Kecelakaan Nuklir akibat Gempa

Analisis distribusi cemaran karena faktor angin memerlukan asumsi kecelakaan reaktor yang menyebabkan lepasnya radionuklida inventory reaktor telah ke luar melewati cerobong. Fraksi pelepasan dapat dihitung dengan persamaan gaussian dengan asumsi bahwa stabilitas atmosfir konstan, pelepasannya secara kontinyu Umbara 2001. Di lingkungan atmosfir udara, awan radiasi akan mengalami deposisi karena cuaca atau karena curah hujan yang tinggi. Perhitungan intensitas pengendapan radionuklida akibat curah hujan dapat dihitung dengan persamaan F Vinther dan HD Brenk Kartodiwirio 1995.

2.10.2 Distribusi Radionuklida di Lingkungan Tanah

Bahan radioaktif hasil fisi akan terlepas ke lingkungan di udara akan menyebar dan terbawa angin akibat kecelakaan PLTN. Untuk memperkirakan densitas radioaktif di udara dapat ditentukan dengan persamaan penyebaran asap gaussian pada saat z sama dengan nol Purwanto 1994. Selanjutnya radioaktif akan masuk ke wilayah tanah akibat deposisi basah dan kering. Pada fakta kecelakaan PLTN Chernobyl lingkungan tanah telah tercemar dengan cakupan cukup luas melalui analisis terhadap indikator cesium-137 yang mencapai jumlah lebih dari 37 kBqm -2 1 Ci km 2 . Cesium-137 dipilih sebagai radionuklida acuan dalam mengukur cemaran tanah dilihat dari waktu paruhnya dan pada kemudahan pengukurannya Izrael 1998. Kontaminasi radionuklida yang memasuki wilayah tanah dipengaruhi pula oleh perubahan kecepatan angin, dan dalam 10 hari pasca kecelakaan PLTN Chernobyl angin di lokasi terus berubah sehingga banyak luasan tanah telah terkontaminasi akibat deposisi radionuklida dari udara. Dari hasil penelitian, capaian kontaminasi radionuklida di tanah dari kecelakaan Chernobyl mencapai jarak 300 km, sebab lainnya adalah dalam 10 hari setelah kejadian curah hujan dengan pola yang tidak homogen sehingga pencemaran tanah tidak seimbang untuk semua arah terhadap pusat kecelakaan Borzilov 1993. Tanah yang banyak terkontaminasi Cs-137, terdapat di Belarus Rusia dan Ukraina. Penyebaran Sr-90 yang ditandai adanya Zr-95 dan Ce-144 relatif terlokalisasi. Sedang deposisi I- 131 diperkirakan terdapat di Belarus dan Rusia bagian barat. Jumlah Cs-137 yang terdeposisi di tanah 37 kBqm2 dan perkiraan sebelumnya mencapai 29 PBq BNP 1995, Pitkevic 1994. Hal penting bentuk fisika-kimia dari radionuklida yang terdeposit di tanah adalah: a terdistribusinya partikel bahan bakar b partikel hasil kondensasi, dan c partikel jenis campuran termasuk hasil adsorpsi IAEA 2000. Distribusi cemaran radionuklida dalam zona kurang dari 100 km 100 km disebut juga zona dekat, dan daerah dengan radius lebih dari 100 km 100 km sampai 2000 km disebut zona jauh. Deposisi di daerah zone dekat mencerminkan komposisi radionuklida dari bahan bakar. Partikel yang relatif besar seperti partikel bahan bakar dan unsur-unsur lainya seperti Zr, Mo, Ce dan Np akan terdeposisi pada zone dekat serta radionuklida antara seperti Ru, Ba, Sr dan unsur- unsur bahan bakar Pu, U juga berada dalam zone dekat. Unsur-unsur Yang mudah menguap I, Te dan C berada dalam partikel hasil kondensasi dan berada dalam zona jauh. Luasan tanah yang tercemar Cs-137 berada di spanjang zona, baik zona dekat maupun zona jauh. Cemaran unsur ini dengan jumlah 37kBqm 2 1Cikm2 menempati luasan yang besar dan pada jarak sekitar 30 km Cs-137 terdeposisi di tanah dengan densitas 1500 kBq m2 40 Cikm 2 di zona dekat sumber kecelakaan. Di radius kurang dari 200 km, terdapat areal wilayah yang dicemari unsur ini mencapai sekitar 5 MBqm 2 . Area sebaran Sr-90 melebihi 100 kBqm 2 hampir seluruhnya di dalam zona 30-km dan densitas melebihi 37 kBqm 2 terdapat di hampir semua zone dekat kurang dari 100 km Hoshi 1998.

2.10.3 Distibusi Radionuklida dari Kecelakaan Chernobyl .

Paparan Radiasi pada kecelakaan Chernobyl, pada mulanya mengandung I-131 yang berumur pendek disusul oleh Cs-137 dan Cs-134 . Radionuklida ini telah mencemari makanan dan minuman di daerah Belarus yang dilaporkan United Nations 1988 dalam Effects and Risks of Ionizing Radiation. Dilaporkan pula bahwa di negara-negara eropa telah tejadi peningkatan dosis gondok pada bayi yang tercemar radionuklida khususnya negara-negara yang dekat dengan reaktor yang mengalami kecelakaan dengan peningkatan dosis gondok efektif pada bayi rata-rata naik kurang lebih 1 mSv. Setelah tahun pertama kejadian dilaporkan bahwa di Belarus terjadi pengingkatan dosis gondok rata-rata 25 mGy, dan di Polandia menjadi kira-kira 8 mGy Krajewski 1991. Perkiraan berdasarkan evaluasi terbaru terhadap radionuklida dilepaskan pada kecelakaan Chernobyl menginformasikan bahwa radionuklida inventory yang keluar dari reaktor untuk Cs-137 sebesar 290 PBq dan 10 hari kemudian menjadi sekitar 260 PBq, sementara untuk I-131 pada hari pertama kejadian diperkirakan mencapai 1300 PBq dan pada sepuluh hari kemudian menjadi 3200 PBq Buzulukov 1992; Borovoy 1992; Dreicer 1996. Perkiraan lainnya pelepasan Cs-137 adalah sebesar 85 PBq yang merupakan 30 dari inventory serta pelepasan I-131 sebesar 1760 PBq yang merupakan 85 inventory Begichev 1990. Diberitakan pula Inventory I-131 dalam reaktor mencapai 1200 PBq IAEA 1986 dan telepas keluar sebanyak 25 UNSC 1988. Sementara IAEA 1986 melaporkan radionuklia inventory yang ke luar sebesar 3200 PBq dan penyebarannya mencapai 50. Penelitian lainnya berkaitan dengan partikel-partikel yang keluar, dilaporkan bahwa 80-90 merupakan partikel besar lebih dengan jari-jari lebih dari 10 µm yang bersifat non-volatile seperti Zr-95, Nb-95, La-140. Ce-141, Ce- 144 dan radionuklida transuranium yang terikat dengan matriks bahan baker uranium Kutkov 1995. Ukuran geometri Partikel bahan bakar yang dikumpulkan di Hongarian, Finlandia dan Bulgaria berada pada range 0,5-10 µm, dengan rata- rata 5 µm, densitasnya 9 gcm -3 Lehtinen 1988. Diamati Bahwa jatuhan radio aktif Chernobyl terdiri dari partikel panas dan merupakan bahan radioaktif yang terdistribusi homogen Devell 1991; Kuriny 1993. Partikel panas ini dapat digolongkan ke dalam dua kategori: a fragmen bahan bakar dengan campuran hasil belah-inti terikat dalam matriks uranium oksida, mirip dengan komposisi inti bahan bakar, tetapi ada juga yang hanya mengandung Cesium, Iod dan Rutherium; b partikel mengandung unsur dominan ruthenium atau barium yang mengandung sedikit unsur-unsur lain atau partikel monoelemental yang mungkin berasal dari produksi bahan bakar selama operasi reaktor dan melakukan pemecahan bahan bakar. Aktivitas tiap partikel panas adalah 0.11 kBq untuk fragmen bahan bakar dan 0.510 kBq untuk partikel ruthenium Devell 1991.