5.4 Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng
Panjang lereng dalam perhitungan laju erosi merupakan jarak dari mulai terjadinya aliran air hingga terjadinya endapan akibat kemiringan lereng yang
melandai, sedangkan kemiringan lereng merupakan besarnya sudut lereng yang menentukan kecepatan laju erosi yang terjadi. Dalam perhitungan nilai LS,
besarnya nilai LS dipengaruhi oleh nilai L dan S. Semakin besar nilai L maka nilai indeks LS akan semakin besar, begitu juga semakin besar nilai S maka nilai
indeks LS akan semakin besar. Panjang lereng berpengaruh terhadap indeks LS karena semakin panjang lereng maka tanah yang tererosi akan terbawa semakin
jauh dari tempat asalnya yang akan menyebabkan pengendapan di tempat lain. Sedangkan kemiringan lereng akan mempengaruhi kecepatan dari tanah yang
terbawa aliran permukaan. Persamaan USLE tidak memperhitungkan erosi yang terjadi pada saluran-
saluran air, sehingga panjang lereng yang digunakan adalah panjang lereng yang kurang dari 122 meter, karena pada batas tersebut aliran permukaan mulai
terakumulasi menjadi saluran-saluran air Trahan 2001. Perhitungan panjang menghasilkan panjang lereng yang lebih dari 122 meter, sehingga indeks LS yang
dihasilkan jauh lebih tinggi dari hasil pengukuran di lapangan. Sebaran luas indeks panjang dan kemiringan lereng disajikan dalam Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Indeks panjang dan kemiringan lereng LS LS
Luas Ha
0 – 50 113,95
31,74 50 – 150
188,12 52,40
150 – 300 51,16
14,25 300 – 450
5,35 1,49
450 0,43
0,12 Total 359,00
100,00 Indeks LS yang mendominasi kawasan HPGW adalah sebesar
50 – 150 dengan luas 118,12 Ha atau 52,40 dari total luas HPGW. Indeks LS yang
memiliki luas terkecil adalah sebesar 450 dengan luas 0,43 Ha atau 0,12 dari total luas HPGW. Sebaran ruang indeks panjang dan kemiringan lereng disajikan
dalam Gambar 5.3.
Gambar 5.3 Peta indeks panjang dan kemiringan lereng.
0 – 50 50 – 150
150 – 300 300 – 450
450
0 0,5 1 Km
U
PETA INDEKS PANJANG DAN
KEMIRINGAN LERENG
LEGENDA Indeks LS
41
5.5 Indeks Penutupan Lahan