Inverse Distance Weighting IDW
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan di segala bidang kehidupan bangsa Indonesia.
Kebutuhan listrik terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia sesuai data Biro Pusat Statistik BPS 2010 dan sudah disadari bahwa
Indonesia sedang dan sudah mengalami krisis listrik karena pasokan listrik yang ada saat ini tidak mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat yang terus
meningkat. Oleh karena itu. akar masalah yang harus segera diatasi adalah peningkatan pasokan sumber listrik diantaranya melalui alternatif pilihan
pembangunan PLTN yang akan dibangun di Ujung Lemah Abang ULA Muria Jawa Tengah dengan harapan dapat melayani kebutuhan energi masyarakat
dengan pasokan energi stabil dengan harga relatif rendah yang dapat diwujudkan pada tahun 2016.
Distribusi Radionuklida Akibat Kecelakaan PLTN
Pemanfaatan tenaga nuklir perlu memperhatikan keselamatan, keamanan, ketentraman, kesehatan pekerja dan masyarakat, dan memperhatikan perlindungan
terhadap makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, pembangunan PLTN selain untuk mendapatkan keuntungan besar dalam pengadaan energi listrik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, perlu terus dilakukan kajian pemanfaatan energi nuklir secara tepat dan oprasionalnya dilakukan dengan penuh
kewaspadaan dengan kesiap-siagaan tinggi. Oprasional PLTN memiliki potensi terjadinya kecelakaan reaktor yang
berdampak negatif bagi lingkungan, karena dari kecelakaan dan kebocoran reaktor dapat meghasilkan paparan radiasi yang berpengaruh pada lingkungan
udara, tanah dan air. Kebocoran reaktor PLTN dapat menyebabkan bahan radioaktif hasil fisi terlepas ke lingkungan udara menyebar terbawa angin.
Penyebaran radionuklida hasil dari kebocoran reaktor dipengaruhi oleh faktor iklim dan cuaca. Pergerakan radionuklida ditentukan oleh dorongan angin
dengan kecepatan dan kategori atmosfir spesifik untuk tiap lokasi tertentu. Perhitungan densitas sebaran radionuklida yang memasuki wilayah udara akan
memerlukan data stabilitas udara yang merupakan mudah tidaknya campuran cemaran melakukan gerakan arah vertikal-horisontal, selain itu kelas kestabilan
dinyatakan sebagai variabel penentu besaran dispe rsi
y
dan
z
Susilo 1995 yang merupakan lebar beluk arah horisontal dan vertikal dari distribusi
radionuklida di atmosfir wilayah sekitar kebocoran reaktor. Radionuklida yang menyebar dari kebocoran reaktor menuju lingkungan
udara karena dorongan angin selanjutnya akan terdeposisi memasuki ke wilayah darat mencemari lingkungan tanah dan vegetasi. Perhitungan densitas
radionuklida yang masuk ke wilayah udara ditentukan dengan persamaan penyebaran asap gaussian, selanjutnya dengan memperhitungkan faktor deposisi
basah dan kering radionuklida akan memasuki permukaan darat tanah dan vegetasi. Pada permukaan tanah radionuklida akan mengalami kinetika sorpsi
sebagai fungsi waktu kontak karena tanah memiliki nilai koefissien distribusi Kd terhadap serapan radionuklida. Masing-masing cemaran radionuklida memiliki
sifat serapan tertentu terhadap jenis tanah sampai terjadinya kesetimbangan sorpsi Setiawan 1998b. Radionuklida yang menyebar di udara juga akan sampai di
lingkungan air selanjutnya akan mengalami proses fisika kimia dengan air, akan terjadinya pergeseran dan pergerakan radionuklida yang terbawa oleh air.
Pergerakan radionuklida tersebut akan tergantung pada sifat fisika kimia air di suatu lokasi dan akan mengalami distribusi pengaruh kecepatan dan arus air.
Model Distribusi Spasial Untuk Radionuklida
Pembangunan PLTN memerlukan perkiraani terburuk yang mungkin terjadi untuk acuan standar dasar keselamatan untuk perlindungan dan
keselamatan lingkungan. Perkiraan terperinci berkenaan dengan risiko-risiko yang mungkin timbul sebagai dampak dari pembangunan fasilitas pembangkit listrik
tenaga nuklir PLTN dimaksudkan memberikan gambaran akurat berkaitan dengan paparan radiasi radionuklida yang dihasilkan dari kecelakaan PLTN yang
parah. Perkiraan model distribusi spasial radionuklida penting dibuat untuk menentukan luasan wilayah yang akan tercemar dan besaran cemaran yang
mungkin timbul apabila terjadi kecelakaan PLTN terjadi. Perkiraan distribusi
radionuklida secara spasial terhadap kecelakaan PLTN akan memberi rekomendasi bagi stakeholder dan masyarakat serta lingkungan lainnya dan
memberi informasi praktis dalam membuat berbagai keputusan terarah baik untuk
pengambil kebijakan ataupun bagi masyarakat umum dan lingkungan lain yang akan terkena dampak kecelakaan PLTN. Perkiraan distribusi radionuklida akibat
kecelakaan PLTN yang mencemari lingkungann dapat dihasilkan dari pemodelan
secara spasial dari distribusi radionuklida.
Model distribusi spasial radionuklida yang dihasilkan lebih lanjut diharapkan akan dapat memperkirakan luasan wilayah yang akan tercemar dan
menentukan besaran cemaran yang mungkin timbul akibat kecelakaan PLTN terjadi. Model dimaksudkan untuk menggambarkan perpindahan cemaran
radionuklida ke lingkungan melalui perkiraan distribusi radionuklida yang diakibatkan oleh kecelakaan PLTN di wilayah yang berdekatan dengan PLTN.
Selain itu, model spasial dapat digunakan untuk evaluasi dan perkiraan luasan distribusi radionuklida yang memasuki wilayah udara, tanah dan wilayah air.
Model distribusi spasial radionuklida akan bermanfaat dan menjadi acuan dasar dalam pelaksanaan pembangunan serta oprasional PLTN untuk mencegah
dampak besar bagi lingkungan yang diakibatkan kesalahan oprasi atau sebab- sebab lain yang mungkin timbul tidak terduga. Model spasial ini akan menambah
pemahaman berkenaan dengan perencanaan oprasional PLTN yang dikembangkan dalam tinjauan pembangunan PLTN di Indonesia. Model distribusi spacial
radionuklida dimaksudkan untuk menggambarkan perpindahan cemaran radionuklida ke lingkungan melalui perkiraan distribusi radionuklida akibat
kecelakaan PLTN ULA Muria Jepara Jateng diperlukan untuk mengetahui luasan sebaran radionuklida yang akan berdampak negatif bagi lingkungan pada radius
35 km dari titik pusat lokasi yang meliputi wilayah kabupaten Jepara, sebagian wilayah kabupaten Pati, Demak, dan Kudus. Model distribusi spasial
radionuklida yang terdapat di lingkungan udara dan lingkungsn darat dari kecelakaan besar PLTN dapat menjadi sumber informasi sebagai pijakan dalam
strategi sistematika penyelamatan lingkungan hidup di sekitar pusat kecelakaan. Oleh karena itu, model distribusi spasial radionuklida dari simulasi kecelakaan
PLTN adalah hal penting dalam pijakan pengambilam keputusan baik keputusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah kabupaten di sekitar lokasi PLTN serta
stakeholder yang berkepentingan dengan PLTN.