Latar Belakang Kecelakaan Nuklir dan Kelistrikan Indonesia

pengambil kebijakan ataupun bagi masyarakat umum dan lingkungan lain yang akan terkena dampak kecelakaan PLTN. Perkiraan distribusi radionuklida akibat kecelakaan PLTN yang mencemari lingkungann dapat dihasilkan dari pemodelan secara spasial dari distribusi radionuklida. Model distribusi spasial radionuklida yang dihasilkan lebih lanjut diharapkan akan dapat memperkirakan luasan wilayah yang akan tercemar dan menentukan besaran cemaran yang mungkin timbul akibat kecelakaan PLTN terjadi. Model dimaksudkan untuk menggambarkan perpindahan cemaran radionuklida ke lingkungan melalui perkiraan distribusi radionuklida yang diakibatkan oleh kecelakaan PLTN di wilayah yang berdekatan dengan PLTN. Selain itu, model spasial dapat digunakan untuk evaluasi dan perkiraan luasan distribusi radionuklida yang memasuki wilayah udara, tanah dan wilayah air. Model distribusi spasial radionuklida akan bermanfaat dan menjadi acuan dasar dalam pelaksanaan pembangunan serta oprasional PLTN untuk mencegah dampak besar bagi lingkungan yang diakibatkan kesalahan oprasi atau sebab- sebab lain yang mungkin timbul tidak terduga. Model spasial ini akan menambah pemahaman berkenaan dengan perencanaan oprasional PLTN yang dikembangkan dalam tinjauan pembangunan PLTN di Indonesia. Model distribusi spacial radionuklida dimaksudkan untuk menggambarkan perpindahan cemaran radionuklida ke lingkungan melalui perkiraan distribusi radionuklida akibat kecelakaan PLTN ULA Muria Jepara Jateng diperlukan untuk mengetahui luasan sebaran radionuklida yang akan berdampak negatif bagi lingkungan pada radius 35 km dari titik pusat lokasi yang meliputi wilayah kabupaten Jepara, sebagian wilayah kabupaten Pati, Demak, dan Kudus. Model distribusi spasial radionuklida yang terdapat di lingkungan udara dan lingkungsn darat dari kecelakaan besar PLTN dapat menjadi sumber informasi sebagai pijakan dalam strategi sistematika penyelamatan lingkungan hidup di sekitar pusat kecelakaan. Oleh karena itu, model distribusi spasial radionuklida dari simulasi kecelakaan PLTN adalah hal penting dalam pijakan pengambilam keputusan baik keputusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah kabupaten di sekitar lokasi PLTN serta stakeholder yang berkepentingan dengan PLTN.

1.2 Perumusan Masalah

Pembangunan PLTN ULA Muria Jateng dalam tahapan kerjanya memerlukan sistem keselamatan dan keamanan yang tinggi. Pada tahapan oprasional PLTN memiliki potensi kecelakaan nuklir yang akan mencemari lingkungan. Kecelakaan yang dimaksud baik akibat bencana alam ataupun karena kesalahan oprasional. Oleh karena itu perlu tindakan prepentif untuk mengetahui zona kedaruratan sebagai langkah preventif mencegah dampak negatif akibat kecelakaan nuklir yang digambarkan seperti Gambar 1. Kecelakaan PLTN yng mungkin terjadi memerlukan perkiraan distribusi radionuklida dan besaran cemaran radionuklida pada lingkungan studi akibat kecelakaan PLTN sehingga diperoleh model spasial dari model matematika gaussian yang sudah diuji dapat digunakan dalam distribuasi radionuklida. Permasalahan utama yang dapat dikemukakan untuk dapat menentukan model spasial radionuklida di wilayah studi akibat kecelakaan PLTN antara lain: a Bagaimana pengaruh karakteristik wilayah studi iklim mikro dan vegetasi terhadap distribusi jenis radionuklida dari kecelakaan PLTN di darat? b Seberapa besar luas cemaran radionuklida yang diterima wilayah sekitar pusat kecelakaan? c Wilayah mana saja yang diklasifikasikan zona Precautionary Action Zone PAZ yang pelu penanggulangan segera setelah dinyatakan terjadi kecelakaan reaktor?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Luasan wilayah studi yang akan terkena dampak radionuklida dari kecelakaan PLTN Muria diteliti dengan membuat model spasial disribusi radionuklida dengan tujuan sebagai berikut: 1 Untuk mengetahui faktor kondisi, jarak dan waktu yang berpengaruh terhadap distibusi setiap jenis radionuklida pada kecelakaan PLTN; 2 Untuk mengetahui pola distribusi radionuklida di lingkungan pada kecelakaan PLTN dan dapat menentukan laju degradasi di lingkungan darat dengan GIS dari waktu ke waktu; 3 Untuk dapat menentukan zonasi kedaruratan apabila kecelakan nuklir terjadi di wilayah studi. 4 Untuk dapat memperkiraan luasan distribusi radionuklida dari kecelakaan PLTN di masa depan. Hasil penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat antara lain: a sebagai arahan pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDA dan tata ruang di Wilayah studi bagi stakeholder; b sebagai perkiraan awal dalam mengamankan lingkungan hidup di wilayah studi PLTN Muria apabila terjadi kecelakaan PLTN. Gambar 1 Masalah penelitian PEMBANGUNAN PLTN MURIA JATENG DAMPAK NEGATIF BAGI LINGKUNGAN TAHAPAN PRA-OPERASI TAHAPAN OPERASI TAHAPAN PASCA-OPRASI KECELAKAAN NUKLIR PERISTIWA ALAM KEGAGALAN OPRASI: Kesalahan Manusia dan Mesin TINDAKAN PREVENTIF PENGAMANAN LINGKUNGAN Zonasi Kedaruratan TINDAKAN PENYELAMATAN LINGKUNGA N TINDAKAN REHABILITASI LINGKUNGAN MODEL DISTRIBUSI SPASIAL RADIONUKLIDA PADA KECELAKAAN PLTN DAMPAK POSITIF

1.4 Ruang lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan sekenario bahwa telah terjadi kecelakaan parah dari reaktor air ringan bertekanan Pressurized Water Reactor, PWR dengan daya 1000 Mwe yang mengakibatkan terdistribusinya radionuklida dari dalam reaktor ke lingkungan. Distribusi radionuklida tersebut akan berkaitan dengan iklim, cuaca dan curah hujan, kecepatan dan arah angin, vegetasi yang ada dan karakteristik tanah di wilayah studi sesuai dengan rujukan Safety Guide Standart No. NS-G-3.2, IAEA 2002. Radionuklida Inventory dalam reaktor diasumsikan telah keluar reaktor yang terdiri dari berbagai radionuklida memasuki lingkungan. Studi unsur-unsur inventory yang ada dalam reaktor PWR 1000MWe menggunakan rujukan antara lain TECDOC-955, Generic procedures for determining protective actions during reactor accidents IAEA 1997 dan NRPBR 1995, Handbook of Radioactive Nuclides Wang 1970 dan Kajian Dampak Radiologi dan Pemanfaatan Ruang Sekitar PLTN Pane 2006. Perhitungan dasar dilakukan terhadap jumlah radionuklida inventory yang keluar reaktor menuju lingkungan udara dan mengalami deposisi disesuaikan dengan kondisi wilayah studi. Berkaitan dengan perhitungan dasar menggunakan rujukan antara lain Safety Report Series No. 19 Generic Model for Use in Assessing the Inpact of Discharge of Radioactive Substances to the Environment IAEA 2001 dan rujukan Radiological Assessment: Predicting the Transport, Bioaccumulation, and Uptake by Man of Radionuclides Released to the Environment NCRP 1984. Berkaitan dengan iklim wilayah studi berupa data angin dan curah hujan menggunakan rujukan. NEWJEC Feasibility Study of The First Nuclear Power Plants at Muria Peninsula, Central Jawa BATAN 1992, Susilo 1995, BMG 2010. Data mengenai kondisi tanah dan karakteristik tanah serta kondisi vegetasi serta lingkungan lainnya yang berada di wilayah rencana pembangunan PLTN selain dari analisis tanah sekitar wilayah studi juga memperoleh rujukan dari banyak sumber Purnomo 2001, Setiawan 1998, Sucipta 1995, Martin 1996, BPS 2010 Wilayah studi dalam satuan desa diperlukan di dalam penelitian sehingga dilakukan pemetaan menggunakan peta rupa bumi yang diterbitkan Bakosurtanal dan melakukan digitasi menggunakan Software ArcView 3.2 ArcGis 9.3 yang meliputi 260 kode wilayah desa dari 4 kabupaten yang berada pada radius 35 km dari pusat kecelakaan PLTN. Model distribusi spasial radionuklida di wilayah studi dibuat pada jarak dan waktu tertentu dari sumber melalui tahapan inventarisasi dan pemilihan model yang tepat dengan melakuklan uji coba, dilanjutkan dengan membuat model serta memvalidasi model menggunakan analisis spasial dan analisis geostatistik menggunakan Software ESRI Arc GIS 9.3. Rujukan yang digunakan antara lain Using ArcGIS™ Spatial Analyst , GIS by ESRI Jill 2002 dan GIS Functions–Interpolation, Department of Surveying University Budapest Sarkozy 1998.

1.5 Kerangka Pemikiran

Oprasional PLTN Muria berpeluang mengalami kecelakaan akibat berbagai faktor, baik eksternal maupun internal, yang dapat diduga atau tidak dapat diduga. Kecelakaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya distribusi radionuklida ke lingkungan tergantung pada karekteristik iklim wilayah tempat kejadian. Distribusi radionuklida ke lingkungan dari kecelakaan PLTN Muria dengan melakukan asumsi antara lain: a Kecelakaan parah telah menyebabkan terdistribusinya radionuklida ke udara yang disebarkan oleh dorongan angin sesuai dengan karakteristik wilayah studi; b Dengan adanya hujan dan angin tersebut cemaran radionuklida akan memasuki wilayah tanah dan vegetasi keduanya dalam penelitian ini disebut wilayah darat dan akan mengalami proses fisika kimia sesuai wilayah studi; c Distribusi radionuklida dapat digambarkan secara spasial yang memberi out put luasan wilayah yang tercemar serta zonasi kedaruratan. Model distribusi spasial radionuklida pada kecelakaan parah PLTN Muria yang diteliti adalah pemetaaan densitas distribusi radionuklida dengan berkonsentrasi pada model distribusi spasial radionuklida yang terdapat di wilayah darat dibandingkan dengan model spasial di wilayah udara, dengan alasan karena wilayah darat merupakan ekosistem hunian berbagai makhluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuhan yang perlu mendapat medapat perlindungan terhadap dampak cemaran radionuklida jika terjadi kecelakaan PLTN. Kerangka pemikiran penelitian secara luas dapat terlihat di dalam Gambar 2 dimana PLTN mengalami kebocoran reaktor selanjutnya radionuklida hasil fisi reaktor keluar terdistribusi ke udara selanjutnya mengalami deposisi basah dan kering akan mencemari permukaaan tanah maupun vegetasi dan lingkungan lainnya. Penelitian ini terbatas pada distribusi radionuklida yang ada di wilayah udara dan di permukaan vegetasi dan permukaan tanah non-vegetasi.

1.6 Kedudukan Penelitian dan Kebaruan Penelitian Novelty

Penelitian yang berkaitan dengan wilayah studi Ujung Lemah Abang ULA Muria di lingkungan lokasi rencana pembangunan PLTN telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Para peneliti tersebut telah melakukan penelitian mengenai kaitan radionuklida dengan lingkungan abiotik dan dampak radionuklida terhadap lingkungan tetapi terbatas pada lingkungan udara, tanah dan air secara parsial. Tabel 1 menjelaskan penelitian yang sudah dilakukan dan kedudukan penelitian ini di antara hasil penelitian para peneliti sebelumnya. Penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya memiliki cakupan yang lebih teritegrasi mengenai radionuklida terhadap lingkungan udara, tanah dan vegetasi, sehingga memperoleh kebaruan antara lain menemukan model distribusi secara spasial untuk radionuklida yang tersebar di lingkungan tanah dan vegetasi pada kecelakaan PLTN di wilayah studi; dapat menemukan luasan distribusi radionuklida yang terdapat di desa wilayah studi; dapat menemukan tingkat pengaruh luasan tanah dan vegetasi terhadap zona kedaruratan pada kecelakaan PLTN, dapat menemukan laju degradasi radionuklida di permukaan darat serta dapat memperkirakan luasan distribusi radionuklida pada kejadian kecelakaan di masa depan.