2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Awal Berkaitan dengan Listrik Indonesia
Penduduk Indonesia setiap tahun terus bertambah, dan dari hasil sensus penduduk tahun-tahun sebelumnya dapat digunakan untuk memperkirakan
lonjakan penduduk di tahun-tahun mendatang. BPS mencatat penduduk Indonesia pada tahun 2005 adalah 219.204700 orang dengan laju pertumbuhan penduduk
sekitar 1.3 pertahun. Pada tahun 2010 penduduk Indinesia berjumah 230.632.700 orang dengan laju pertumbuhan pada tahun 2010 adalah 1.22 .
Tahun 2015 total penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 247.572.400 orang dengan laju pertumbuhan pada tahun berjalan sekitar 1.12 . Tahun 2020
penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 261.005.000 orang dengan laju pertumbuhan 0.99 . Pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia mencapai
273.219.000 orang dengan laju pertumbuhan 0.84 . Dalam 20 tahun penduduk Indonesia bertambah rata-rata 1.094 setiap tahunnya BPS 2010. Rasio Jumlah
penduduk Indonesia terhadap jumlah rumah tangga dari olahan data laporan Biro Pusat Statistik BPS diperoleh angka rata-rata 1 : 3.95; tahun 2010 terdapat
59.122.523 rumah tangga, tahun 2015 diperkirakan 62.691.742 rumah tangga, tahun 2020 diperkirakan terdapat 66.093.224 rumah tangga dan pada tahun 2025
terdapat 69.186.176 rumah tangga. Jumlah rumah tangga ini merupakan target yang akan dijadikan sasaran pelayanan listrik oleh PLN.
Indonesia masih memiliki sekitar 6000 wilayah ADB 2006, dengan populasi sekitar 90 juta orang yang belum menikmati tenaga listrik. Ketidak-
tersedian listrik ini memberi kontribusi pada kesulitan akses informasi, rendahnya pendapatan dan kesulitan membangun usaha. International Labour Organization
ILO memperkirakan jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 129,6 juta atau sekitar 66.3 BPS 1999. Tingginya angka kemiskinan tersebut mengindikasikan
bahwa konsep pembangunan di berbagai sektor belum mampu membentuk sosial eknomi masyarakat yang tangguh. Data Biro Pusat Statistik BPS 2008 dan data
Perusahaan Listrik Negara PLN 2008 dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RUPTL dapat diolah menjadi Tabel 2 yang mengindikasikan masih
terdapat sekitar 63 juta orang Indonesia yang belum menikmati listrik pada tahun
2009 dan 50 Juta di tahun 2010. Data mengindikasikan, bahwa saat ini keterbelakangan akan sumber-sumber informasi dan penggunaan teknologi pada
rakyat Indonesia masih tinggi. Masih banyak rakyat Indonesia yang tidak dapat menikmati listrik dengan baik, terutama masyarakat yang bertempat tinggal di
daerah-daerah pedalaman.
Tabel 1 Jumlah penduduk dan rumah tangga RT yang sudah dan belum
menikmati listrik
Tahun Jml
Penduduk jiwa
Total Pelangga
n PLN RT
Jml RT Terlayani
Jml RT Tak
Terlayani Jml jiwaklg
Tidak Menikmati
Listrik jiwa
2003 213550500
54076516 32151000 21925516
3.949043241 86584810.76
2004 216381600
54793424 33366000 21427424
3.949043241 84617823.22
2005 219204700
55508306 34559000 20949306
3.949043241 82729714.64
2006 222051300
56229139 35751000 20478139
3.949043241 80869055.1
2007 224904900
56951744 37334000 19617744
3.949043241 77471319.65
2008 227779100
57679566 39497477 18182089
3.949043241 71801854.49
2009 230632700
58402171 42454289 15947882
3.949043241 62978875.17
2010 233477400
59122523 46495348 12627175
3.949043241 49865259.61
2011 236331300
59845204 52018240 7826964
3.949043241 30909019.09
2012 239174300
60565126 59566346 998779
3.949043241 3944222.178
Sumber : Olahan Data BPS dan RUPTL PLN, 2008
Grafik persentase penduduk Indonesia yang terlayani dan yang tidak terlayani dapat diperkirakan seperti pada Gambar 3 dengan asumsi bahwa PLN
dapat membangun sesuai dengan perencanaan tanpa menghadapi berbagai kendala baik kendala keuangan untuk pengadaan dan perawatan, tidak ada kelangkaan
bahan bakar dan melakukan inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan teknologi untuk mengganti teknologi dan peralatan yang usang; serta tidak ada
kendala lain yang sukar diperkirakan seperti bencana alam dan perubahan kebijakan sosial politik di masyarakat. Dari Gambar 3 tersebut, bila sesuai dengan
perencanaan dapat diperkirakan bahwa pada tahun 2013, hampir seluruh rakyat dapat menikmati listrik.
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 diperkirakan masih terdapat sekitar 50 juta rakyat Indonesia masih belum menikmati listrik dan tahun 2012
masih terdapat sekitar 40 juta rakyat yang tidak menikmati listrik yang memiliki kaitan dengan besarnya keterbelakangan dan kemiskinan.rakyat Indonesia.
2003 2004 2005 2006
2007 2008 2009 2010
2011 2012 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
R um
a h Ta
ngga Te
rl a
y a
ni da
n Ti da
k Te
rl a
y a
ni
Tahun
Terlayani Tidak Terlayani
Gambar 1 Persentase rumah tangga RT yang terlayani dan tidak terlayani aliran listrik Sumber: Olehan data BPS 2010
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang tinggi akan menimbulkan banyaknya penduduk yang tidak dapat menikmati listrik perlu diantisipasi secepat
mungkin, apabila tidak dapat diantisipasi maka tahun-tahun mendatang menyebabkan terjadinya pertambahan jumlah penduduk miskin dan penurunan
tingkat pendidikan masyarakat yang menghambat kemajuan pembangunan Indonesia. Antisipasi petumbuhan penduduk yang tidak dapat menikmati listrik
dapat dilakukan dengan pemenuhan tenaga listrik untuk mengimbangi tingginya laju permintaan energi listrik masyarakat.
PLN RUPTL 2010 melaporkan bahwa permintaan tenaga listrik meningkat lebih cepat tiga kali lipat pada tahun 2025 100 GW dibandingkan tahun 2000
29 GW dan diperkirakan kebutuhan energi nasional terus tumbuh rata-rata 6,5 pertahun. Pemenuhan kebutuhan energi tersebut, saat ini masih tetap
mengandalkan produk hasil olahan minyak yang berasal dari gas bumi 40 persen, batubara 30 persen diikuti tenaga air, panas bumi, tenaga terbarukan
lainnya dan tenaga nuklir. Pangsa nuklir dalam sistem pembangkitan listrik tahun 2025 nanti diperkirakan sekitar 5 persen. OECDIAEA, 2005. Pada tahun 2025
kebutuhan listrik Pulau Jawa sekitar 925 PJ, Pulau Sumatra sekitar 400 PJ, Pulau Kalimantan dan Pulau-Pulau lain membutuhkan sekitar 300 PJ Petajoules -
10
15
Joules. PLN dalam perencanaan RUPTL 2006-2015 tidak mencapai sasaran