Jawatan Kehutanan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 7041IV69 tertanggal 14 Oktober 1969 Tahun 1973 : SK Menteri Pertanian RI 008KptsDJI73 tentang penunjukan komplek Hutan Gunung Walat menjadi Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW. Pengelolaan kawasan hutan Gunung Walat seluas 359 Ha dilaksanakan oleh IPB dengan status hak pakai sebagai hutan pendidikan dan dikelola Unit Kebun Percobaan IPB dengan jangka waktu 20 tahun. Pada tahun 1973 penanaman telah mencapai 53. Tahun 1980 : Seluruh wilayah HPGW telah berhasil ditanami berbagai jenis tanaman, yaitu damar Agathis lorantifolia, pinus Pinus merkusii, puspa Schima wallichii, kayu afrika Maesopsis eminii, mahoni Swietenia macrophylla, rasamala Altingia excelsa, sonokeling Dalbergia latifolia, gamal Gliricidae sp, meranti Shorea sp, dan akasia Acacia mangium. Tahun 1992 : Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687Kpts-II1992 tentang Penunjukan Komplek Hutan Gunung Walat sebagai Hutan Pendidikan, pengelolaan kawasan Hutan Gunung Walat sebagai Hutan Pendidikan dilaksanakan bersama antara Fakultas Kehutanan IPB dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan KehutananBalai Latihan Kehutanan BLK Bogor. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 24 Januari 1993. Tahun 2005 : Status hukum kawasan HPGW pada tahun 2005 dikuatkan oleh diterbitkannya SK Menhut No. 188Menhut - II2005, yang menetapkan fungsi hutan kawasan HPGW sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus KHDTK dan pengelolaannya diserahkan kepada Fakultas Kehutanan IPB dengan tujuan khusus sebagai Hutan Pendidikan.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN