Pendugaan Erosi dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis

Tabel 2.11 Kelas-kelas indeks bahaya erosi Indeks Bahaya Erosi Kelas 0,00 – 1,00 Rendah 1,01 – 4,00 Sedang 4,01 – 10,00 Tinggi ≥ 10,00 Sangat Tinggi Sumber: Hammer 1981 diacu dalam Arsyad 2006

2.8 Pendugaan Erosi dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis

Beberapa Alasan penggunaan SIG menurut Prahasta 2002, antara lain: 1. SIG menggunakan data spasial dan atribut secara terintegrasi sehingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial berikut pemodelannya maupun non-spasial – memiliki kemampuan analisis spasial dan non- spasial. 2. SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi dengan data- datanya basisdata sehingga memiliki kemampuan untuk merubah presentasi dalam berbagai bentuk. 3. SIG memiliki kemampuan-kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk beberapa layer atau coverage data spasial. Dengan layers ini permukaan bumi dapat “direkonstruksi” kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata real world tiga dimensi dengan menggunakan data ketinggian berikut layers tematik yang diperlukan. Hasil evaluasi ancaman erosi dan pengukuran erosi dapat dipetakan, sehingga peta erosi dapat berupa peta ancaman erosi erosion risk atau erosion hazard map dan peta erosi yang telah terjadi. Peta ancaman erosi menunjukkan penyebaran tingkat ancaman atau besarnya erosi yang dapat terjadi, termasuk bahaya longsor pada suatu wilayah, sedangkan peta erosi yang telah terjadi menunjukkan penyebaran besarnya atau tingkat erosi yang telah terjadi pada suatu wilayah Arsyad 2006. Perbedaan indikator erosi tanah telah diidentifikasi dan telah menjadi opini umum bahwa suatu area yang tererosi secara aktual merupakan indikator terbaik dalam erosi tanah. Hal yang menarik adalah dapat mengetahui tingkat bahaya erosi yang terjadi di suatu areal pada masa yang akan datang. Tingkat bahaya erosi tersebut dapat diduga dengan model pendugaan erosi yang tepat. Model yang efektif akan memberikan informasi mengenai erosi yang terjadi sekarang, kecenderungannya, serta analisis skenario yang dibolehkan. Penggabungan antara model erosi yang sudah ada, data lapangan, dan data hasil teknologi remote sensing, melalui penggunaan aplikasi Sistem Informasi Geografis SIG, akan menjadi nilai penting untuk pemanfaatan selanjutnya Gitas 2009.

2.9 Daerah Aliran Sungai DAS